Secret Part

8.1K 648 114
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤKaya judulnya, ini secret part, jangan bilang siapa-siapa kalo aku post part ini ya 🤫

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Kaya judulnya, ini secret part, jangan bilang siapa-siapa kalo aku post part ini ya 🤫

Ini timelinenya awal-awal mereka nikah.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Sore hari seperti biasa, Hakim akan mampir untuk membeli jajanan yang Asya minta lewat pesan. Hakim turun dari mobil dan sedikit terkejut saat Asya lebih dulu membuka pintu sambil tersenyum dan memperlihatkan gigi rapinya.

"Assalamualaikum, sayang."
"Waalaikumsalam, Mas." Asya menyalami Hakim lalu mengambil tasnya dan menggandengnya masuk.

Setelah Hakim duduk di ruang keluarga, Asya ke dapur, mengambilkan teh hangat dan camilan yang tadi dia buat.

"Gimana hari ini? Humaira ngapain aja?" Tanya Hakim setelah meneguk sedikit teh yang Asya berikan.
"Asya mau cerita, tapi Mas jangan marah ya?"

Hakim mengerutkan keningnya, "apa emang?"
"Janji dulu jangan marah."
"Iya."
"Janji?"
"Janji sayang. Cerita apa?"

Asya menarik napas panjang lalu mengembuskannya pelan.

"Jadi gini, tadi kan Asya lagi nyuci—"
"Kan saya udah bilang biar saya yang cuci baju."
"Ih dengar dulu. Jangan dipotong."

Hakim mengangguk, "ya udah lanjut."

"Nah pas Asya putar yang waktunya itu, terus mesinnya jalan kan, tapi ada suara duk duk nya–"
"Bagian buat keringin baju?"
"Ihhhh Asya udah bilang jangan dipotong. Udahlah Asya malas cerita."

Asya langsung berdiri hendak meninggalkan Hakim.

"Eh iya iya, maaf humaira. Saya lupa, sini duduk lagi, lanjut dulu ceritanya." Hakim menarik Asya sampai kembali terduduk.

Asya cemberut memalingkan wajahnya dari Hakim.

"Maaf dong, ayo lanjut ceritanya, saya juga mau cerita, jadi gantian."
"Cerita apa?"
"Humaira dulu, baru saya."

Asya masih cemberut tapi melanjutkan ceritanya. "Nah karena ada bunyi duk duk, Asya matikan dulu mesinnya, bukan mesin pengering tapi yang buat cucinya itu lho, terus Asya coba lagi, tapi tetap sama. Habis itu Asya keluarkan bajunya mau lihat dulu, terus coba lagi, tepi tetap ada duk duknya. Karena Asya pintar, Asya buang dulu airnya, terus Asya mau buka mesinnya, Asya kan pernah betulkan mesin punya Ibu juga."

Asya berhenti sejenak lalu tersenyum kikuk.

Pasti rusak. Batin Hakim.

Hakim mengembuskan napas. Asya langsung memukul pelan pahanya.

"Katanya udah janji ga bakal marah?!"
"Hah? Saya ga marah. Humaira kan belum selesai ceritanya, mana mungkin saya marah."
"Eh iya ya. Tapi kenapa napasnya kaya gitu?"
"Gitu gimana?"
"Itu tadi, huuhh gitu."
"Ya eng.. ya gapapa, humaira juga sesekali suka gitu kan?"
"Iya sih."
"Terus gimana?" Tanya Hakim,

Hakim Where stories live. Discover now