50

5.1K 406 10
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.

Zayden berdiri di depan pintu yang terbuka lebar di sebuah kamar yang tak lain milik Zayn.

Aura dingin menguar dari tubuhnya, membuat para penjaga yang baru saja tiba gemeter ketakutan.

Namun Zayden tidak menghiraukan mereka, matanya memandang dingin ke orang didalam ruangan yang membelakanginya.

Dari kejauhan, terdapat delapan laki-laki, dan salah-satu diantara mereka seorang anak kecil.

"Pa-papa, paman kecil, ini ulah kalian, jangan ikut sertakan aku, uhh... Mama sangat menyeramkan." Gumam Rafael gugup.

"Ini perbuatan Xander dan Kenneth, aku tidak ikut."

"Aku juga!"

"Dasar pengkhianat!" Geram Xander dan Kenneth.

Mereka menatap yang lain dengan penuh kebencian.

Beraninya menyalahkan mereka!

Mereka semua ikut serta!

Zayden yang merasakan kehadiran kedepan orang tersebut mengalihkan perhatiannya, dia melirik mereka dengan ujung matanya membuat mereka secara serempak mengangkat kedua tangannya.

Sedangkan didalam kamar.

Zayn yang berada diranjang sepertinya tertidur pulas, dia bahkan tidak merasakan tekanan yang kembarannya keluarkan apalagi merasakan seorang gadis yang sedang mengangkangi dirinya.

Namun, tak perlu waktu lama, kelopak matanya mulai terbuka, saat merasakan beban di perutnya dan melihat samar siapa yang menindihnya, mata Zayn langsung terbuka lebar, dan wajahnya langsung dihiasi dengan ekpresi ketakutan.

'BANGSAT!'

Ini sangat menyeramkan, lebih menyeramkan dari pada film horor manapun yang pernah dia tonton.

Apalagi aura dingin familiar.

Otak Zayn tiba-tiba error, namun tubuhnya bereaksi lebih cepat.

Dia langsung berteriak sekuat tenaga.

"TOLONG! KAKAK WANITA INI AKAN MELECEHKAN KU!! TIDAK TIDAK TIDAK, HUWAAA KAKAKKK WANITA INI AKAN MEMPERKOSA KU! "

"....."

Xander, Kaenan, Oliver, Austin, Leonard, Rafael, Kendrick, Kenneth: "... Hebat."

Karena keributan yang terjadi, penghuni istana yang mendengar teriakan menggelegar itu mulai berkumpul disana.

Bahkan kaisar Aaric dan Nicholas pun tiba dengan baju tidur masih melekat ditubuhnya.

Sang gadis seperti menyadari ada yang tidak beres, dia ingin menoleh kebelakang, namun sebuah tangan ramping dan indah dengan jari-jari yang lentik meraih kerah bajunya, melempar sang gadis dari tubuh Zayn hingga menabrak tembok, bahkan sampai memuntahkan seteguk darahnya.

"Huhuhu kakak aku sangat takut."

Zayn segera melemparkan dirinya kepelukan orang yang melempar sang gadis, Zayden.

Dia memeluk pinggang ramping sang kembaran sekaligus sang kekasih, nadanya memang penuh ketakutan, tetapi mata tajam dan dinginnya memandang ketempat delapan pria berada.

Beraninya memanfaatkan dirinya!

Dan kaisar Aaric yang melihat Zayn tidak kenapa-napa akhirnya menghela nafas lega.

Hah, dia pikir benar-benar ada orang yang ingin melecehkan anaknya ini.

Sedangkan Zayden yang dipeluk erat mengernyit jijik, apalagi saat mengingat kejadian tadi.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now