#182

6.1K 135 2
                                    

  Gw sudah duduk diruang tunggu keberangkatan. Tadi Siska mengantar gw kebendara lalu dia langsung pulang kerumah nya.

Lumayan lama gw menunggu sambil mendengarkan musik. Masuk panggilan dari Kak Lina yang membuat Handphone gw bergetar..

Apaan lagi sih ni Kak Lina. Gw membatin.

Gw : "haloo. Kenapa..?"

Kak Lina : "lo belum dipesawat kan Ri.."

Gw : "belum, masih 10 menit lagi..kenapa sih.."

Kak Lina : "Siska kecelakaan Ri.."

Deeeeg...
Waktu serasa berhenti sesaat. Setelah menanyakan bagaimana keadaan Siska, gw langsung berlari keluar dari ruang tunggu..

Sesampai nya diluar gw langsung memanggil taxi..

*****

Satu setengah jam yang lalu..
Gw lagi memasukkan beberapa baju kedalam Tas ransel, gw tidak banyak membawa baju karena gw berencana hanya 2 hari aja disana.

"udah semua Ri..?" tanya Siska.

"udah Sis" jawab gw.

Siska terlihat sangat cantik. Dia menggunakan baju berwarna putih dan juga celana berwarna putih, sangat cocok sekali dengan kulit nya yang putih, wajah nya juga terlihat cerah sekali, jelas sekali terpancar keindahan pada wajah nya..

"haduuh Mobil dipake semua lagi.." ucap gw "aku pake taxi aja ya, sekalian anter kamu pulang dulu.."

"gak usah Ri, kita pake Motor kamu aja, nanti pulang nya aku yang bawa Motor kamu.."

"jangan Sis, kamu jangan bawa Motor lagi... aku pake taxi aja.." ucap gw.

"gapapa Ri, dulu juga aku biasa pake Motor, sekarang aja kamu selalu ngelarang aku" jawab Siska "aku lancar ko bawa Motor nya.."

Gw menghela nafas.
"yaudah kamu pake jaket aku nih, panas soal nya.."

Kebodohan gw yang sangat gw sesali..


*****

Gw sudah berada diruamah sakit tempat Siska dibawa.. gw terus berlari di koridor rumah sakit mencari ruang UGD..

Kenapa....kenapa...kenapa gw ngizinin dia bawa motor. Gw terus membatin sambil berlari.

Gw melihat Nyokap dan Bokap Siska lagi duduk disebuah bangku panjang yang terbuat dari alumunium.
"Siska mana Ma..?" gw langsung bertanya pada nyokap Siska yang lagi tertunduk.

Tidak ada jawaban dari Nyokap Siska.

"Pa, Siska mana..?" bentak gw pada Bokap Siska.

Bokap Siska langsung berdiri dan merangkul gw..
"masih di dalam Ri, Dokter nya belum keluar.." ucap Bokap Siska sambil merangkul bahu gw.

Tidak berapa lama Kak Lina sudah berdiri deisebelah gw.
"sabar ya Ri, banyak-banyak berdoa.." ucap Kak Lina.

Badan gw terasa lemas, gw terus menyalahkan keputusan gw yang ngizinin Siska bawa Motor.

Dari UGD, Siska di pindahkan ke ruang ICU karena kondisi nya benar benar kritis. Kepala sama tulang belakang nya terkena benturan keras dan terdapat keretakan.

Saat kejadian helm Siska terlepas dan kepala nya membentur trotoar jalan. Benturan keras itu membuat keretakan pada tulang belakang dan kepala Siska yang membuat syaraf motorik nya lumpuh total.

Gw langsung terduduk lemas mendengarkan kabar ini. Hati gw benar benar berontak, kenapa harus jadi begini..

Gw berjalan keluar dan menghampiri Cindy yang lagi duduk di bangku panjang.
"Cin, Siska Cin" ucap gw lirih.

"kenapa Ri..?"

"Siska lumpuh.." air mata gw langsung menetes.

Cindy langsung meluk gw "sabar ya bang..."

.....

Malam hari nya gw terus nungguin Siska dirumah Sakit, dia belum juga sadar dari tadi. Gw menghabiskan bergelas gelas kopi untuk menghilangkan rasa kantuk.
Tetap saja, mata gw tidak bisa diajak kompromi lagi, memasuki jam 5 pagi gw ketiduran. Gw merasakan tarikan lembut pada rambut gw dan membuat gw terbangun jam 9 pagi.

"Riii.."

Gw langsung mengangkat kepala dan megang tangan Siska.
"iya Sis" jawab gw.

"aku dirumah sakit ya.." ucap Siska.

"iya Sis, kamu kecelakaan kemarin.."

"maaf ya Ri gara-gara aku, kamu jadi batal nemuin dia.."

"jangan mikirin itu Sis, itu gak penting" ucap gw.

Gw terus memandangi Siska. Mata gw terasa panas, bagaimana cara nya gw memberitahu kalau Siska sudah lumpuh..

"aku lumpuh ya, kaki aku gak bisa digerakin Ri.." ucap Siska. Entah kenapa saat itu Siska tidak terlihat kaget atau sedih, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun seakan dia sudah siap menerima nya.

Mata gw yang sudah mengembun lirih sedari tadi akhirnya menesteskan air mata lagi.
"kamu bisa sembuh ko sayang, itu Cuma di bius makanya gak kerasa apa-apa.."

Siska megang pipi gw dengan sebelah tangan nya dan dia tersenyum.
"kamu jangan nangis dong, entar ilang ganteng nya looh"

Gw langsung mengahpus air mata di pipi gw.
"iya sayang aku gak nangis lagi.."

Nyokap Siska masuk ke ruangan dan menghampiri gw.
"Deri sarapan dulu, biar Mama yang jagain Siska.."

"sarapan dulu Ri" ucap Siska "kamu pasti belum makan dari kemarin kan, sebelum kita kebandara kamu juga gak makan.."

Gw mengangguk lalu keluar dari ruangan Siska untuk mencari sarapan. Selesai sarapan mata gw terasa berat sekali, rasa kantuk terus menjalar pada tubuh gw tapi tetap gw paksakan untuk tidak tidur.

Setengah jam gw mengahabiskan waktu untuk sarapan kemudian gw kembali keruangan Siska.
"maaf ya lama.." ucap gw.

Gw kembali duduk disebelah Siska dan megang tangan kanan nya.
"cepet sembuh ya sayang, sebentar lagi kan kita mau nikah.."

Siska tersenyum dan mengarahkan tangan kiri nya yang dia genggam kearah gw. Gw menyambut uluran tangan nya yang digenggam itu.

"buka telapak tangang kamu Ri.." ucap Siska.

Gw membuka telapak tangan gw dibawah tangn kiri nya yang digenggam, ketika Siska membuka tangan nya, terjatuh Cincin yang gw berikan ke Dia, Cincin yang biasa menghiasi jari manis nya.
"aku gak pantas jadi istri kamu Ri, aku lumpuh, aku gak akan bisa bahagian kamu" ucap Siska sambil tersenyum.

"kamu kenapa ngomong gitu Sayang, aku cinta sama kamu, aku gak peduli kalau kamu lumpuh Sis.."

"aku akan ngerepotin kamu Ri, lebih baik kamu serahin ini ke Dia ya, kalau memang kamu masih ada kesempatan untuk perbaiki hubungan kamu dengan dia tolong kasih ini ke Dia Ri.." ucap Siska.

"aku gak mau Sis, aku mau nya kamu..." ucap gw. Lagi lagi mata gw sudah berkca-kaca.

"jangan nangis dong sayang, aku gak suka liat kamu nangis, aku suka liat mata kamu yang tegas kaya biasa nya" ucap Siska "jangan kasih liat aku mata kamu yang kaya gini lagi ya.."

"aku bakalan nikah sama kamu Sis.." ucap gw.

"tapi Ri.."

"gak pake tapi.."

Siska tersenyum dan mengangguk..

Gw terus menemani Siska. Saat siang hari mata gw sudah terasa sangat berat. Gw butuh tidur..

"kamu pulang aja dulu Ri, kamu istirahat dulu, belum mandi juga kan.." ucap Siska.

"aku gapapa Sis" jawab gw "aku beli kopi dulu ya.."

"jangan kopi lagi Ri, udah tujuh gelas kamu minum kopi.."

"gapapa Sis, sekali sekali banyak ngopi" jawab gw.

"ehh kamu harus nurut sama aku dong, aku kan calon istri kamu Ri.." ucap Siska sambil tersenyum "mama juga lagi jalan kesini, bentar lagi nyampe.."

"nanti kamu kesepian gak ada yang nemenin.."

"gak ko" jawab Siska "kan ada HandPhone" ucap Siska sambil mengangkat Handphone nya.

Gw mendengar suara pintu terbuka, Nyokap Siska masuk bersama Bokap nya. gw langsung pamit untuk pulang sebentar dan akan balik lagi nanti sore.

Gw berjalan kearah pintu..

"Riii.." panggil Siska.

Gw menoleh ke Siska lagi.
"yaa..?"

"hati-hati ya sayang, jangan ngebut kamu lagi ngantuk tuh.." ucap Siska sambil tersenyum manis.

Gw kembali mendekati Siska melewati orang tua nya yang lagi berdiri didekat pintu. Gw mencium lembut kening nya..

"iya sayang, aku pasti hati-hati ko.."

Siska tersenyum.. dia menggerakkan bibir nya tanpa suara.. gw dapat membaca gerakan bibir nya dengan jelas..

"I LOVE YOU"

Gw tersenyum dan mengelus rambut nya..
"Love you too" ucap gw.

.....


Sesampai nya dirumah gw berpapasan dengan Kak Lina dan Cindy yang mau ngeluarin Mobil nya.
"kenapa pulang Ri..?" tanya Kak Lina.

"mandi bentar.. lo mau ketempat Siska..?"

"iya.. lo balik kesana jam berapa..?"

"sorean Kak.."

Gw langsung masuk kerumah lalu mandi dan langsung merebahkan diri untuk mengistirahatkan badan.  

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now