37

6.9K 645 3
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya.

Disebuah kamar, dua remaja yaitu Zayden dan Zayn, masih tertidur pulas dan saling berpelukan.

Sampai sinar matahari menyinari kamar tersebut, Zayden terbangun dan mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya, dia mengeliatkan tubuhnya tapi gerakannya berhenti saat merasakan sesuatu yang memeluk erat pinggangnya.

Menoleh kesamping, Zayden tertegun dengan wajah Zayn yang diperbesar dihadapannya, dan mau tidak mau mengamati wajah tampan orang tersebut.

Siapa yang bisa menolak laki-laki tampan?.

Wajah Zayn sangat berbeda dengannya, fiturnya lebih tajam, kulitnya lebih gelap, bibir Zayn lebih tebal.

Bisa dibilang mereka kembar tapi tidak identik, Zayden lebih mirip dengan mamanya, sedangkan Zayn mirip papanya.

Ketika Zayn tersenyum, seakan semua cahaya akan menyelimutinya, tapi orang-orang akan menggigil ketakutan jika ditatap oleh mata dingin dan wajah tanpa ekpresinya.

"Puas melihatnya?."

Suara serak dan rendah Zayn menyadarkan Zayden.

Zayden tidak merasa malu karena ketahuan, dia bahkan mengamati wajah Zayn beberapa kali lagi sebelum mengalihkan pandangannya sambil menguap malas, dan memindahkan tangan Zayn yang berada ditubuhnya.

Saat Zayden ingin bergeser kebelakang untuk menjaga jarak dari Zayn, tangan Zayn kembali memeluk pinggang Zayden, kemudian menarik Zayden dalam dekapannya.

Tidak punya pilihan lain, Zayden hanya bisa bertahan dan membenamkan wajahnya didada Zayn kemudian membalas ucapannya.

"Ya."

"Tapi kakak, kamu harus membayarnya."

"Hmm?" Zayden memandang malas Zayn yang menampilkan seringai liciknya.

Zayn tidak ingin menjelaskan, dia menyatukan dahi mereka, tangannya mulai meremas pelan pinggang Zayden dan menggerakkan nya secara perlahan menelusuri garis pinggang dan menuju kebawah.

Zayden menatap kesal orang dihadapannya, dan tangannya dengan cepat menahan tangan Zayn.

Karena jarak mereka yang sangat dekat, Zayden bahkan bisa merasakan nafas panas Zayn yang dihembuskan ke wajahnya, dan Zayn bahkan mengambil kesempatan untuk menggigit bibirnya.

Kemudian Zayn memandang polos Zayden, dia bahkan mengedipkan matanya beberapa kali, tidak lupa melotot untuk membuat matanya lebih besar dan bulat supaya sifat polosnya akan tampak lebih alami.

"Menurut kakak apa yang akan kulakukan?."

Zayden memutar matanya, setelah kejadian semalam, beraninya anak ini masih bertingkah polos didepannya.

"Lepaskan."

"Kakak ku tersayang.... Ughh."

Melihat dia tidak menghiraukan ucapannya, Zayden tidak menunggu Zayn menyelesaikan perkataannya, mengangkat lututnya dan langsung menendang Zayn.

Tepat di selangkangannya.

Zayn mengerang kesakitan, Namun tangannya mengambil tangan Zayden dan ingin meletakkannya diarea pribadinya.

"Kakak elus~"

Zayden refleks menarik tangannya, menjauh dari Zayn, dan kakinya dengan cepat menendang perut Zayn sampai empunya berguling beberapa kali sebelum jatuh dari tempat tidur.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now