42. Satu Tahun

21.1K 1.4K 78
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤBeberapa hari setelah Asya dan Hakim menikah tahun lalu, Asya baru tahu jika hari dimana mereka menikah adalah hari ulang tahun Hakim juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Beberapa hari setelah Asya dan Hakim menikah tahun lalu, Asya baru tahu jika hari dimana mereka menikah adalah hari ulang tahun Hakim juga. Dan ini adalah hari ulang tahun Hakim, juga hari anniversary pernikahan mereka yang pertama. Asya sudah berpikir untuk menyiapkan beberapa hal, yang pertama adalah kado ulang tahun untuk Hakim, awalnya Asya bingung harus memberi hadiah apa, tapi akhirnya Asya memutuskan untuk membeli sebuah jaket yang memang beberapa kali pernah Hakim ceritakan tapi tidak sempat dibeli. Yang kedua adalah kue ulang tahun, Asya ingin membuatnya sendiri, tapi yang jadi masalahnya adalah, ini hari Sabtu, itu artinya Hakim akan berada di rumah seharian, dan bagaimana caranya membuat kue tanpa ketahuan.

Asya mendesah pelan membuat Hakim menoleh, tadi malam setelah sholat tahajud, Asya sudah mengucapkan selamat ulang tahun, tapi dia belum memberikan kadonya, rencananya akan diberikan bersamaan dengan kue ulang tahun, tapi Hakim tidak kunjung pergi dari sisinya.

"Kenapa?" Tanya Hakim,
"Kamu ga mau pergi gitu?"
"Pergi? Pergi kemana? Humaira mau jalan-jalan?"

Asya tidak menjawab, mungkin dia akan mengganti rencana dengan membeli kue saat Hakim pergi ke masjid nanti siang.

"Ayah ga sabar ketemu Fufu," ucap Hakim sambil mengusap perut Asya yang semakin membesar. Usia kandungannya sekarang sudah tiga puluh lima minggu, tinggal dua minggu lagi dari waktu HPL.

"Nanti kita jalan-jalan ya, Bun," ucap Hakim menatap Asya, dia sekarang lebih sering memanggil Asya dengan sebutan Bunda, agar Fufu bisa langsung mencontoh, katanya.

"Kapan?"

Belum Hakim menjawab, ponselnya berdering. Hakim mengangkat panggilannya terlebih dahulu.

"Assalamualaikum, saya di rumah, hari ini? Harus hari ini ya? Saya kabari lagi nanti. Iya assalamualaikum."

Hakim menatap Asya,

"Kenapa?" Tanya Asya,
"Ada barang masuk di bengkel, saya harus ke sana."
"Oh ya udah, pergi aja dulu, nanti jalan-jalannya malem atau sore."
"Gapapa?"
"Gapapa, cepet sana, nanti di tungguin. Asya ambilin jaket ya."

Hakim menatap Asya ragu, takut jika istrinya marah, terlebih ini hari anniversary mereka.

"Engga deh, ga jadi. Saya suruh orang lain saja yang cek. Ayo siap-siap, kita jalan-jalan sekarang saja." Ucap Hakim,
"Ih kenapa? Asya gapapa, udah sana ke bengkel."
"Tapi-"

"Hoaamm Asya ngantuk, mau tidur sambil nunggu Mas pulang," ucap Asya sambil menguap, lalu berdiri dan mengambil jaket Hakim di dekat sofa.

"Dah sana, pulangnya nitip cimol ya, hati-hati Mas-ku, dadah." Ucap Asya sambil menarik Hakim untuk berdiri dan memakai jaket.
"Beneran gapapa?"
"Iya gapapa, Ayah. Udah sana, keburu siang, nanti jalan-jalannya malah ga jadi."
"Insyaallah saya sebentar,"
"Lama juga gapapa."

Hakim Where stories live. Discover now