#167 KKN (Perasaan)

6.6K 143 3
                                    

  Pagi hari gw lagi duduk diteras depan Posko, temen gw yang lain masih pada tidur. Pagi itu gw duduk ditemani segelas kopi hangat yang masih mengepul asap nya. Gw menyeruput kopi yang pahit tapi ada sedikit rasa manis nya itu..

"ahhhhh, miniatur kehidupan" ucap gw pelan setelah menyeruput kopi.

"apa lo bilang..?" gw dikagetkan oleh suara Intan yang berdiri dibelakang gw.

"eh dek Intan" ucap gw nyengir sambil menoleh kearah nya.

"gaya banget bahasa lo miniatur kehidupan ahahaha"

Intan lalu berjalan kearah jemuran untuk menjemur handuk nya, setelah itu dia kembali berdiri disamping gw.
"cari sarapan yuk Ri"

"tunggu yang lain aja" jawab gw.

"oh yaudah deh" Intan langsung masuk kedalam lagi.

Gw melanjutkan Ritual minum kopi lagi sambil melamun dan bertanya dalam hati. "Siska apa kabar".
Di minggu ketiga ini gw mulai merasakan perasaan aneh, gw jadi gelisah dan tidak tenang mau melakukan aktifitas.
Nama Siska terus muncul dikepala gw.

Selama ini gw gak pernah merasakan yang seperti ini, 1 Minggu kami tidak komunikasi tidak masalah untuk gw, 1 Minggu gw tidak ketemu dengan dia juga tidak masalah. Gw merasa seperti tidak apa-apa kalau memang tidak bertemu dengan Siska.

Tapi kali ini sudah 3 Minggu gw tidak melihat Siska, sudah 3 Minggu gw tidak mendengar suara nya, sudah 3 Minggu gw tidak melihat senyum nya.

Gw merasa kosong dan tidak tau kenapa bisa seperti ini..

"telpon dia sana" ucap Farah yang baru keluar dari dalam dengan rambut yang masih acak acakan tapi seperti nya dia sudah mencuci muka karena wajah nya terlihat basah oleh air.

Farah duduk disebelah gw sambil merapikan Rambut nya begitu saja dengan jari jari nya.
"mulai berasa kan.." ucap Farah "telpon dia sana, tanya kabar nya dari pada lo jadi uring uringan gak jelas entar"

Memang sudah lama gw tidak menghubungi Siska untuk memberi kabar..
Gw menoleh kearah Farah "sekarang..?"

"taun depan" ucap Farah. Lalu dia mengambil gelas kopi gw dan langsung meminum nya.

"lo belom gosok gigi seenak nya aja minum kopi gw" ucap gw protes.

"tenang aja, gw udah gosok gigi ko" jawab Farah dengan santai.

Gw dan Farah melanjutkan ngobrol tentang kegiatan apa yang akan kami lakukan hari ini. Setelah itu gw keluar sebentar untuk mencari tempat yang ada signal nya.

Saat sudah dapat signal gw mencoba menelpon Siska tapi tidak ada jawaban. Setelah 5 kali percobaan tetap tidak ada jawaban, gw memutuskan untuk mengirim BBM menanyakan kabar Siska.

Gw kembali ke Posko dengan rasa kecewa karena tidak dapat menghubungi Siska.

"dari mana Ri..?" tanya Ikram.

"nyari Signal" jawba gw.

"muke lo kenapa dilipet gitu..?" tanya Ikram lagi.

"gak tau"

"wah lo butuh refreshing kaya nya Ri" ucap Ikram "besok lo ikut gw aja Ri, gw mau ke Desa tempat kelompok cewek gw"

"males banget gw jadi obat nyamuk"

.....


Keesokan Hari nya gw lagi memacu Motor ke Desa tempat kelompok pacar nya Ikram. Gw mau ikut karena ternyata pacar nya Ikram satu kelompok dengan Cindy.

"tanya ke orang aja Kram, dari pada nebak nebak, entar yang ada nyasar kita" ucap gw.

Ikram tidak tau pasti letak Desa kelompok pacar nya, dari tadi dia Cuma menebak nebak.
Setelah bertanya pada beberapa orang akhirnya kami sampai ke Posko kelompok pacar nya. Ikram langsung turun dan masuk ke Posko itu seenak nya.

Gw hanya berdiri diluar. Gw belum bilang sama Cindy kalau mau main ketempat dia.

Tidak berapa lama terdengar suara ikram dan suara seorang cewek yang berteriak kegirangan, gw mendengar Ikram menyebut nama gw, karena cewek nya nanya sama siapa datang kesini..

Lalu seseorang keluar dari Posko.
"yeeeee bener bang Deri" teriak Cindy sambil menerjang dan langsung meluk gw "tadi gw dengar cowok didalam itu bilang nama Deri, gw kirain bukan Deri abang gw"

"pakabar lo Cin" ucap gw.

"sehat dong" jawab Cindy "ko lo gak bilang mau main kesini..?"

"males ngabarin" ucap gw "kenapa..? ga boleh gw kesini, gw pulang aja nih"

"eeeh jangan"

Gw dan Cindy ngobrol ngobrol seputar kegiatan kami selama KKN. Gw juga nanya di kelompok dia ada gak yang iseng atau sering gangguin dia.

"gak ada sih, semua nya baik temen gw" jawab Cindy "ehh Ri disini ada sungai jernih banget air nya Ri, kesana yuk"

Gw pun pergi berdua Cindy ketempat yang dikatakan nya, sedangkan Ikram gw tinggal di Posko karena dia lagi asik pacaran.
Sampai disana gw dan Cindy duduk di pinggir sungai itu, air nya bener bener jernih, sangkin jernih nya pingin gw minum.

Gw hanya melamun menatap jernih nya air sungai didepan gw.


Cindy menendang nendang air sambil duduk di pinggir sungai.
"lo lagi mikirin apa Ri..?" tanya Cindy.

"Siska Cin, gak tau kenapa gw jadi kepikiran dia terus berapa hari ini"

"akhirnya lo sadar juga kan" ucap Cindy "selama ini karena lo selalu dengan Kak Siska, lo jadi gak tau kalau lo itu juga sayang sama dia"

"masa sih"

"iya Ri, Kak Siska selalu perhatian sama lo selama ini, tapi lo gak pernah sadar" ucap Cindy.

"gw sadar ko, gw tau dia perhatian sama gw"

"tapi lo gak pernah balas perhatian dia, lo takut kan" ucap Cindy "lo takut jadi punya perasaan sama dia"

"gak juga Cin"

"sekali ini aja coba Ri, coba lo terima aja" ucap Cindy "selama ini lo selalu bantah perasaan lo sendiri"

"gw gak bantah Cin, gw juga tau seberapa besar perasaan Siska ke gw" jawab gw "gw pernah kasar sama dia, tapi dia tetap masih baik sama gw"

"lo gak tau seberapa besar perasaan Kak Siska Ri, karena setiap dia perhatian sama lo, lo Cuma anggap itu perhatian sebatas temen dekat" ucap Cindy.

"terus gw harus gimana..?"

"lo pernah meluk Kak Siska Ri..?" tanya Cindy.

"pernah, Siska sering meluk gw" jawab gw.

"tapi lo gak pernah balas pelukan dia kan..?" tanya Cindy "kak Siska pernah cerita ke gw sama Kak Lina Ri, dia bilang setiap dia meluk lo, lo gak pernah balas pelukan dia"

Gw langsung diam, memang selama ini setiap Siska meluk gw, gw tidak pernah sekalipun balas pelukan dia, gw Cuma diam berada dalam pelukan nya.

Cindy tersenyum.
"takut kan untuk balas pelukan dia.."

"iya gw memang gak pernah mau meluk dia Cin" ucap gw pelan "gw takut..."

"coba lo peluk dia Ri, biar lo tau seberapa besar perasaan dia" ucap Cindy.

Selama ini gw tidak pernah mau meluk Siska karena gw takut untuk tau seberapa besar perasaan Siska.. Dan gw takut perasaan gw akan tumbuh kalau gw juga meluk dia.

Dengan pelukan yang tulus kita bisa tau seberapa besar perasaan orang itu pada kita, kita juga bisa tau seberapa berarti nya orang itu untuk kita.

Layak nya orang tua yang memeluk anak nya...



......


Skip

Setelah obrolan gw dengan Cindy, gw kembali ke Posko dan kembali menjalani aktifitas gw sebagai mahasiswa yang sedang KKN..

Setelah Hari itu gw tidak pernah menghubungi Siska lagi, lebih tepat nya gw sengaja tidak menghubungi dia..

Hari hari gw berlalu begitu saja tanpa terasa KKN sudah berakhir. Sebelum pulang kita semua berpamitan pada penduduk Desa, gw juga pamitan dengan temen temen kelompok yang selama ini menemani gw disini, walaupun terkadang ada perselisihan kecil diantara kami, tapi ujung nya akan diselesaikan dengan tawa bersama..

Kita semua pulang kerumah masing masing.

Sesampai nya gw dirumah, gw hanya meletakkan barang lalu kemudian langsung pergi lagi..

Gw memacu motor menuju rumah Siska..

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now