46

7.8K 729 36
                                    

Satu bulan berlalu setelah Abel dan Agam kembali menjalin hubungan mereka. Ada beberapa perbedaan yang begitu nyata pada awalnya. Agam jadi jauh lebih agresif dan Abel tidak sesabar dulu menghadapi Agam. Mereka sempat beradu mulut beberapa kali. Abel yang risih karena keagresifan Agam, dan Agam yang tidak ada niatan menahan diri untuk menunjukkan hubungan mereka pada publik. Syukurnya, hal itu berakhir dengan baik.

Caranya yang kadang tidak baik, karena seringnya Agam melemparkan Abel ke ranjang dulu dan membuatnya menjerit-jerit tak karuan. Setelahnya, barulah ia mengkomunikasikan permasalahan mereka. Yah, karena hal itulah, Abel jadi memutuskan untuk mengurangi perdebatan dengan Agam. Lebih baik mengalah daripada jam tidurnya dibuat berkurang banyak oleh Agam.

"Artikelnya makin banyak," lapor Agam sambil duduk di kursi meja makan. Dia bertopang dagu di meja, menatap layar ponselnya dengan wajah malas. Sementara, Abel sedang memasak ikan fillet pedas manis kesukaan Agam. Ia melirik ke arah Agam dengan tatapan cemas. Menyadari lirikan Abel, Agam memberi senyum menenangkan.

"Aku nggak apa-apa, Kak Abel. Cuma, aku khawatirnya privasi Kak Abel yang kenapa-kenapa. Apalagi, ada banyak foto kita sama-sama dari lima tahun lalu sampai hari ini beredar di sosmed," kata Agam lagi.

Karena Agam tidak ada niatan menyembunyikan hubungan mereka, beberapa kali keduanya tertangkap paparazi saat kencan dalam bulan ini. Paparazi itu tidak bisa masuk ke Perumahan Baneswara untungnya. Privasi dan keamanan kompleks Perumahan Baneswara sudah semakin ditingkatkan sejak dua tahun lalu. Jadinya, Abel tidak perlu khawatir jika ada paparazi yang mencoba mengejarnya sampai ke rumah. Mereka tidak akan bisa masuk.

Dan karena sudah ketahuan paparazi, tentunya foto-foto mereka yang sedang berkencan tersebar luas di mana-mana. Bahkan, foto kencan mereka lima tahun yang lalu juga ada, diambil secara candid dengan kualitas baik yang langsung membuat siapapun mengenali jika orang yang ada dalam foto adalah Agam. Wartawan juga mengejar Agam karena ini kedua kalinya lelaki itu terkena rumor setelah Karina Ornella. Bukannya tinggal di rumahnya yang lebih privat, Agam malah memilih terang-terangan tinggal bersama dengan Abel.

"Dari dua hari lalu, pembahasannya kamu mulu di sosmed. Kamu terkenal banget sekarang, Gam," ujar Abel sambil melanjutkan kegiatannya.

Agam mematikan ponselnya dengan wajah malas. "Percuma kalau Kak Abel masih belum jadi istrinya Agam."

Abel hanya tertawa mendengar celetukkan Agam. Kalau dulu ia akan merasa tak nyaman, maka sekarang Abel hanya menanggapinya dengan tawa santai. Abel masih belum siap menikah, tetapi ia sedikit mengubah pikirannya. Sepertinya, ia bisa kalau dengan Agam. Setelah berpisah dengan lelaki itu selama lima tahun, Abel menyadari betapa sepi dan sedih kehidupannya.

"Sabar, Gam. 'Kan, aku udah janji mau ajak kamu balik ke kampungku Natal nanti," kata Abel lembut. "Natal juga masih lama, tujuh bulan lagi loh."

Agam mencebik, menatap Abel tak puas tetapi tidak bisa protes juga. Setidaknya, kali ini Abel memberikannya janji dan tanggal untuknya bertemu dengan kedua orang tuanya. Agam menatap punggung Abel. Perempuannya mengenakan kaus pas badan yang warnanya sudah agak luntur dan celana pendek longgar sepaha. Rambutnya dijepit sembarangan, memamerkan lehernya yang terdapat bekas-bekas gigitan Agam di sana.

"Tapi, Agam udah nggak sabar-"

Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, ponsel Abel yang ada di meja makan bergetar. Agam melirik layarnya, mendapati ada panggilan video dari ayah Abel. Ia mengedipkan mata, sedikit terkejut. Baru saja ia membahas soal ingin bertemu dengan orang tua Abel.

"Ada video call," lapor Agam. "Dari ayahnya Kak Abel."

Abel menoleh ke arahnya dengan wajah terkejut. "Dari Ayah?"

No Strings AttachedKde žijí příběhy. Začni objevovat