44. Baby Blues

24.9K 1.3K 61
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ"Ayah ga kerja?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Ayah ga kerja?"

Hakim menoleh menatap Asya yang sedang menggendong Hasan, ditariknya Asya pelan agar duduk di sampingnya.

"Ini lagi kerja." Jawab Hakim,
"Ke kantor, Yah. Kamu udah tiga minggu di rumah terus."
"Sama-sama kerja kok,"
"Asya bisa kok jaga Hasan sendiri, ada bibi juga kan yang bantu."

Hakim tersenyum lalu mengangguk, meraih tangan Asya dan mengecupnya.

"Saya tahu, saya hanya ingin bekerja di rumah. Lebih banyak waktu untuk humaira dan Hasan. Lagi pula yang penting saya tidak lupa dengan kewajiban."

Asya mengembuskan napas pelan, setiap hari dia mengingatkan agar Hakim kembali bekerja di kantor, tapi Hakim selalu menjawab dengan kalimat yang serupa.

Sejak kejadian tiga minggu lalu, Hakim memutuskan untuk bekerja di rumah sambil membantu Asya menjaga Hasan.
Hari itu, Hakim pulang bekerja seperti biasa, dia juga menyempatkan membeli jajanan untuk Asya. Saat Hakim membuka pintu, terdengar suara tangisan Hasan, Hakim tersenyum menghampiri Asya dan Hasan di ruang keluarga, tapi langkah Hakim terhenti sejenak saat melihat Asya yang juga menangis.

"Ada apa sayang?" Tanya Hakim mendekati Asya, Asya tidak menjawab, masih berusaha menenangkan Hasan sambil menangis.

Hakim mengambil alih Hasan dari gendongan Asya dan menyuruh Asya untuk duduk. Setelah beberapa menit, tangisan Hasan berhenti, tapi tidak dengan Asya. Ibu muda itu masih terisak, Hakim duduk di samping Asya, menggendong Hasan dengan tangan kanannya dan mengusap kepala Asya dengan tangan kirinya.

"Bunda kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Hakim, Asya tidak menjawab tapi langsung memeluk Hakim,

"Maaf Mas hiks.."

"Kenapa hm?"
"Asya ga bisa jadi ibu yang baik hiks.."
"Kenapa Asya berpikir seperti itu? Asya ibu yang baik, sayang. Sangat baik."
"Hasan ga pernah nyaman digendong sama Asya hiks.. nangis terus dan ga mau mimi hiks.."
"Mungkin Hasan gerah, sayang. Gapapa, nanti kalau haus pasti mau mimi."
"Tapi hiks.. Hasan digendong Ayah langsung diem hiks.. Hasan ga mau digendong Bunda hiks.."
"Hasan cuma kangen sama Ayah, kan seharian ga Ayah gendong. Sudah jangan sedih, coba Bunda gendong lagi, Hasan tidak akan menangis lagi."

Hakim kembali memberikan Hasan yang sudah terlelap kepada Asya, Asya masih sesegukan menerima Hasan dan menggendongnya.

"Tuh Hasan tidak menangis, Hasan cuma kangen sama Ayah." Ucap Hakim lagi sambil mengusap wajah Asya,

"Ayo ke kamar, tidurkan Hasan kasur, setelah itu Bunda istirahat, pasti lelah kan seharian menemani Hasan? Ayo sayang." Ajak Hakim,

Hakim menanyakan kejanggalan itu kepada Rahma, walaupun Asya memang manja dan sering menangis, tapi kali ini terasa berbeda, sudah beberapa kali Hakim memergoki Asya menangis sendirian dan mengatakan dia bukan ibu yang baik. Rahma bilang itu wajar untuk ibu baru, hampir 80% ibu baru mengalaminya, baby blues syndrome. Apa yang dirasakan Asya akan menghilang dengan sendirinya di minggu kedua atau ketiga setelah melahirkan.

Hakim Where stories live. Discover now