48

4.8K 420 25
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
Setengah bulan kemudian.

Di Kekaisaran Envuella.

Diruang kerja kaisar.

"Lapor yang mulia, pangeran ke-4 dan ke-5 sudah sampai di ibukota Envuella!"

"APA!?"

"SIAPKAN ACARA UNTUK MENYAMBUT MEREKA, SEGERA!"

"BAIK YANG MULIA!"

Segera, seluruh penghuni istana Envuella dengan cepat menyiapkan penyambutan kembalinya pangeran mereka.

Sebenarnya kaisar Aaric, Kendrick, Kenneth dan Nicholas yang berada diruang tersebut kesal dengan informasi terlambat yang bawahan mereka berikan.

Seharusnya seluruh wilayah Envuella harus menyiapkan penyambutan, tapi sekarang hanya bisa dilakukan diistana saja.

Putraku yang malang, pikir kaisar Aaric.

"Kenneth, jaga tunangan mu untuk tidak menganggu anak-anak ku." perintah Kaisar Aaric kemudian pergi dari ruang kerjanya.

"Tck, dasar pria tua, kapan dia akan membatalkan pertunangannya!" Kesal Kenneth kemudian ikut pergi sambil mengacak-acak rambutnya.

Dia akan bersiap untuk menyambut adik-adiknya.

Sedangkan Kendrick dan Nicholas yang ditinggal tidak sengaja saling bertatapan, seakan melihat hal paling menjijikkan, mereka langsung berdecih pelan kemudian menyusul yang lain, bahkan saat berjalan pun mereka berdua saling menabrak satu sama lain.

Kekanak-kanakan.

✾✾

Sedangkan di gerbang ibukota Envuella.

Pelaku yang membuat seluruh istana ketar-ketir malah asik menikmati camilan mereka didalam kereta.

Mereka juga mendengar topik yang sedang dibahas oleh beberapa orang dijalan.

Salah-satunya tentang penggantian pemimpin dari Kekaisaran Zevallo, yang tak lain Nicholas.

Kenapa bukan Kenneth saja?

Karena pria itu berkata: dia akan bunuh diri jika ada yang menyuruhnya bekerja!

Dan kenapa Kekaisaran Zevallo harus mengganti pemimpin mereka?

Ya karena Kekaisaran Zevallo telah menjadi milik Kekaisaran Envuella dan kaisar Zevallo sudah tewas dalam perang.

"Diluar gerbang saja sudah sangat indah." Gumam kagum Rafael sambil berdiri didepan jendela kereta.

"Kita akan berjalan-jalan setelah kembali ke istana." Ucap Zayden sambil mengacak-acak surai Rafael, dan ikut melihat keluar.

Dia sangat merindukan tempat ini.

"KYAAAA PANGERAN KEMBALIIII YAHUUU."

"Hm?..... Sepertinya aku membuat masalah." Ucap Zayden yang menatap serius penghuni kereta setelah menarik tirai untuk menutupi jendela.

Dan benar saja, setelah mendengar teriakan gadis yang tidak sengaja melihat wajah Zayden, lingkungan mulai hening sebentar.

Namun, segera para prajurit mulai berlari dari berbagai arah dan mengatur sebuah barisan.

Antrian yang berada didepan kereta Zayden dan yang lain juga mulai membuka jalan, dan ada beberapa orang asing yang risih dengan tindakan mereka, tetapi warga asli ibukota segera membasminya.

"Silahkan pangeran." Ucap seorang pria yang menjadi pimpinan para prajurit.

Dan Zayden dan yang lain segera dikawal oleh para prajurit, namun mereka berhenti lagi saat memasuki ibu kota.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now