#119

6.5K 152 0
                                    


  "dari mana kamu..?" tanya bokap Resti.

"abis makan diluar pa" jawab Resti.

"terus kamu siapa..?" tanya bokap Resti sambil nunjuk gw.

Gw langsung mendekati bokap Resti dan mencium tangan nya.
"saya Deri Om, temen nya Resti" jawab gw.

"dia pacar aku Pa" sahut Resti.

"oh" jawab bokap Resti singkat.

"papa tumben pulang..?" tanya Resti "Resti kira udah nggak ingat lagi punya anak" lanjut nya.

"Cuma kebetulan lewat sini" jawab bokap Resti.

Gw kaget mendengar jawaban bokap Resti, Cuma kebetulan lewat..? Gampang banget bokap nya jawab seperti itu, seperti tidak ada rasa sayang atau cinta kepada anak nya sendiri.

"kamu buatin papa minum dulu Resti" ucap bokap nya.

Setelah Resti masuk kedalam, gw langsung disuruh duduk oleh bokap nya.

"sudah berapa lama kalian pacaran" tanya bokap Resti dengan nada dingin.

"6 bulan lebih Om" jawab gw.

"masih kecil udah pacar pacaran, mau jadi apa kalian..?" tanya bokap Resti.

Gw hanya diam nggak bisa menjawab bokap Resti.

"bukan nya belajar yang benar" ucap bokap Resti.

"kami tetap belajar ko Om" jawab gw.

"saya minta kamu jangan terlalu dekat dengan Resti" ucap bokap nya.

"Om yang jangan terlalu jauh dari Resti, kasihan dia Om selalu kesepian dirumah" jawab gw.

"tau apa kamu anak kecil" ucap bokap nya.

Lalu bokap nya berdiri dan berjalan kearah mobil nya.

"oh iya" ucap bokap nya sambil menoleh kebelakang dan mengangkat telunjuk nya "untuk sekarang saya tidak peduli kalian mau pacaran atau apa, yang jelas kamu jangan buat yang tidak tidak terhadap Resti" lalu bokap Resti lanjut berjalan ke Mobil nya.

Sebelum dia masuk ke Mobil nya dia kembali menoleh kebelakang.
"sama satu lagi, belajar cari uang yang banyak" ucap bokap Resti lalu dia masuk ke Mobil nya.

Uang..?
Apa Cuma uang yang ada di pikiran bokap Resti, apa Cuma karena itu dia menelantarkan Resti..


Gw hanya duduk dan termenung..
Resti pernah bilang kalau dia sangat ingin sekali merasakan kehangatan dari sebuah keluarga.

Sejak gw tau keinginan nya itu, gw bertekad untuk mewujudkan impian Resti, walaupun gw belum tau gimana cara nya.

Gw baru pertama kali ini bertemu dengan bokap nya.
Kalau sikap bokap nya seperti itu, gw tidak bisa melakukan apa apa. Bokap nya seakan tidak peduli sama sekali terhadap Resti.

Ini sudah diluar kemampuan gw yang hanya anak SMA.

"loh papa aku mana Ri..?" suara Resti memecah lamunan gw.
Resti mendekat dengan membawa dua gelas minuman.

"pergi sebentar katanya tadi" jawab gw.

"ooh" jawab Resti "dia ada ngomong apa sama kamu Ri..?" tanya Resti.

"suruh nyari uang yang banyak" jawab gw.
Hanya itu yang bisa gw bilang, gw nggak mau sampai Resti tau kalau bokap nya nggak ngizinin gw terlalu dekat dengan dia.

"uang aja di otak nya" jawab Resti.

"eh kamu nggak boleh ngomong gitu Res" ucap gw.

"jadi aku harus bilang apa lagi Ri..?" tanya Resti "emang Cuma itu yang dia tau"

"ya tapi kamu nggak boleh ngomong gitu, beliau itu orang tua kamu, dan dia juga nyari uang kan untuk kamu Res" jawab gw.

"orang tua macam apa yang nggak pernah ada waktu untuk anak nya Ri" jawab Resti "aku lebih butuh perhatian dia Ri dari pada uang nya" lanjut nya

Selama pacaran gw memang tidak pernah menanyakan masalah keluarga Resti, gw rasa itu nggak perlu, kalau memang suatu saat nanti Resti mau cerita, gw akan siap untuk dengar semua nya.

"mama juga begitu, sama aja dua dua nya, nggak pernah mikirin aku yang kesepian dirumah sendiri" ucap Resti.

Gw langsung merangkul Resti..
"sabar ya Res, kan ada gw"
Hanya ini yang bisa gw katakan. Maaf Res gw belum tau harus melakukan apa untuk membuat lo bisa merasakan kehangatan dari sebuah keluarga yang selama ini lo impikan Res.

Resti langsung melingkarkan tangan nya di pinggang gw..
"makasih ya Ri kamu udah mau sabar ngadapin sikap aku yang manja dan keras kepala" ucap Resti.

"udah kebal gw sama sikap lo Res" ucap gw cengengesan.

"hehehe" Resti tertawa sambil memainkan jari tangan gw.
"aku selalu nyaman sama kamu Ri, walaupun sampai sekarang aku belum bisa merasakan kebahagian dari orang tua, paling nggak aku bahagia dengan ada nya kamu disamping aku Ri" ucap Resti.

"bisa aja lu ngomong nya" ucap gw cengengesan.

"bisa dong wleee" ucap Resti sambil memeletkan lidah nya.

"gw balik kosan ya" ucap gw.

"aku ikut"

"nggak" ucap gw "gw mau langsung ke cafe entar sore"

"aku ikut ke cafe juga" ucap Resti.

"nggak, gw pulang nya malam, capek lo nunggu disana entar"

"pelit" ucap Resti cemberut dan melepaskan pelukan nya dari pinggang gw.

"biar" jawab gw "lo tunggu aja dirumah, entar malam kalau gw bisa pulang cepat gw bawain martabak manis buat lo" ucap gw.

Resti langsung tersenyum senang.
"yang bener..?"
"coklat keju ya.." ucap Resti semangat.

"iya, sabar aja nunggu gw pulang ya"

"siap pak bos" ucap Resti sambil masang gesture hormat.

Gw langsung berjalan ke garasi untuk mengambil Motor, gw panasin sebentar karena belum sempat gw pake dari pagi.

"aku pergi dulu ya"

Resti melambaikan tangan nya.
"kalau udah sampe kirim surat ya" ucap Resti sambil tersenyum.

Gw hanya tertawa dalam hati dan langsung memacu Motor..  

PELANGI SETELAH HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang