36

7.8K 738 29
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dua bulan kemudian.

Dihutan bambu.

Disebuah gazebo, Zayden menikmati suara suara bambu yang saling berbenturan dan menciptakan bunyi indah saat ditiup oleh angin, begitu pula dengan bunyi hujan yang membuat orang nyaman.

Zayden meletakkan tudungnya dibelakang lehernya, dia meminum tehnya dengan postur malas tapi anggun, dan aura bangsawan menguar dari tubuhnya.

Membuat para pengunjung yang berada di gazebo lain tidak bisa mengalihkan pandangan mereka untuk melihat kecantikan yang seakan keluar dari lukisan.

Dua bulan berlalu dengan cepat, sejak Zayden mendapatkan kembali ingatannya, dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal tersebut kepada istri-istrinya.

Dia membiarkan mereka menebak-nebak dan tidak akan memberikan jawaban apapun saat mereka bertanya.

Anggaplah hukuman karena menyia-nyiakan hidup mereka.

Tetapi Zayden tidak tau jika Xander, Austin, Zayn, Kaenan dan Leonard sudah mengetahui tentang kembali nya ingatannya.

Bukankah sudah dibilang, mereka punya cara sendiri untuk mengetahuinya.

Walaupun begitu, mereka tetap menjaga batas tipis diantara mereka yang bisa dihancurkan kapan saja, dan Zayden dibuat pusing dengan tingkah Leonard dan Austin yang terus mengikutinya.

Seperti saat ini contohnya, mereka berdua menyuruh Kimberly dan yang lain untuk menyeret Zayn, Xander dan Keanan untuk menemani mereka berbelanja sekaligus menjadi uang berjalan.

Sedangkan mereka berdua mengikuti Zayden dimana pun dia berada, kemudian bertengkar kapanpun ada kesempatan.

Zayden meletakkan cangkir tehnya dimeja, menopang dagunya dan melihat Leonard dan Austin yang sibuk menendang kaki tempat duduk masing-masing.

Beberapa waktu yang lalu dia membaca beberapa buku sihir yang berada di perpustakaan Grytt Village.

Jiwa yang terpecah bisa disatukan tapi tidak untuk yang sudah membentuk kepribadian.

Jadi untuk masalah jiwa, biarlah mereka berenam yang mengurusnya, jangan merepotkan nya lagi.

Dia hanya perlu mencari uang untuk menafkahi istri-istrinya.

"Baby apa yang kamu pikirkan?."

Austin mengusap pelan bibir bawah Zayden untuk menghapus noda yang sebenarnya tidak ada, dan matanya menjadi lebih dalam saat merasakan sensasi lembut dan kenyal dari bibir Zayden.

Tiba-tiba ingin merasakannya.

Plak!!

"Dimana tata krama mu!."

Leonard memukul tangan Austin, dia tidak menahan kekuatannya dan meninggalkan jejak jarinya disana.

Namun, disisi lain Leonard merasa bangga, dia sudah beberapa kali mencuri dari Zayden, dan saingannya yang lain bahkan tidak bisa mendapatkan nya.

Tindakan Leonard menyulut emosi Austin, dan mereka kembali bertengkar.

'Pria bodoh ini, apa yang mereka lakukan?.'

Zayden melirik mereka dengan mata tanpa emosinya, dan Leonard dan Austin segera duduk dengan patuh.

Zayden menghela nafas dalam hatinya, sepertinya dia harus mencari cara untuk membuat mereka berlima yang saat ini bersama dengannya akur, apalagi mereka berlima memiliki ingatan masa lalunya.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now