38

10.6K 2.1K 624
                                    

"Baru bangun lo?" Tanya Renjun begitu Haechan melangkah keluar dari kamarnya di jam menjelang tengah hari ini.

Haechan yang masih belum mengumpulkan kesadarannya secara utuh ga ngerespon pertanyaan Renjun sama sekali. Dia justru menggaruk sisi kepalanya dan langsung nempatin sisi kosong di samping Renjun.

Cowok Huang itu melirik Haechan sekilas sebelum kembali berfokus ke layar tv yang lagi menampilkan berita.

Haechan menguap, langsung menyandarkan punggungnya dengan malas ke sandaran sofa, "lo kok udah pulang?" Tanyanya dengan kepala yang udah menoleh ke arah Renjun.

"Kelas gue dibatalin."

Haechan mengangguk beberapa kali dan beralih fokus ke layar tv yang sekarang udah nampilin drama. Renjun yang barusan mengganti chanel-nya.

"Jaemin?" Tanya Haechan lagi, kali ini tanpa menoleh.

"Sama ceweknya." Sahut Renjun yang ga direspon Haechan lebih lanjut.

Cowok Lee itu menguap lagi, matanya emang merhatiin layar tv tapi dia ga paham sama sekali sama drama yang lagi tayang itu.

"Chan."

"Hm."

"Tau ga? Itu pemeran cowoknya selingkuh, berharap bisa memiliki dua cewek dalam hidupnya secara seutuhnya. Tapi dia akhirnya ketauan, ujung-ujungnya dia ga dapet siapa-siapa."

Kepala Haechan langsung tertuju ke Renjun dengan matanya yang udah melebar kaget, "kok lo tau? Kan belom ending."

Renjun langsung mengemam bibir begitu mendengar respon Haechan. Cowok Huang itu kemudian menyandarkan punggungnya dengan kasar ke sofa, "ini ulangan."

"Nilainya berapa?"

"Bukan ulangan yang itu goblok!" Seruan Renjun ini bersamaan dengan tangannya yang bergerak buat ngelempar bantal sofa ke arah Haechan.

Cowok Lee itu langsung mengaduh, dengan mata yang mendelik ke arah Renjun, "sakit tau!"

"Otak lo tuh yang lebih sakit!" Sarkas Renjun sebelum berfokus lagi ke layar tv.

Haechan mendengus, tangannya bergerak buat ngeraih bantal sofa yang dilempar Renjun tadi dan langsung dipeluk.

Setelahnya hening di antara mereka. Renjun berfokus ke drama yang katanya udah ulangan itu, sedangkan Haechan mencoba fokus ke drama itu.

Ya walaupun ujung-ujungnya Haechan memilih buat nyerah dan langsung menutup matanya, berusaha buat ngelanjutin tidurnya meskipun suara tv lumayan berisik.

"Kalo lo jadi si cowok pemeran utamanya, lo bakalan milih pacar lo atau selingkuhan lo?"

Mata Haechan kembali terbuka begitu mendengar pertanyaan Renjun barusan. Bibirnya masih terkatup rapat dan agak maju sekarang, sedangkan matanya mengerjap lamat dengan otaknya yang lagi memikirkan sesuatu sekarang.

Hampir dua menit mereka lalui dalam keheningan.

Renjun menunggu jawaban dari Haechan, sedangkan Haechan sendiri keliatan sibuk sama pemikirannya.

Ga lama, kepala Haechan tertoleh ke arah Renjun, ngebuat cowok Huang itu juga langsung menoleh juga ke arahnya.

"Pilih yang mana?" Tanya Renjun dengan raut datarnya, matanya menatap lurus ke arah Haechan di sampingnya.

Haechan mengemam bibir dan langsung mengalihkan fokus lagi ke layar tv, "gue milih orang yang gue sayang." Jawabnya yang ngebuat Renjun terdiam seketika.



🎬


Rain menghela nafas capek begitu kakinya melangkah keluar dari ruang divisinya. Dia harus kerja ekstra semenjak produk yang mau diluncurkan divisinya disetujui sama pihak atas. Mereka mulai sering rapat dan rasanya Rain udah mulai benar-benar kerja sekarang, ga lagi jadi babu disuruh beli ini-itu.

Jam menunjukkan pukul 5.30 sore begitu Rain mengecek jam tangannya. Dengan lunglai, Rain menyandarkan punggung pegalnya ke dinding lift yang ada di belakangnya. Untungnya, yang ada di lift sekarang cuman dia jadi Rain ga usah menjaga image-nya sebagai karyawan baru.

Helaan nafas berat keluar dari sela bibir Rain begitu lift berdenting dan pintu kubikel besi akhirnya terbuka. Dengan langkah berat yang hampir terseret, Rain melangkah keluar.

Rasanya kakinya nyeri karena hampir seharian memakai high heels. Mana tadi dia harus bolak-balik ke ruangan direktur buat menyerahkan laporan divisinya. Ya... walaupun ga disuruh beli ini-itu lagi, nyatanya Rain masih disuruh mengantar laporan kemana-mana.

Gapapa, asal jangan disuruh ngerjain kerjaan mereka aja Rain ikhlas kok.

Duh, rasanya Rain mau ngelepas heels-nya sekarang juga saking nyeri kakinya, tapi dia masih mikir pasti orang-orang kantor bakalan mgecap dia aneh kalo dia nekat ngelepas heels-nya dan nenteng-nenteng sepatu yang tingginya 7 senti itu.

"Rainna Son."

Langkah Rain terhenti begitu resepsionis memanggil namanya. Dengan terpaksa, Rain membelokkan langkahnya ke arah meja resepsionis, "kenapa, Kak?" Tanyanya sesopan mungkin.

Kang Seulgi, salah satu karyawan senior di sini yang merangkap jadi resepsionis, mengisyaratkan Rain buat lebih mendekat.

"Ada yang nyariin kamu. Cewek, gatau siapa."

Mata Rain mengerjap begitu mendengar bisikan Seulgi itu, "gatau siapa?"

Seulgi mengangguk dan kembali berdiri normal, "dia nolak pas aku tanya namanya siapa."

Rain menghela nafas pelan, kayaknya dia ga bisa langsung pulang deh abis ini.

"Dia di mana?"

Tangan Seulgi bergerak menunjuk ke arah cewek yang lagi duduk di sofa lobi, posisinya membelakangi mereka jadi Rain ga bisa memastikan itu siapa.

Ga mungkin banget mamanya karena kalo mama mau ke sini pasti ngabarin dulu.

"Makasih ya, Kak." Kata Rain dengan senyuman yang udah terukir di bibirnya.

Astaga... rasanya Rain tuh capek banget dan mau langsung pulang aja. Tapi dengan ga terduganya dia malah kedatangan tamu yang gatau pasti siapa ini.

Kaki Rain melangkah ke arah cewek yang dimaksud Seulgi tadi.

"Permisi, anda mencari saya?"

Si cewek langsung bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap ke arah Rain.

Rain terdiam seketika begitu saraf otaknya langsung mengenali cewek yang ada di hadapannya sekarang.

Cewek itu tersenyum, dengan tangan yang terulur ke arah Rain, "sore, Rainna Son. Saya Amora Cho."










Hmm, mulai chapter depan beneran sedih-sedihan lagi guys :')

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Hmm, mulai chapter depan beneran sedih-sedihan lagi guys :')

[II] Groove :: Lee Haechan✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora