#149

6.2K 140 1
                                    

  Kesokan hari nya gw terbangun dan melihat kearah jam, sudah jam 9. Gw kembali menutup mata lagi sebentar, sedetik kemudian gw langsung membuka mata dengan jantung yang berdebar debar.

Gw ketiduran dikamar Siska..

Gw berusaha duduk tapi tidak bisa karena badan gw terasa sakit semua, saat itu jatuh sesuatu dari kening gw..

Handuk basah..
Sepertinya gw demam dan Siska mengkompres gw dengan handuk basah.


Gw mendengar suara langkah kaki mendekati kamar, buru buru gw langsung tiduran dan membenarkan posisi handuk kecil itu lalu gw menutup mata lagi.

Gw membuka mata sedikit dan melihat Siska masuk kekamar.

Terdengar suara langkah kaki Siska yang mundar mandir dikamar nya, kemudian terdengar suara bangku yang diseret mendekat ke tempat tidur.

Siska mengambil handuk dikening gw, dan meletakkan tangan nya dikening gw..
Tidak lama kemudian dia menyisir rambut gw dengan lembut.

"kamu memang cowok jahat Ri, tapi kamu bukan orang jahat" ucap Siska pelan "jangan kaya gini lagi ya"

"kalau kamu ada masalah cerita sama aku, aku selalu disini Ri, aku nggak pergi kemana mana"

"please balik lagi jadi Deri yang dulu"

Lalu terasa hangat pada kening gw karena sentuhan lembut bibir Siska.
Beberapa helai rambut nya jatuh mengenai wajah gw..

Gw tidak bergerak sedikitpun, jantung gw berdebar debar tapi gw tetap tidak membuka mata..

Setelah mencium kening gw, Siska pergi lagi keluar kamar nya.
Gw langsung memaksakan diri untuk duduk..

Gw mengelus bagian kening yang dicium Siska.
Kenapa Siska masih terus baik sama gw, padahal gw udah kasar sama dia selama ini..
3 tahun lebih gw tidak berkomunikasi dengan Siska, ketika gw balik kesini dan bertemu dengan dia lagi, bukan prilaku baik yang gw tunjukan, gw malah berlaku kasar pada Siska.


Tidak berapa lama Siska masuk lagi dengan membawa sebuah mangkok yang berisi bubur ayam. Siska terlihat kaget karena melihat gw yang sudah duduk dikasur nya.

"udah bangun Ri.." ucap Siska tersenyum.

Gw berusaha berdiri.
"aku pergi sekarang yas Sis, maaf udah ngerepotin kamu"

"jangan Ri, kamu masih sakit, makan dulu nih" ucap Siska sambil menahan gw agar tidak berdiri.

"aku nggak enak sama orang tua kamu Sis"

"gapapa Ri, aku udah bilang ko"

Gw kembali duduk dikasur nya.

"makan dulu Ri.." ucap Siska "atau mau aku suapin.."

Gw memang sudah kelaparan karena udah lama perut nggak di isi, awalnya gw malu malu menerima tawaran Siska.

"ahaha jangan malu malu gitu Ri, kaya sama orang lain aja" ucap Siska.

Akhirnya tanpa rasa malu lagi gw mengambil bubur ayam itu dan melahap nya dengan cepat.

"ahahaha jangan buru buru gitu Ri, nanti kamu keselek" ucap Siska.

"lafar Sis" jawab gw dengan mulut masih dipenuhi makanan.

Gw menealan makanan yang masih dimulut lalu gw tersenyum melihat Siska.

"akhirnya kamu senyum juga Ri" ucap Siska.

Baru kali ini gw bisa tersenyum lepas lagi, selama gw balik kesini gw memang tidak bisa tersenyum lepas, gw bisa tersenyum lepas kalau lagi dibawah pengaruh alkohol.

"maaf ya Sis selama ini aku kasar sama kamu" ucap gw.

"aku yang salah Ri, kemarin aku nyebelin maka nya kamu jadi kasar" jawab Siska.

"nggak Sis, kalau nggak ada kamu, sampe sekarang mungkin aku belum sadar kalau kelakuan aku itu salah" ucap gw.

Ya. Tanpa Siska gw nggak tau apa yang terjadi pada gw sekarang.

"manusia pasti pernah khilaf Ri, itulah guna nya ada orang lain disekitar kita untuk mengingatkan kalau kita salah" ucap Siska "yang terpenting setelah sadar kalau kita salah, kita tidak mengulangi nya lagi"

"manusia itu mahluk lemah, nggak semua masalah bisa dihadapi seorang diri, terkadang kita butuh orang lain untuk ikut membantu kita dalam menghadapi masalah"

"kamu jangan pernah berpikir kalau kamu Cuma sendiri untuk menghadapi masalah" ucap Siska sambil megang tangan gw dengan lembut "kamu punya keluarga, ada Lina, Cindy yang bisa membantu kamu, aku juga ada disini Ri"

"aku memang nggak tau apa masalah kamu Ri.. aku Cuma bisa ngelakuin ini aja, berharap ini bisa sedikit membantu kamu" ucap Siska.

Sepertinya Kak Lina tidak menceritakan apapun soal Resti pada Siska..

"makasih ya Sis.."

Gw mengahabiskan bubur ayam yang masih tersisa sedikit lagi..

Apa yang harus gw lakukan sekarang, gw udah buat Bokap marah besar sampai mengusir gw dari rumah..

"aku udah dengar dari Lina.. kamu pulang kerumah ya Ri, minta maaf sama orang tua kamu"

Gw menoleh ke Siska.
"kaya nya nggak sekarang Sis, aku nggak yakin Papa mau maafin aku"

"Papa kamu pasti maafin Ri" ucap Siska sambil tersenyum "percaya sama aku"


.....


Sore hari gw masih dirumah Siska, gw ngobrol dengan kedua orang tua Siska. Orang tua Siska benar benar baik dan ramah, gw menceritakan kalau gw di usir dari rumah.
Bokap Siska bilang, kapanpun pintu rumah nya terbuka untuk gw, tapi mereka meminta gw untuk pulang kerumah dan minta maaf sama orang tua gw.

Setelah ngobrol dengan orang tua Siska, gw memutuskan untuk pulang kerumah.

"ingat Ri, kapanpun kamu perlu bantuan, pintu rumah ini terbuka untuk kamu, Om mengenal dengan baik orang tua kamu, Om yakin mereka pasti maafin kamu"

"makasih ya Om"

"nanti jangan lupa main main kesini ya" ucap Bokap Siska "kebetulan Om nggak punya anak cowok, kamu jadi anak Om aja mau hahaha..?" Bokap Siska tertawa.

"atau kita jodohin aja sama Siska Pa" sahut nyokap Siska.

Raut wajah gw langsung berubah ketika mendengar 'Jodohin'. Gw jadi agak anti dengan perjodohan.

"mama apaan sih" ucap Siska "udah ya, nanti Deri aku ajak kesini lagi, sekarang aku antar dia pulang dulu"

"makasih ya Om, tante" ucap gw sambil mencium tangan mereka.

Gw jalan kaki bersama Siska menuju rumah gw..

"maaf ya Ri, Papa sama Mama tadi udah ngomong gitu"

"gapapa Sis, aku ngerti Papa sama Mama kamu pingin punya anak cowok" jawab gw "aku sering main kerumah kamu boleh kan..?"

"boleh ko Ri, kan udah dibilang Papa juga suruh sering main kerumah"

Sesampai nya didepan rumah gw, Siska langsung pulang kerumah nya, nanti malam dia bakalan balik lagi.

Gw membuka pagar dan berjalan kepintu masuk rumah, gw liat keluarga gw lagi pada kumpul diruang tamu.
Semuanya kumpul. Bokap, Nyokap, Bokap nyokap Cindy, Omzul dan nenek juga ada..
Gw juga melihat Kak Lina yang lagi merangkul Cindy yang sedang menangis.

"assalamualaikum"

Serentak semua nya melihat gw yang lagi berdiri dipintu masuk..  

PELANGI SETELAH HUJANDove le storie prendono vita. Scoprilo ora