21. Cemburu Secara Ugal-ugalan

24.3K 1.4K 79
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤAkhir pekan ini, Hakim mengosongkan jadwalnya untuk pergi ke Malang menghadiri acara rajaban yang diadakan di pondok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Akhir pekan ini, Hakim mengosongkan jadwalnya untuk pergi ke Malang menghadiri acara rajaban yang diadakan di pondok. Orang tuanya sudah pergi beberapa hari lalu, sedangkan Hilmi dan Laila tidak bisa pergi karena dokter tidak menyarankan Laila untuk naik pesawat dan terlalu lama jika mereka naik kereta.
Hakim dan Asya memilih kereta sebagai transportasi mereka kali ini. Sebenarnya Hakim ingin naik pesawat, lebih hemat waktu, tapi Asya bilang dia ingin naik kereta, jadi ya sudah Hakim hanya bisa mengiyakan.

Sekarang sudah seperempat perjalanan menuju Malang dari Jakarta. Asya tiba-tiba terkekeh teringat pertama kali dia melihat Hakim yang saat itu mereka belum saling mengenal, bahkan Asya tidak bisa melihat wajah Hakim dengan jelas.

"Kenapa?" Tanya Hakim
"Asya inget waktu pas pertama kita ketemu di kereta."

Hakim tersenyum, menarik Asya agar bersandar di bahunya.

"Asya kaget tau pas Mas Hakim tiba-tiba bangun terus liat Asya."
"Ya lagian suruh siapa liatin? Sudah tahu bukan mahram."
"Ga liatin tapi ga sengaja liat."
"Masa sih? Kamu terpesona ya sama saya?"
"Dih pede banget, engga ya. Asya cuma penasaran aja, kaya pernah liat tapi di mana gitu lupa."

Hakim terkekeh, lalu mencubit gemas pipi Asya.

"Tidur humaira, kita masih jauh." Ucao Hakim tapi dihiraukan Asya

"Minun coklat kayanya enak deh," gumam Asya
"Mau?"
"Mauuu."
"Saya belikan, tapi setelah itu tidur ya."

Asya mengangguk semangat, Hakim tersenyum lalu berdiri dan berjalan ke gerbong makan. Baru saja Hakim hilang di balik pintu, Asya berpikir untuk ikut dan membeli cemilan yang lain, Asya bangkit lalu menyusul Hakim ke gerbong sebelah karena kebetulan gerbong makan bersebelahan dengan gerbong tempat mereka duduk.

Saat sampai di gerbong makan, Asya melihat Hakim berbicara dengan seseorang wanita sambil membersihkan bajunya.

"Duh maaf ya, Mas. Saya ga lihat ada orang tadi."
"Iya gapapa."

Hakim mengambil coklat yang dia pesan,

"Saya aja yang bayar, Mas." Ucapnya
"Ga usah, Mba."
"Gapapa Mas, sebagai permintaan Maaf."
"Ga usah."

"Sayang!"

Hakim menoleh lalu tersenyum meliha Asya, membawa coklatnya setelah membayar dan menghiraukan wanita yang menumpahkan teh ke bajunya. Menghampiri Asya lalu menggandengnya untuk kembali ke tempat duduk mereka.

Asya melepaskan tangan Hakim saat mereka sudah di gerbong, Asya berjalan terlebih dahulu dan langsung duduk menyilangkan tangannya di dada. Asya merapatkan jaketnya lalu memejamkan matanya.

"Diminum dulu coklatnya, tadi katanya mau coklat." Ucap Hakim setelah duduk di samping Asya.

"Udah ga mau."
"Tadi bilang mau, sekarang ga mau. Mubazir lho, saya ga suka. Ayo minum dulu."

Hakim Where stories live. Discover now