15

15.6K 2.7K 375
                                    

Mata Haechan mengedar ke sekeliling seiring dengan kakinya yang melangkah masuk ngikutin langkah kecil Rain di depannya.

Rain gila, tapi Haechan lebih gila kayaknya dengan ngeiyain ajakan cewek Son itu buat mampir ke apartemennya.

"Duduk dulu, gue ambil minuman."

Bukannya nurut, Haechan malah ketawa pelan, "kayak ngomong ke siapa aja tau, Ra." Katanya terus natap Rain yang udah duluan natap dia dengan pandangan bingung, "santai aja kali." Katanya dengan senyuman hangat di bibir, "gue bukan orang asing yang harus lo suguhi apa-apa. Mandi aja sana, nanti kalo haus gue ambil sendiri."

Rain ngerjap-ngerjap sambil berdeham pelan, kepalanya bergerak ngangguk dengan matanya yang natap lurus ke Haechan yang udah jalan mendekat ke arahnya.

Langkah Haechan terhenti tepat di hadapan Rain, ngebuat cewek itu mau gamau mendongak buat natap dia. Senyuman hangat yang ga pernah berubah itu masih setia bertengger di bibir Haechan, ngebuat gelenyar aneh sekaligus menyesakkan nyerang hati Rain gitu aja.

Tangan Haechan terangkat buat ngelus puncak kepala Rain dengan lembut, "jangan canggung ke gue, Ra. Because i'm your sun."

Bibir Rain justru bungkam, dengan matanya yang masih natap lurus ke arah Haechan dan juga tenggorokannya yang sekarang kerasa kering banget.

"Boleh peluk?" Tanya Haechan dengan mata penuh harap, tangannya terangkat buat merengkuh pinggang Rain tanpa harus nunggu jawaban cewek Son itu, "gue beneran kangen, Ra..." Lirihnya dengan mata yang tertutup erat dan juga kepala yang bersandar nyaman di bahu Rain.

Awalnya Rain ragu, tapi tangannya bergerak juga buat ngebalas pelukan Haechan dengan melingkar di bahu cowok itu yang makin kerasa tegap.

"Gue juga." Lirihnya dengan senyuman sedih. Rasanya perasaan Rain campur aduk sekarang.

Haechan ngambil nafas banyak-banyak, ngehirup aroma manis yang menguar dari Rain. Aroma khas yang ga berubah sejak dulu, aroma yang dulunya pernah jadi candu tersendiri buat Haechan. Rasanya... Haechan kayak pulang ke rumahnya. Benar-benar nyaman dan menenangkan. Rasanya juga, beban pikiran Haechan yang membeludak akhir-akhir ini berakhir menguap gitu aja setelah tangan Rain bergerak lembut ngusap punggung dan juga bagian belakang kepalanya.

"Maaf." Bisik Haechan yang ngebuat gerakan tangan Rain di punggungnya berhenti seketika. Tangan Haechan bergerak mempererat pelukannya, ga ngebiarin ada celah sedikitpun di antara mereka, "maaf buat semuanya." Lirih Haechan yang ngebuat bibir Rain terkatup rapat seketika.

Rain jelas tau kemana arah pembicaraan Haechan kali ini. Seketika rasa sakit sekaligus kecewa yang ga bisa dijelaskan hadir lagi di hati dan pikirannya. Tangan Rain bergerak pelan ngedorong bahu Haechan berharap cowok Lee itu mau ngelepas pelukannya, tapi yang ada Haechan malah ngegeleng seolah ngelarang Rain buat ngasih jarak di antara mereka.

"10 menit aja, Ra. Gue beneran kangen."

Nafas Rain tercekat seketika dengan tatapan matanya yang berubah jadi kosong.

"2 tahun udah cukup buat lo menjauh dari gue kan, Ra?" Bisik Haechan sendu, "2 tahun udah cukup buat ngeredain rasa kecewa lo kan, Ra?"

Rain malah bungkam, enggan buat ngejawab pertanyaan beruntun dari Haechan itu. Gatau kenapa kejadian 2 tahun lalu ngebuat rasa kecewa itu meluap lagi di hatinya. Tapi Rain sadar kalo dia ga boleh berlarut di masa lalu dan terus-terusan berpikir ke sana.

"Bukan salah lo." Bisik Rain pelan sambil ngambil nafas banyak-banyak, "lagian semuanya udah berlalu kan? Jadi kenapa harus diungkit lagi?"

Haechan ngegeleng pelan, tangannya bergerak nyisir surai panjang Rain yang sekarang berwarna agak kecoklatan, "karena kalo gue ga ngungkit itu, gaada hal yang bisa terperbaiki." Kata Haechan dengan matanya yang udah menyorot sendu, "walaupun bukan gu--"

"Haechan." Sela Rain langsung, kali ini dia berhasil ngebuat Haechan ngelepas pelukannya dan ngasih jarak di antara mereka. Mata dua insan itu sama-sama menatap ke satu sama lain, seolah nyari sesuatu yang udah lama hilang dari diri mereka masing-masing. Ga lama, senyuman tipis terbit di bibir Rain seiring dengan tangannya yang nepuk-nepuk pelan dada Haechan, "bukan salah lo. Jadi berhenti minta maaf." Katanya dengan senyuman hangat yang udah terukir di bibir.

Ah... rasanya Haechan pengen setiap hari ngeliat gimana senyuman hangat itu terukir karena dirinya.







Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"You'll crazy and i'm out of my mind

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"You'll crazy and i'm out of my mind." -John Legend, All of Me.




Udah uwu belom??????

[II] Groove :: Lee Haechan✔Where stories live. Discover now