55

11.8K 573 28
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.

Satu minggu kemudian.

Di Kekaisaran Envuella.

Didalam kamar Zayden dan para suaminya.

Diatas ranjang yang baru saja diganti, Zayden berbaring tengkurap dipangkuan Kaenan, dikedua sisinya ada Austin dan Leonard yang memijat tubuhnya, sedangkan Zayn, Xander dan Oliver sedang membereskan kekacauan akibat permainan gila mereka.

"By, kau benar-benar tidak memerlukan obat?" Tanya heran Xander sambil mengganti tirai jendela dikamar mereka.

"Tidak perlu, tubuhku sudah baik-baik saja, ingin melihatnya?" Balas Zayden dengan santai.

Dia juga berdiri dan berniat melepas semua pakaiannya saat melihat mereka menatapnya curiga.

Tetapi Austin langsung menariknya dan membaringkan Zayden kembali dipangkuan Kaenan.

Mereka tidak tau apakah bisa menahan diri jika istri mereka ini menyelesaikan tindakannya.

Sedangkan Zayden hanya mengedikkan bahu acuh, dan kembali menikmati pijatan ke tiga suaminya.

Semuanya sudah dilihat, kenapa mereka masih malu-malu?

Aneh.

"Apa Kimberly dan Aqillazilia masih tidak menyerah?" Tanya Zayden dengan suara teredam, karena dia membenamkan wajahnya diperut Kaenan.

Selama tujuh hari ini, Kimberly dan Aqillazilia akan selalu mengunjungi kamar mereka, bukan untuk menemui mereka, tetapi menguping apa yang mereka lakukan.

Namun, karena penghalang sihir yang keenam pria tersebut pasangkan, mereka hanya bisa kembali dengan kecewa.

"Mereka sudah kembali beberapa saat yang lalu."

Tok... Tok... Tok.

"Mamaaaa bukaaaa."

Zayn, Xander, Oliver, Austin, Kaenan dan Leonard secara serempak memutar bola mata mereka.

Akhirnya jalang kecil ini datang setelah beberapa hari tidak bertemu.

Zayden beranjak dari tempatnya dan berjalan ke pintu.

Sedangkan yang lain menampilkan ekpresi lesunya.

Disatu sisi mereka merasa senang dengan tingkat penyembuhan Zayden, namun disisi lain mereka merasa juga merasa kesal.

Sepertinya lain kali mereka harus berusaha lebih keras lagi, karena istri mereka masih bisa melompat-lompat bahkan setelah diterjang selama enam hari tujuh malam, itupun bukan satu orang saja.

"Kenapa kau disini?"

Zayden menggendong Rafael dan mengecup kedua pipinya.

Tangan Rafael melingkari leher Zayden, wajahnya dihiasi senyum cerah, dan dia mencium Zayden dengan penuh semangat, mengabaikan peringatan dari papa-papanya.

"Kakek menyuruhku menemui mama, dan mama juga, kenapa sangat betah dikamar, mama bahkan tidak menemaniku lagi, semua ini pasti gara-gara papa."

Sambil mengeluarkan keluh kesahnya, Rafael menatap tidak suka kepada Austin dan Xander yang berada dibelakang Zayden.

Akhirnya dia bisa bersama mama lagi, dan dia pasti akan semakin menyusahkan papanya.

"Aku sedang bermain kuda-kudaan dengan papa mu, karena itu tidak bisa menemuimu." Kata Zayden setelah duduk disofa yang sudah dibersihkan sambil menerima suapan makanan dari Oliver.

Sedangkan Kaenan yang berada disamping Zayden merasa gemas dengan perkataannya, dan dia tidak bisa diri sehingga pipi Zayden menjadi merah akibat ulahnya.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now