39

6K 561 13
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa hari kemudian.

Disebuah tempat, sebuah sosok bayangan melintas, melewati beberapa tempat tapi kembali lagi ke tempat semula.

Bayangan tersebut tidak lain ialah Zayden yang sedang mencari jejak aura Gabriella.

Kenapa harus dicari?

Karena Gabriella tiba-tiba saja menghilang, dan hanya meninggalkan sebuah surat yang isinya tidak perlu mencarinya.

Beberapa hari yang lalu memang kelakuannya agak aneh, tapi mereka tidak menyangka kalau dia akan pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Karena itu, segera setelah menemukan pesan dari Gabriella, mereka memutuskan untuk berpencar dan mencarinya.

Dan sepertinya yang lain lupa dan membiarkan Zayden sendirian.

Zayden pergi ke tempat yang pernah dikunjungi oleh Gabriella.

Setelah beberapa kali berputar-putar ditempat yang sama, Zayden akhirnya tiba di sebuah gang sempit dan sepi tidak berpenghuni.

Namun, penampakan disini lumayan indah, walaupun agak gelap, ada beberapa kristal dan bunga bercahaya yang menerangi gang tersebut.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, Zayden tiba di ujung gang yang hanya memiliki sebuah tembok panjang.

Zayden mulai kehabisan kesabaran, dengan jalan buntu didepannya, dia terpaksa harus kembali lagi ketempat semula.

Saat ingin beranjak dari sana, Zayden merasakan udara tiba-tiba turun ketitik paling rendah.

Segera sebuah barrier sihir muncul menyelimuti seluruh tubuh Zayden tanpa celah, bersamaan dengan itu, berbagai macam logan runcing bermunculan dari udara tipis, dan dengan gerakan sangat cepat melaju ke tempat Zayden berada.

Zayden memandang kesuatu arah dengan ekor matanya, mengabaikan serangan tersebut, Zayden dengan tenang berjalan kembali ke jalan yang pernah dilalui olehnya.

Benturan logam dan perisai sihir bergema digang yang sempit, melihat Zayden yang tidak menghiraukan serangan tersebut, orang yang menyerang Zayden tidak bisa menahan diri dan segera keluar dari tempat persembunyiannya.

"Bagaimana bisa kau menahan serangan ku!"

Orang tersebut memakai jubah hitam dan sebuah topeng yang menutupi seluruh wajah kecuali mata, dan salah-satu tangannya terbuat dari logam yang sekarang menjadi ciri khas orang tersebut, Harvey, mantan kepala akademi Eternal.

Dia menggertakkan giginya, dan kedua matanya memandang Zayden dengan penuh kebencian.

Mendengar perkataan Harvey, Zayden menghentikan langkahnya sejenak sebelum kembali berjalan pelan.

Dibalik lengan bajunya ada juga serpihan es tajam yang menghilang secara perlahan.

"Tidak mungkin, hanya orang setingkat denganku yang bisa menahan serangan ku, waktu itu kau masih ditingkat ke 4, bagaimana bisa tiba-tiba menjadi tingkat ke 7, kecuali kau menggunakan artefak sihir tingkat 7, ya pasti karena artefak sihir." Ucap Harvey, namun Zayden mengabaikannya, membuat dia semakin marah.

Walaupun bagitu, Harvey hanya bisa menahan diri, menjaga jarak yang aman, dia melayang dibelakang Zayden untuk mengikutinya.

"Ikutlah dengan ku secara sukarela, aku tidak ingin menyakiti barang kesayangan tuan."

Mendengar perkataannya, mata Zayden menjadi sangat dingin, ditangannya kembali terkumpul energi yang sangat kuat.

Namun, sebelum Zayden melancarkan serangannya, sebuah elemen petir yang lebih kuat menyambar ditempat Harvey berada, menciptakan lubang besar tetapi dia berhasil menghindarinya.

[End] ZaydenWhere stories live. Discover now