35. Ombak

20.9K 1.4K 144
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤKeesokan harinya, Hakim dan Asya pergi ke Bandung dan menginap beberapa hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Keesokan harinya, Hakim dan Asya pergi ke Bandung dan menginap beberapa hari. Mereka juga sempat berjalan-jalan sekeluarga ke salah satu tempat bermain di sana. Itu idenya Hakim yang bahkan Asya saja tidak tahu. Setelah beberapa hari, mereka langsung pergi ke Malang dari Bandung. Orang tua Hakim, Hilmi juga Laila, sudah terlebih dahulu pergi ke Malang. Pagi ini, Hakim dan Asya baru sampai di bandara dan sedang menunggu jemputan.

"Mas, Asya mau itu dong." Asya menunjuk toko roti yang harumnya tercium dari seluruh sudut bandara,
"Saya belikan, tunggu di sini, jangan kemana-mana, jangan gerak." Ucap Hakim lalu pergi ke toko roti yang Asya maksud.

"Lebay banget jangan gerak," gumam Asya pelan sambil terkekeh,

Beberapa menit kemudian Hakim kembali dengan roti di tangannya, memberikannya kepada Asya lalu menarik Asya untuk berdiri.

"Jemputan kita sudah di depan, ayo." Ajak Hakim lalu menarik koper kecil mereka sambil menggandeng Asya.
"Mas, Asya pengen ke pantai deh."
"Boleh, besok lusa ya."
"Bener ya? Di sini ada pantai yang bagus ga?"
"Banyak sayang, nanti saya ajak ke pantai yang sepi. Pantai biasa kalau liburan seperti ini pasti penuh."
"Emang Mas tau?"
"Tahu lah, kalau saya tidak tahu mana mungkin saya ajak kamu."
"Iya juga."

Hakim terkekeh pelan. Mereka berjalan keluar bandara dan menghampiri mobil yang mereka kenali. Kali ini Hilmi yang menjemput mereka. Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di ndalem, Hakim dan Asya langsung bersalaman dengan pakde, bukde, dan yang lainnya. Keluarga Halimah juga ada di sana, hanya keluarga Salama yang tidak ada, Salama sudah terlebih dahulu pulang karena cuti suaminya yang sebentar.

"Istirahat dulu, udah makan belum?" Tanya bunda
"Sudah, Bun." Jawab Hakim,

Mereka duduk di ruang keluarga, Hakim menyimpan kopernya di samping sofa dan menarik Asya untuk duduk di sampingnya.

"Om THR Laden mana Om?" Pinta Raden sambil naik ke sofa,
"Om-nya baru datang lho, nanti lagi." Tegur Halimah,
"Ga ada, Raden ga dapet THR, semua uang Om Hakim cuma buat Tante." Sahut Asya usil,
"Dih dih dih kubulannya sempit," sahut Raden,

"Heh astagfirullah, ga boleh gitu, diajarin siapa itu?" Tanya Halimah
"Tik tok," jawab Raden,
"Tik tok, tik tok, wes anak zaman sekarang ni hapeee terus," komen pakde
"Tuh ayahnya yang kasih," ucap Halimah,

Hakim tertawa pelan, lalu mengangkat Zahra yang sejak tadi mengulurkan tangannya,

"Coba minta THR-nya sama Tante, uang Om sekarang di Tante semua, baik-baikin dulu tantenya." Ucap Hakim,
"Om ambil aja dali tasnya. Om kan suami."

Mereka tertawa renyah,

"Halimah Halimah, anakmu itu lho,"

Asya juga ikut tertawa pelan lalu mengeluarkan amplop yang sudah disiapkan Hakim sebelumnya, memberikannya kepada Raden dan Zahra.

Hakim Where stories live. Discover now