#144

5.9K 131 0
                                    

Seluruh MABA dibagi menjadi beberapa kelompok. 1 kelompok isi nya 8 orang, 4 cowok dan 4 cewek, tapi ada juga yang cowok nya 5 dan cewek nya 3 karena jumlah kami tidak sama rata.

Sial nya gw 1 kelompok dengan cewek jari tengah itu.
"kita disuruh tentuin ketua ni, sebentar lagi nama nama kita di minta sama senior" ucap salah seorang cewek di kelompok gw.
Gw nggak perduli mau siapa aja yang jadi ketua, asal jangan gw.

"dia aja" tunjuk cewek jari tengah itu ke gw.

"gw nggak mau, gw nggak bertanggung jawab, nggak bisa jadi ketua" ucap gw.

"udah lo aja, biar cepet, jangan kebanyakan nolak" ucap salah seorang cowok.

"kenapa nggak lo aja.." jawab gw.

"itu udah ada yang milih lo, berarti lo ketua nya" ucap nya dengan nada nyolot.

"jadi lo kenapa ngegas anj—ing" ucap gw nggak kalah nyolot.

"santai dong gak usah pake ngatain gw" ucap nya sambil berjalan mendekati gw.

Gw juga langsung jalan dan tanpa pikir panjang langsung melepaskan 1 pukulan dengan tangan kanan ke wajahnya Buuuug.. lalu menambah 1 pukulan dengan tangan kiri di dagu nya Buuuuug..

Gw senang. Ada perasaan senang dan puas saat gw memukul orang itu, seperti gw terlepas dari semua beban pikiran gw.

Orang itu sudah mundur berapa langkah, gw nggak kasih kesempatan untuk dia maju langsung gw tendang perut nya Buuuuuug..

Suasana mulai ricuh, gw ditarik oleh anggota kelompok gw yang lain..

Gw tersenyum sinis melihat orang yang gw pukul.
"Cuma bisa segitu..?"

"WOOOOOI apa apaan kalian masih MABA udah ribut"
Salah satu senior datang dan langsung menarik gw.

Cewek jari tengah tadi mengikuti gw yang ditarik oleh para senior. Gw dibawa menjauh dari para MABA yang lain, gw disuruh duduk dan di pelototi oleh beberapa senior. Gw melihat kearah lain sambil menggaruk garuk sudut bibir gw yang terasa gatal tanpa memperdulikan para senior itu.

"noyolot banget gaya lo, masih MABA udah begini" ucap salah seorang senior.

Gw menggoyang goyangkan kaki dan masih tidak memperdulikan mereka, sampai salah satu dari mereka menyinggung soal mata.

"lo kalau ngeliat orang yang sopan, nggak pernah diajarin mata lo..?"

Gw muak, gw benar benar muak dengan orang yang mempermasalahkan mata gw, gw nggak mau kejadian saat SMA terulang lagi, gw nggak mau di bully lagi.
Gw harus selsaiin sekarang..


Gw langsung berdiri dan menarik kerah orang itu.
"kenapa mata gw..?"
"lo mau gw lempar dari lantai 2..?"

Lagi lagi gw ditarik oleh para senior dan disuruh duduk lagi. Terlihat perbedaan saat gw SMA dan sekarang saat kuliah, kalau saat SMA gw melakukan itu para senior pasti langsung memukul gw, tapi kali ini senior gw sudah dewasa dan tidak mengutamakan otot nya.

Dari kejauhan gw lihat cewek jari tengah itu datang menghampiri gw bersama cowok nya yang juga senior disini, dan cowok nya ini sepertinya mempunyai jabatan disini, karena saat dia meminta untuk meninggalkan gw, para senior lain langsung pergi ninggalin gw.

"arogan banget lo ternyata" ucap nya saat tinggal kami bertiga.

"biasa aja" jawab gw datar.

"gw Haris" ucap nya sambil menyodorkan tangan nya.

"Deri" jawab gw.

"gw Rani" ucap cewek jari tengah itu.

"udah tau kan nama gw.." ucap gw tanpa melihat kearah nya.

"kamu sama dia pergi kekantin aja atau kemana gitu, gak usah ikut Ospek" ucap Haris pada Rani.

"iya" Rani menangguk kemudian melihat ke gw "ayok" ucap nya.

Tanpa pikir panjang gw langsung mengikuti Rani karena kebetulan gw memang udah males ikut ikutan Ospek yang nggak penting kaya gini.

Gw hanya mengikuti Rani dari belakang dan tidak tau mau dibawa kemana, setau gw kantin nya udah lewat dibelakang tadi.

"woi kantin nya kan disana" ucap gw.

"kita kekantin anak akuntansi aja, disana banyak cewek cakep nya, jadi lo bisa cuci mata biar nggak jutek lagi tu muka" ucap Rani.

Gw lanjut jalan dengan ogah ogahan..

Sudah satu jam gw dan Rani duduk dikantin tanpa ngomong sepatah katapun. Rani sibuk dengan Handphone nya yang nggak berhenti berbunyi.

"asal lo dari mana..?" tanya rani. Akhirnya dia membuka suara.

"nggak perlu tau" jawab gw.

"lo kenapa datar banget sih, senyum kek atau apa gitu" ucap nya.

"nggak perlu" jawab gw masih tanpa ekspresi.

"terserah lo deh, gw mau pergi" ucap nya sambil berdiri dan berjalan pergi ninggalin gw sendirian.

Gw juga pergi untuk keliling kampus. Saat sore hari gw lansung keparkiran dan menunggu Cindy. Nggak berapa lama Cindy sudah berlari menghampiri gw.

"nih kunci, cepetan pulang, gw capek" ucap Cindy.

Gw mengarahkan mobil keluar dari parkiran..
"tadi gw dengar ada yang berantem ya" ucap Cindy.

"iya" jawab gw.

"bukan lo kan..?'

"bukan"

"bagus deh"

Gw mengemudikan Mobil sambil mendengar cerita Cindy, dia bilang banyak cowok yang gatel banget ngeliatin dia setiap dia jalan, ada yang minta Nomor Handphone dengan alesan mungkin nanti bisa sekelas, malah ada senior yang nawarin untuk ngantarin dia pulang.

Gw Cuma menjawab "emm" "oh" "terus"

Saat tiba dirumah gw langsung masuk kekamar dan membersihkan diri, gw udah gerah banget walaupun nggak ikut Ospek. Selesai mandi gw rebahan sebentar.

Malam hari nya gw keluar untuk membuang semua benda benda yang diperlukan untuk Ospek, gw nggak mau ikut Ospek lagi besok..

"kenapa dibuang Ri..?" tanya Cindy yang baru keluar dari rumah nya.

"gw nggak mau ikut Ospek lagi, nggak guna" jawab gw.

"entar KRS lo gimana..?" tanya Cindy.

"gampang"

Gw mau masuk lagi kerumah namun langkah gw terhenti saat melihat Siska baru keluar dari rumah Cindy bersama Kak Lina.


PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now