#134 4 & 5 April (kalung Hati)

6.1K 140 1
                                    

Gw : "lo kenapa Res..?"

Resti : "kamu kerumah aku ya Ri"

Gw : "oke. Tunggu bentar ya"

Gw panik mendengar Resti menangis.

Gw berdiri dan langsung membayar nasi goreng lalu berlari ke tempat Motor gw di parkir.

"oii belom lo makan tuh" teriak penjual nasi goreng itu.

"gapapa" teriak gw.

"ngapain lo bayar.." teriak penjual nasi goreng itu lagi.

"Rejeki lo berarti" ucap gw dan gw langsung memacu Motor dengan kecepatan tinggi.

Diperjalanan menuju rumah Resti pikiran gw udah terbang kemana kemana, gw nggak tau apa yang terjadi sehingga membuat Resti menangis seperti itu.

Bayangan gw Resti lagi tertawa bersama keluarga nya langsung hilang begitu saja..

15 menit kemudian gw sudah berada dipekarangan rumah Resti.

Gw tidak melihat Mobil bokapnya lagi..

Yang gw lihat hanya Resti yang lagi terduduk didepan teras rumah nya sambil menundukkan kepala dan menutup wajah nya dengan tangan.

"kamu kenapa Res..?"

Resti mengangkat wajahnya, dan terlihat wajah nya yang berantakan, mata nya yang merah dan sangat basah oleh air mata.

"Ri...." ucap Resti dan langsung memeluk gw.

Gw mengelus lembut kepalanya.

"tenang ya, aku udah disini Res"

"Papa sama Mama Ri" ucap Resti sesenggukan.

"kenapa Papa sama Mama kamu Res..?"

"Papa sama Mama pulang bukan karena mau rayain ulang tahun aku Ri, bahkan mereka nggak ingat aku ulang tahun hari ini" ucap Resti "dari sore tadi mereka terus berantem"

"aku nggak kuat lagi Ri, bawa aku lari"

"maksud kamu..?"

"bawa aku keluar dari rumah Ri"

"nggak mungkin Res, masa anak SMA kaya aku bawa lari anak orang"

"nikahin aku Ri" ucap Resti dan dia menatap kedalam mata gw.

Gw tersentak kaget mendengar ucapan Resti.

"aku masih SMA Res, belum cukup umur"

"sekarang bawa aku, nanti tamat kamu SMA kita langsung nikah"

Gw memegang pipi nya dengan dua tangan.

"itu salah Res, kalau tujuan kamu nikah Cuma mau kabur dari rumah, itu tujuan yang salah" ucap gw "aku nggak mau kalau tujun kamu kaya gitu"

"tapi Ri.."

"Res dengerin aku, kita masih terlalu muda, masih banyak yang harus kita perbaiki, aku belum siap untuk nikah, emosi aku masih nggak stabil, begitu juga dengan kamu, aku nggak mau kita nikah terus kita harus pisah karena ego kita masing-masing nantinya" ucap gw "untuk sekarang aku harap kamu ngerti Res, kalau memang udah waktu nya, aku pasti akan bahas ini lagi, dan aku akan ngomong langsung sama orang tua kamu"

Gw melepas tangan gw dari pipi nya..

Resti mengangguk kecil "iya Ri.."

"untuk sekarang..." ucap gw sambil merogoh saku celana "balik badan kamu.."

Resti langsung berbalik tanpa bertanya untuk apa. Gw mengeluarkan kalung perak yang sudah gw siapkan.

"untuk sekarang aku Cuma bisa kasih kalung perak ini Res.." ucap gw sambil memesangkan kalung itu keleher nya dari belakang "suatu hari nanti, aku akan mengganti kalung ini dengan emas, dan aku akan bawa kamu keluar dari sini"

Setelah gw pasangkan kalung itu, Resti langsung balik badan dan memeluk gw dengan erat.

"aku akan tunggu waktu itu tiba Ri.." ucap Resti saat dia memeluk gw.

Untuk sekarang hanya ini yang bisa gw lakukan agar Resti bisa tenang, dan bisa bersabar menghadapi masalah keluarga nya..

Gw mendorong pelan tubuh Resti untuk melepaskan pelukan nya.

"maaf ya aku Cuma bisa kasih hadiah yang harga nya nggak seberapa.." ucap gw.

"emm" gumam Resti pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"harga nya nggak berarti apa-apa Ri" ucap Resti "pernyataan kamu yang ikut terikat saat kamu mengalungkan ini lebih mahal dari emas atau apapun didunia ini" lanjut nya sambil megang matakalung itu.

Resti tersenyum dan terus melihat mata kalung itu.

"D untuk Deri, R untuk Resti ya.." ucap nya.

"hehehe iya.." ucap gw sambil menggaruk garukan kepala.

"pernyataan kamu tadi udah merubah kalung perak ini jadi kalung hati Ri..." ucap Resti sambil tersenyum manis.

Gw menarik tubuh Resti untuk lebih mendempet ke gw.

"selamat ulang tahu Res"

"selamat ulang tahun juga sayang" ucap Resti.

"aku kan masih berapa jam lagi" ucap gw cengengesan.

"gapapa dong" ucap Resti "eh make a wish dulu Ri.."

Gw dan Resti sama sama menutup mata untuk sesaat..

"dah" ucap Resti "apa harapan kamu Ri..?"

"minta UN nya bisa di lancarin" jawab gw bohong "kamu..?"

Resti tersenyum.

"keluarga" ucap Resti, dia diam sesaat "aku berharap salah satu dari Papa atau Mama bisa pulang kesini" lanjut nya.

"aku pingin tau gimana sih rasa nya dikasih perhatian dari orang tua" ucap Resti sambil menatap kosong kedepan.

Gw langsung menarik kepala Resti untuk bersandar dibahu gw.

"sabar ya.."

Mudah-mudahan doa kamu bisa terkabul Res...

Sebenarnya aku tadi berdoa bukan untuk dilancarin UN Res, aku berdoa agar apa yang kamu harapkan bisa kamu dapatkan..

Maaf aku udah bohongin kamu. ucap gw dalam hati..

"eh iya, aku belum ngasih kado ya" ucap Resti.

Dia berdiri kemudian langsung masuk kerumah nya.

Tidak berapa lama Resti kembali membawa sebuah kotak yang sudah dibungkus rapi lengkap dengan pita merah.

"wiih dipitain segala" ucap gw.

"hehehe, iya dong" ucap Resti "nih dibuka" lanjut nya sambil menyedorkan kotak berpita merah itu.

Gw membuka pita nya secara perlahan, lalu membuka kotak itu secara perlahan juga..

"wiih jam tangan" ucap gw sambil melihat Resti yang lagi tersenyum "biar aku nggak ngaret lagi ya" lanjut gw cengengesan.

"salah satu nya itu" ucap Resti sambil kembali duduk disebelah gw.

"salah dua nya..?" tanya gw cengengesan.

"yee ko salah dua" jawb Resti "sebanyak apapun jarum jam itu berputar, aku akan selalu sayang sama kamu. setiap detik, setiap menit dan setiap jam nya" lanjut nya.

"kalau baterai nya abis, kamu nggak sayang lagi dong sama aku, kan nggak mutar lagi jarum nya"

"kita ganti baterai nya, terus sayang aku kekamu bakalan lanjut lagi" ucap Resti.

"maksih ya Res" ucap gw sambil megang kedua tangan nya.

Gw dan Resti terus duduk didepan teras rumah nya. Perlahan Resti mulai bisa melupakan kejadian yang tidak mengenakkan yang baru saja dia alami.

Lagi lagi Resti melihat kedua orang tua nya ribut, apalagi kali ini kedua orang tua nya ribut dihari yang spesial untuk nya.

Malam itu gw bertekad, apapun akan gw lakukan untuk membuat dia tersenyum.

Gw bertekad untuk membuat salah satu dari orang tua nya untuk pulang kerumah..

Bagaimanapun caranya.....

PELANGI SETELAH HUJANWhere stories live. Discover now