#141

5.7K 142 1
                                    

  "Deriiiiiiiii" teriak Cindy dan ikut masuk kerumah gw "ko pulang nggak bilang bilang"

"bukan urusan lo kan.."
Gw langsung masuk kedalam kamar dan mengunci pintu.

Selama lima menit Cindy terus berteriak sambil mengetuk pintu kamar gw.

Gw bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar. Gw liat sudah ada kedua orang tua gw juga didepan pintu kamar.

"aku masih capek, nanti aja" ucap gw
Gw kembali menutup pintu kamar dan mengunci nya lagi.

Gw ketiduran dan tebangun kesokan hari nya..
Gw terbangun karena terasa seperti ada yang lagi meloncat loncat di kasur. Gw terbangun karena seperti mendengar teriakan Resti yang lagi membangunkan gw, Itu membuat gw terduduk dan menutup wajah gw dengan tangan.
Nggak ada lagi suara nyaring yang berteriak membangunkan gw, gw harus terbiasa karena ini sudah jadi keputusan gw.

Selesai mandi gw keluar dari kamar dan menghampiri nyokap gw.
"aku kuliah disini Ma"

"kenapa Ri, bukan nya kemarin kamu maksa minta disana..?" tanya nyokap gw dengan aneh.

"aku pingin kuliah disini, tolong bilang sama papa" ucap gw.

Nyokap gw hanya mengangguk dengan tatapan aneh nya melihat gw.
Gw langsung jalan keteras depan, tidak berapa lama Cindy keluar dari rumah nya dan duduk disebelah gw.

"lo kenapa pulang nggak bilang bilang Ri..?"

"gapapa"

"lo kenapa sih, kak Resti kenapa..?"

"jangan ikut campur urusan gw Cin"

"lo kenapa Ri aneh banget gini"

"KALAU GW BILANG JANGAN IKUT CAMPUR YA JANGAN IKUT CAMPUR"
Gw membentak Cindy dan membuat nya kaget.

"lo jangan bentak bentak gw, gw takut tau nggak" ucap Cindy "BEGO LO"
Cindy langsung lari masuk kerumah nya.

Gw menggosok wajah dengan dua tangan, entah kenapa gw tidak merasa menyesal sedikitpun sudah membentak Cindy.

Tidak berapa lama Kak Lina menghampiri gw.
"lo kenapa bentak Cindy..?" tanya Kak Lina "lo minta maaf sama dia sekarang, dia nangis tu"

"jangan cengeng" jawab gw.

"lo benar benar aneh Ri" ucap Kak Lina.

Kak Lina menarik baju gw.
"sekarang lo jumpain Cindy, gw nggak mau liat kalian kaya gini"

"lepasin Kak" gw menyentak bagian baju gw yang ditarik Kak Lina.

Gw langsung masuk kedalam rumah dan mengurung diri lagi dikamar.
Malam Hari gw baru keluar dari kamar dan melihat Bokap, Nyokap, Cindy dan Kak Lina sudah duduk diruang tengah.

"sini kamu Deri" Bokap memanggil gw untuk ikut duduk.
"kamu kenapa pulang..?" tanya bokap gw.

"gapapa" jawab gw "aku mau lanjut kuliah disini"

"terus kenapa kamu bentak adek kamu kaya gitu..?" tanya bokap gw.

"gak sengaja" jawab gw datar.

"minta maaf sama adek kamu"

Gw menangguk kemudian menoleh ke Cindy yang lagi cemberut.
"sorry Cin"

Gw berdiri dan berjalan keluar rumah.
"aku mau keluar sebentar"

Sampai didepan pagar gw terus diikuti sama Kak Lina dan Cindy.

"mau ngapain lo berdua..?" tanya gw.

"kita mau jalan jalan" jawab Kak Lina.

Gw tidak memperdulikan mereka dan terus jalan tanpa tujuan. Sudah 10 menit gw keliling kopmplek tanpa tujuan.

"sebenarnya lo ada masalah apa Ri..? tanya Kak Lina "kenapa lo sama Resti..?"

"gw sama dia udah nggak sejalan lagi Kak" jawab gw berusaha menutupi.

"maksudnya..?' tanya Kak Lina.

"Cuma itu yang bisa gw bilang" ucap gw.

Kami bertiga lanjut jalan tanpa tujuan yang jelas sampai disatu rumah, gw diam sebentar melihat rumah itu.
"mau ketemu kak Siska Ri..?" tanya Cindy.

"gak.."

Gw lanjut jalan lagi dan tidak terasa sudah sampai dirumah. Gw langsung masuk kekamar dan masih diikuti sama Kak Lina dan Cindy.

"mau ngapain lo berdua..?" tanya gw "keluar sana gw mau tidur lagi"

"gw juga biasanya tidur disini" ucap Cindy.

"sekali ini tolong dengerin gw. Gw mau kalian berdua keluar sekarang" ucap gw dengan nada dingin.

Kak Lina menarik tangan Cindy dan mengajak nya keluar dari kamar gw.
"kita keluar aja Dek" ucap Kak Lina "Deri udah gila, gak usah kita peduliin lagi"

"iya gw gila" ucap gw sedikit teriak sambil membanting pintu dengan keras saat mereka keluar.

Gw rebahan dikasur dan mengeluarkan Handphone yang tidak ada SIM CARD nya.
Gw mencatat 3 Nomor Handphone di kertas. Nomor nya Ryan, Iki dan Adi. Hanya Nomor mereka bertiga yang gw catat.

Gw mematikan kembali Handphone lalu menyimpan nya didalam lemari. Gw tidak mau menggunakan Handphone itu lagi, terlalu banyak kenangan dengan Resti disitu.

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now