#113

6.2K 152 2
                                    

Kita semua terus berlari ketempat teman teman gw yang lain kumpul.

"lo pake ngomong kotor segala sih Yan" ucap gw.

Walaupun gw nggak tau apa memang karena omongan Ryan tadi dia menampak kan diri atau memang karena hal lain.

"kelepasan Men" ucap Ryan.

"terus meja gimana tuh?" tanya gw.

"gw nggak ikutan lagi" ucap Iki."

gw juga nggak ikutan lagi dah" tambah Adi.

"lo aja pegi ambil sendirian Yan" ucap gw.

"oh ya..? lo nyuruh gw masuk ke gudang itu sendiri..?" ucap Ryan.

"iya lah, kan elu yang disuruh Yan, bukan kita" ucap Iki.

"masuk sendiri Yan" tambah Adi.

"lo semua tega banget sih ama gw" ucap Ryan sambil merebahkan kepalanya ke bahu gw.

"jauh jauh" ucap gw sambil noyor kepala Ryan "jijik" lanjut gw.

"bahu lo boleh Ki?" tanya Ryan.

"najis" jawab Iki. Lalu Ryan langsung menoleh ke Adi.

"Di...?" ucap Ryan.

"geli gw" ucap Adi.

Setelah itu kita duduk dan menenangkan diri berusaha melupakan apa yang sudah kami lihat tadi.

Saat jam menunjukkan pukul 9 lewat, udara semakin dingin, gw yang saat itu hanya menggunakan kaos oblong karena jaket gw masih dipake Monic benar benar tersiksa dengan udara dingin ini.

"Men bakar bakar api yuk" ucap gw. Gw mengajak Ryan untuk menghidupkan api agar lebih hangat.

"nggak ada yang bisa dibakar Men" sahut Ryan.

"ada ni foto mantan gw, bakar aja" ucap Adi cengengesan.

"atau bakar kenangan kita aja Men" lanjut Iki.

"cari kayu aja yuk" ucap gw sambil berdiri.

Yang nemenin gw cari kayu hanya Ryan karena Iki dan Adi sudah tidak berani lagi.

"dekat dekat sini aja Ri, jangan masuk ke hutan sana" ucap Ryan.

"di pinggiran sana aja" ucap gw. Sambil menunjuk kearah yang berlawanan dari gudang angker itu.

Kami mengambil beberapa kayu dan berjalan balik ketempat teman teman gw yang lain. Di pertengahan jalan gw merasa kayu nya masih kurang.

"kurang ini Men, bentar ambil lagi dulu" ucap gw.

"ahhh jauh banget balik kesana lagi" jawab Ryan.

"itu aja tuh" gw menunjuk bangku panjang yang sudah sangat rapuh dan tua.

Hanya dengan sekali pijakan bangku panjang itu langsung patah dan gw mengambil semua kayu nya.

Saat tiba ditempat teman teman kita langsung membakar kayu kayu itu.

Semua nya mendekat ke api untuk mencari rasa hangat. Ryan asik sekali mainin kayu bakar yang di pegang nya.

"minta api nya bentar Yan, gw mau bakar rokok" ucap Sakau.

"ah elo didunia udah minta api gimanadi neraka entar" ucap Ryan.

"lo ngerokok kalau ketauan guru mampus lo Ndy" ucap Adi.

"nyantai aja" jawab Sakau seakan nggak peduli.

"awas aja lo kalau sempat yang dituduh ngerokok malah gw" ucap gw "gw ratain muka lo Kau" lanjut gw.

"nggak bakalan, palingan yang diliat guru api unggun ini, mana mungkin diliat api rokok gw bego" jawab Sakau.

Setelah itu ada teman gw yang membawa gitar dan kita bernyanyi nyanyi sambil terus menambah kan kayu untuk dibakar agar api nya tetap menyala.

Perlahan lahan gw mulai melupakan kejadian di gudang tadi.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Terdengar suara teriakan yang sangat keras dari arah rumah yang ditempati cewek.

Kami semua langsung berlari menuju asal suara teriakan itu.

Saat kami tiba disana sudah rame guru dan para siswa berkerumun.

Ada seorang cewek yang kerasukan dan terus berontak.

"AAAAAAAAAAAAAAAA" cewek itu terus berteriak keras.

Saat itu seperti ada sesuatu yang mendorong gw dari arah depan, sempat terasa beberapa kali, dan badan gw juga sudah terasa panas seperti saat baru tiba disini.

15 menit cewek itu terus berteriak teriak sampai datang seseorang yang dapat mengobati hal hal begini.

Bapak itu membaca doa dan mengusap wajah cewek itu. Tiba tiba cewek itu berbicara menggunakan bahasa jawa.

"kalau nggak salah tu cewek asli sunda deh" ucap Iki "kenapa lancar banget bahasa jawa nya"

Gw hanya diam dan terus melihat kecewek itu, saat itu yang gw pikirkan apa kalau gw lagi nggak sadar juga seperti itu.

Cewek itu tiba tiba menujuk kearah tempat gw dan teman teman berdiri. Semua teman teman gw langsung menjauh dan hanya tinggal gw sendiri yang tidak bergerak sedikitpun.

Gw mencoba bergeser kekanan dan cewek itu juga menggeser tangan nyauntuk tetap menunjuk gw.

"kamu kesini sebentar" ucap bapak yang mengobati itu.

"kenapa pak?" tanya gw.

Bapak itu melihat gw sebentar lalu dia megang tangan gw, dan terasa sakit sekali pergelangan tangan gw saat di pegang nya.

Gw langsung menarik tangan gw.

"kamu ada yang isi ya?" tanya bapak itu

"iya pak" ucap gw.

Temen teman gw semua nya terliha kaget. Dan gw mendengar mereka menyebut nama gw dengan suara pelan, tapi gw tetap bisa mendengar nya.

Cewek yang kerasukan itu kini sudah tenang dan dibawa masuk kedalam rumah.

Bapak yang mengobati itu ngobrol dengan kami dan para guru.

"jadi penghuni disini marah karena kalian berisik sekali" ucap bapak itu "dan dia marah sekali karena kamu matahin bangku yang disana ya tadi?"tanya bapak itu pada gw.

"iya pak" gw mengangguk.

"harus nya jangan, itu tempat mereka"ucap bapak itu

"dari awal kamu sampai disini penghuni disini sudah tidak suka melihat isi yang ada di badan kamu, di tambah lagi kamu ngerusakin bangku itu"

"seharus nya kamu yang kerasukan, tapi karena nggak bisa masuk kebadan kamu mereka jadi mengincaryang lain" ucap bapak itu lagi.

"mulai lagi pak" ucap gw.
Gw merasa seperti ada sesuatu yang mendorong gw seperti tadi.

"apa?" tanya bapak itu.

BRUUUUUK....

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Monic yang dari tadi berdiri disebelah gw tiba tiba terjatuh dan berteriak keras.

"Mon" gw langsung megang badan Monic yang sudah kejang kejang.

Bapak itu langsung mengusap wajah Monic...

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Terdengar suara teriakan lain dari dalam rumah.

"apa lagi tu" ucap Ryan.

Keadaan menjadi sangat panik pada malam itu....

Ada orang lain lagi yang kerasukan.

Sudah tiga orang kerasukan dalam waktu kurang dari setengah jam..

Tiba tiba seorang guru keluar dari rumah dan dia bilang dapat 2 gigi taring manusia didalam ransel salah satu siswa, dan satu lagi gigi taring ituterletak begitu saja dilantai.

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now