5. Kamu Siap?

27.9K 1.5K 13
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤAsya sampai di Bandung pukul sebelas malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Asya sampai di Bandung pukul sebelas malam. Sampai di terminal, terlihat Umar sudah menunggu Asya di salah satu kursi. Umar langsung berdiri saat melihat Asya keluar dari bus yang baru masuk ke terminal. Umar mendekat lalu menyalami Asya.

"Assalamualaikum, Teh."
"Waalaikumsalam. Ayo langsung pulang aja."

Umar mengangguk, membawa tas kecil Asya dan berjalan ke motornya. Membantu Asya untuk naik ke motor karena Asya memakai abaya. Sepuluh menit perjalanan mereka sampai di rumah, cepat karena jalanan sudah lengang.

Asya langsung turun, membuka pintu dan langsung mengucap salam. Bapak dan ibunya masih terjaga menunggu Asya pulang.

"Kok belum tidur sih Pak, Bu?" Tanya Asya sambil menyalami kedua orang tuanya.

"Ini mau tidur, ya udah kamu juga langsung istirahat ya." Jawab ibu.

Asya mengangguk, langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Setelah itu Asya langsung tidur karena lelah, selesai bekerja tadi, Asya langsung ke terminal. Setelah mengajukan cuti dua minggu lalu, akhirnya Asya diizinkan untuk cuti. Walaupun hanya tiga hari.

Tok.. tok..

"Sya.."

"Asya subuh."

Asya terlonjak kaget dan langsung bangun. Dia melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul lima pagi, dia tidak sholat tahajud.

"Iya Bu." Jawab Asya langsung bangun dan mengenakan khimarnya. Berjalan keluar dan mengambil wudu. Kamar mandi di rumah ini hanya satu di dekat dapur. Jadi jika ingin menggunakan kamar mandi, mereka harus bergantian.

Di dapur hanya terlihat ibu, sepertinya bapak dan Umar belum pulang selepas sholat di masjid. Asya langsung sholat subuh lalu setelahnya dia mandi dan membantu ibu untuk menyiapkan jualan hari ini.

"Oh iya Bu, nanti ada keluarga Bu Nyai Aisyah, anak pemilik pesanter yang waktu itu Asya liput mau ke sini katanya. Mau silaturahim." Ucap Asya,
"Iya nanti bilang sama Bapak, jam berapa?"
"Kurang tau, tapi mungkin sore atau malem."
"Ya udah nanti kamu bantu Ibu masak ya, kita masak siang aja."

Asya mengangguk,

"Ibu kenapa bisa jatoh di kamar mandi?" Tanya Asya ingat alasan utama dia pulang,

"Licin Sya,"
"Hati-hati lho Bu, jangan melamun, kalo ada yang sakit langsung bilang Bapak atau Umar."
"Iya iya."

Beberapa saat kemudian bapak dan Umar datang, mereka terlihat mengobrol lalu duduk di depan televisi. Asya membuatkan minuman untuk bapak dan Umar, lalu membawakannya ke depan.

"Pak, nanti ada keluarga Bu Nyai Aisyah mau ke sini." Ucap Asya,
"Nyai Aisyah yang mana?" Tanya bapak
"Anak Kiai pemilik pesantren, Pak. Pesantren yang waktu itu Asya liput."
"Oh, iya iya. Apa Bapak perlu libur aja jualannya?"
"Ga usah Pak, mungkin mereka ke sini sore atau malem. Bapak jualan aja gapapa, nanti kalo mereka ke sini, jualannya titip Umar dulu atau Mang Edi."
"Ya udah."

Hakim Where stories live. Discover now