41. Waktu Yang Berlanjut

20.4K 1.4K 110
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ"Bu, ada paket, COD

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Bu, ada paket, COD."

Asya mengangkat wajahnya, dia sedang memasak untuk makan siang.

"Lagi?" Tanya Asya mengembuskan napas, bibi hanya mengangguk sambil terkekeh pelan,

Asya berjalan keluar dengan pelan sambil membawa dompet dan ponselnya.

"Pak, saya ga ada uang tunai, bisa pake qris atau transfer ga?" Tanya Asya
"Bisa, Bu. Ditransfer saja," jawab kurir itu sambil memberikan nomor rekeningnya,
"Berapa Pak?" Tanya Asya
"Empat ratus dua puluh tujuh ribu,"

Asya mentransfer sebesar yang disebutkan lalu berterima kasih. Asya menoleh ke teras melihat paket yang cukup besar, lalu menyeretnya masuk.

Baru Asya masuk, terdengar suara motor masuk ke halaman rumah. Motor Hakim. Asya kembali membuka pintu dan menunggu Hakim masuk,

"Assalamualaikum," salam Hakim sambil mengulurkan tangannya, dia pulang untuk makan siang setelah sholat Jum'at di masjid komplek,

"Waalaikumsalam." Jawab Asya menyalami Hakim,

Hakim kemudian berjongkok mencium perut Asya yang sudah membesar. Usia kandungan Asya sudah enam bulan, perutnya sudah membuncit, Asya sempat kaget dengan perkembangan perutnya, karena di bulan keempat, perutnya masih terlihat kecil tapi dua bulan kemudian perut Asya langsung terlihat besar.

"Paket kamu tuh, beli apa lagi kali ini?" Tanya Asya sambil menunjuk paket di dekat sofa,
"Bantal buat ibu hamil, saya lihat di instagram katanya bagus buat ibu hamil pas tidur."

Asya menghela napas pelan, belakangan ini, Hakim sedang gemar sekali belanja online, memang kebanyakan barang untuk Asya, tapi kebanyakan juga barang tidak penting, seperti waktu itu, Hakim memesan sepasang kaos kaki bergambar lumba-lumba untuk Asya dengan harga lebih dari dua ratus ribu, Asya kesal, kaos kaki bahan apa sampai semahal itu? Pikirnya. Tapi ternyata yang membuat mahal adalah ongkos kirim dari pulau di ujung Indonesia. Sejak hari itu, Asya mengajari Hakim untuk memakai voucher gratis ongkos kirim saat berbelanja online.

"Belanja sih belanja, tapi ga COD juga. Asya belum tarik tunai, untung bisa transfer." Ucap Asya sambil berjalan kembali ke dapur, Hakim mengikutinya dari belakang.
"COD? Perasaan saya sudah bayar."
"Asya udah bilang, ga usah belanja online lagi, kalo mau apa-apa bilang dulu sama Asya, biar Asya yang pesan."
"Iya maaf, nanti saya bilang dulu. Berapa tadi COD-nya?"
"Empat ratus, lagian bantal kaya gimana sih sampe mahal kaya gitu,"
"Nanti saya ganti ya, mau transfer atau uang tunai?"
"Ga usah, bantuin bersihin udang aja." Asya menunjuk wadah berisi udang yang belum dibersihkan.

Hakim berdiri lalu membantu Asya, sebelum itu Hakim mencium pipi Asya sekali, "jangan marah-marah, Bunda. Nanti Ayah ganti kok uangnya."

"Diem ih ga usah cium cium."

Hakim terkekeh lalu menjauh setelah Asya memukul lengannya. Setelah membersihkan udang, Hakim mencuci tangannya lalu berdiri di belakang Asya. Memeluknya dari belakang dan mengangkat sedikit perutnya. Dia melihat video seorang pria yang melakukan hal yang sama kepada istrinya yang hamil. Sejak perut Asya mulai membesar, Hakim mencoba mempraktekkannya dan ternyata Asya suka.

Hakim Where stories live. Discover now