47. To The Moon And Back

19.6K 1.2K 129
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤAsya mematut dirinya di depan cermin, bersiap untuk jalan berdua dengan Hakim, Asya tersenyum riang, tinggal menunggu Hakim pulang dari masjid

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Asya mematut dirinya di depan cermin, bersiap untuk jalan berdua dengan Hakim, Asya tersenyum riang, tinggal menunggu Hakim pulang dari masjid. Hasan dibawa neneknya ke pengajian yang juga diadakan di masjid. Kata Hakim, malam ini biar mereka berdua saja yang jalan-jalan, besok siang barulah mereka bertiga.

"Assalamualaikum,"

Asya langsung keluar kamar dan menyambut Hakim dengan menjawab salamnya, menyalami Hakim lalu mengecup tangannya.

"Bapak sama Umar mana?" Tanya Asya,
"Masih di masjid, saya pulang duluan, katanya kalau kita pergi suruh kunci pintu aja. Bapak mau tunggu ibu sampai selesai pengajian."

Asya mengangguk, menarik Hakim ke kamar untuk berganti baju. Oh iya, Asya, Hakim dan Hasan saat ini sedang ada di Bandung. Kemarin mereka mengadakan syukuran untuk empat bulanan kandung Asya yang memang sengaja diadakan di Bandung atas permintaan Asya, sekalian liburan, katanya.

"Mau kemana?" Tanya Hakim,
"Kemana aja, tapi sebenernya Asya pengen jajan sih."

Hakim tersenyum, sudah pasti jajan, apalagi memangnya?

"Mas."
"Hm?"

Asya membantu Hakim memakaikan bajunya.

"Boleh ga nanti Asya jajan es krim, kan Asya udah lama ga makan es krim." Tanya Asya,
"Boleh," jawab Hakim langsung membuat Asya memekik senang.

"Sayang Mas Hakim banyak banyaaakk!" Ucap Asya dengan gemas sambil mengecupi pipi Hakim membuat Hakim tertawa.

"Sayang Asya lebih banyak!" Balas Hakim.

Asya terkekeh, Hakim duduk dan menyisir rambutnya dan mengecek ponselnya terlebih dahulu, Asya bersingkut mendekat lalu duduk di pangkuan Hakim.

"Mas sekarang jarang cium Asya deh, Hasan terus yang dicium." Ucap Asya,
"Masa sih? Saya cium kamu terus perasaan."
"Engga, Mas cium kalo mau pergi kerja sama mau tidur doang. Asya jadi kaya istri kurang kasih sayang."

Hakim terkekeh, lalu mengecup seluruh bagian wajah Asya.

"Sudah, nanti saya cium lima kali sehari." Ucap Hakim,
"Kurang."
"Terus mau berapa kali?"
"Satu jam sekali."

Hakim tertawa. Akhir-akhir ini Asya lebih ekspresif, tidak malu mengatakan apa yang dia inginkan, terlebih tentang hal yang berkaitan dengan kontak fisik.

"Iya nanti saya pasang alarm satu jam sekali untuk jadwal cium Asya." Ucap Hakim,

Asya tersenyum lalu tiba-tiba menggigit leher Hakim.

Hakim Where stories live. Discover now