#147

6K 129 3
                                    

  Sudah 4 bulan gw kuliah, Kelakuan gw yang seperti ini terus berlanjut, kuliah gw ancur ancuran, gw jarang buat tugas malah tidak peduli sedikitpun.

Gw berubah menjadi pribadi yang kasar, suka membentak..
Keluarga gw mulai curiga dengan kelakuan gw yang sering marah marah nggak jelas.

Setiap malam Siska pasti kerumah Cindy, dan itu membuat gw muak..
Suatu malam gw menunggu Siska didepan rumah Kak Lina. Dari kejauhan gw sudah melihat Siska yang datang dengan berjalan Kaki.
Gw langsung menghampiri dia sebelum sampai kerumah Kak Lina.

"lo ngapain setiap malam kerumah Kak Lina..?" ucap gw sambil menunjuk wajah nya "lo mau ngelaporin gw..?"

"nggak Ri, aku ada perlu sama Lina"

"halaah, sebelum gw disini lo nggak pernah kerumah Kak Lina, kenapa sekarang lo jadi sering kerumah dia"

"aku Cuma mau main aja Ri"

"udah lo pulang aja Sis, Kak Lina nggak ada dirumah"

Setelah 4 bulan lebih gw berprilaku kasar terhadap Siska tapi dia tidak pernah menangis. Kali ini mungkin dia udah nggak kuat menerima perlakuan kasar gw lagi.

Siska menangis..

"kamu kenapa Ri..?"
"kenapa kamu sekarang jadi kaya gini.."

"lo yang kenapa Sis, lo ngapain sih ngurusin hidup gw, apa untung nya buat lo..?"

"aku Cuma nggak mau liat kamu yang kaya gini Ri.."

"ini hidup gw Sis, tolong lo jangan ikut campur, ini terakhir kali nya gw ingatin" ucap gw sambil pergi ninggalin Siska.

......

Hari minggu. Setiap hari minggu gw menemani Cindy kepasar tempat langganan keluarga gw. Tempat nya bang Udin, atau lebih dikenal dengan Udin bawang karena dia menjual segala jenis bawang.

"bang, sayur nya kenapa layu semua gini" prote Cindy sambil memilih sayuran didepan kita.

"telat dateng nya sih, udah siang gini ya jelas layu lah" ucap bang Udin "pasti Deri yang bikin telat kan.."

"lo jangan nuduh sembarangan bang, gw acak acak entar lapak lo" sahut gw.

"galak banget lo" ucap bang Udin.

"yaudah deh ambil yang ini aja" ucap Cindy "itu apa rame rame bang..?" tanya Cindy sambil menunjuk kesatu tempat.

"paling preman pasar ribut karena nggak dibayar jatah nya" jawab bang Udin.

Pasar tempat langganan keluarga gw memang pasar tradisional, dan banyak preman berkeliaran disini.

"gw mau beli ikan disana" ucap Cindy.

"mutar aja dari sana Cin, jangan lewat situ, bahaya tu kalau preman ribut" ucap Bang Udin.

"sini duit nya, lo tunggu aja disini, biar gw yang kesana" ucap gw.

"kita mutar aja Ri"

"ahh jauh, biar gw aja yang beli"

"jangan Ri" ucap Cindy dengan wajah takut.

"udah tenang aja, gw lewat pinggir" ucap gw.

Cindy memberikan uang nya dan gw langsung berjalan mendekati kerumunan itu. gw liat lagi ada dua preman yang saling tunjuk dan marah marah, seperti nya preman ini berebut lapak..

Gw melihat orang lain semuanya menjauh dari dua preman itu. gw terus jalan dan melewati preman itu, gw lewat tepat disamping mereka.

Terdengar teriakan dari orang orang menyuruh gw untuk menjauh, gw tidak memperdulikan nya sama sekali. Yang ada dalam pikiran gw, selama gw nggak ikut campur urusan preman itu, mereka juga nggak akan mengganggu gw yang hanya numpang lewat.

Dan benar. Preman itu sama sekali tidak memperdulikan gw..
Setelah membeli ikan yang dibilang Cindy, gw balik lagi dan melewati 2 orang preman itu. kali ini gw liat mereka udah saling pukul dan mengacak ngacak tempat penjual yang ada didekat mereka.

Masih tanpa memperdulikan mereka, gw jalan dengan santai nya. Pikiran gw kosong, gw tidak merasa takut sama sekali.

.....

Setiba nya dirumah. Cindy menceritakan apa yang gw lakukan tadi ke orang tua gw..
Bokap sama Nyokap gw kaget mendengar gw yang bisa seperti itu, sedangkan gw hanya merespon mereka dengan santai dan seakan tidak peduli.

"kelakuan kamu makin hari makin aneh Ri.." ucap bokap gw "kamu pake narkoba ya..?"

"nggak Pa" jawab gw.

"Papa sering kali melihat kamu pulang tengah malam, apa yang kamu kerjain diluar sana sampai larut malam begitu..?"

"maen sama temen"

"awas kalau kamu pake narkoba atau mabuk mabukan" ucap bokap gw.

"udahlah Pa jangan terlalu di permasalahin, aku juga udah dewasa" jawab gw.

"ooh jadi kalau udah dewasa bisa narkoba atau minum minum alkohol gitu.?" bentak Bokap "udah hebat kamu..?"

"udah ya Pa, aku capek, mau tidur" ucap gw.

"kalau kamu masih seperti ini, OmZul yang akan mengurus kamu Ri"

Gw jalan masuk kekamar..
Jangan sampe Papa minta Omzul ngurus gw, kalau udah Omzul ikut campur, bisa dipastikan nggak akan ada hal baik yang terjadi pada gw.

.....

Malam hari nya gw keluar diam diam, gw udah janji sama Haris dan Rani..
Setiba nya disana gw disambut oleh Haris.

"gw kirain nggak dateng lo Ri" ucap Haris.

"dateng lah" jawab gw.

"kenalin Ri, ini temen temen gw" sahut Rani.

Gw berkenalan dengan beberapa cewek temen nya Rani.
Gw langsung larut bersama mereka semua. Beban pikiran yang entah apa, gw sendiri juga nggak tau apa yang menjadi beban pikiran gw sekarang. Gw memang masih nggak bisa lupa dengan Resti, tapi bukan itu yang jadi masalah, gw nggak tau kenapa gw merasa butuh dengan yang nama nya alkohol, dan otak gw membuat alasan kalau gw butuh alkohol karena masalah dengan Resti.

"Ri lo pilih aja tuh satu cewek" bisik Haris ke gw.

"gak perlu Ris, cewek Cuma buat masalah aja" jawab gw.

"ahahaha asal jangan Homo aja lo" ucap Haris sambil menepuk nepuk punggung gw.

"nggak lah, kalau lo mau bukti, tunjuk satu cewek, gw sikat malam ini" ucap gw "tapi gw nggak mau ada komitmen hubungan"

"emang lo udah pernah ML..?" tanya Haris.

"belum" jawab gw "tapi gw mau buktiin ke lo kalau gw bukan Homo"

"okee, lo coba sama Dewi tu, body nya oke" ucap Haris.

"oke" ucap gw sambil berdiri berniat mendekati Dewi.

Saat sedang berjalan kearah Dewi, gw melihat Siska yang berjalan kearah gw.

"pulang Ri" ucap Siska sambil menarik tangan gw.

Gw merasa malu dengan perlakuan Siska yang dilihat oleh Haris, Rani dan teman teman nya.
Gw langsung menggengam pergelangan tangan Siska dengan keras lalu menarik dia keluar.

"aduh Ri sakit Ri" Siska meringis kesakitan karena tangan nya gw genggam dengan keras dan gw menarik nya dengan kasar sehingga kaki nya tersandung dan Siska terjatuh.

"lo ngapain masuk kesana..?" bentak gw "lo mau buat gw malu..?"

"ngapain kamu mabuk mabukan nggak jelas gitu Ri..?" tanya Siska sambil kembali beridiri dan membersihkan bagian lutuu celana jeans nya.

"woi lo kenapa masih ngatu ngatur gw Sis" ucap gw "aduuuh Siska.." lanjut gw sambil mengacak ngacak rambut.

"kalau kamu masih kaya gini, aku bakalan laporin kelakuan kamu sama orang tua kamu Ri"

"laporin aja, gw nggak peduli"

Siska menarik tangan gw lagi, dengan cepat gw langsung menepis nya dengan keras. Siska langsung meringis kesakitan.

Gw langsung menuju tempat Parkir dan masuk ke Mobil. Gw meninggalkan Siska lagi..
Malam itu gw nggak pulang kerumah karena takut Siska melapor kelakuan gw. Gw hanya keliling kota dan akhirnya gw menepi dan tidur di Mobil malam itu.

......

Besok pagi nya gw pulang kerumah dan berharap bokap sudah berangkat kerja, tapi ternyata bokap gw sengaja tidak kerja dan menunggu gw pulang.

Sepertinya Siska benar benar ngelaporin gw ke Bokap...

Saat masuk kedalam rumah gw disambut oleh kemarahan bokap. Kerah gw ditarik dan bokap langsung menampar gw, seumur hidup baru kali ini bokap main tangan. Nyokap gw sudah menangis dan berusaha menahan bokap yang sudah kalap dan terus menampar gw.

Gw hanya diam dan tidak merespon apa apa. Cindy dan Kak Lina masuk kerumah gw karena mendengar suara bokap yang berteriak memarahi gw.

Cindy dan Kak Lina juga ikut menahan bokap gw. Akhirnya Bokap melepeskan cengkraman nya dari kerah gw.

"udah kan Pa..? puas kan..?"
"aku masuk kekamar dulu" ucap gw "capek.." lanjut gw sembari berjalan kekamar.  

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now