37

10.6K 2.2K 569
                                    

Jangan lupa vote sama spam komen yaw sayang!!!























"Jadi bener?" Tanya Rain dengan matanya yang terpaku lurus ke arah layar hp di tangannya.

Bukannya ngejawab pertanyaan Rain itu, si lawan bicara justru terdiam dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Jangan natap gue kayak gitu." Lanjut Rain dengan senyuman kecil di bibir, tangannya kemudian terulur buat ngembaliin hp yang ada di tangannya ke si pemilik.

Helaan nafas berat keluar dari sela bibir Rain seiring dengan kedua tangannya yang bertaut satu sama lain, kepalanya sekarang tertunduk dengan rasa nyeri luar biasa bersarang di hatinya.

"Sorry baru berani ngasih tau lo."

Rain langsung menggeleng begitu suara si lawan bicara terdengar lagi. Sekarang kepalanya terangkat buat menatap Jeno yang baru aja ngomong itu.

"Amora juga udah tau kalo lo mantan Haechan."

Sekarang kepala Rain tertoleh ke arah Renjun yang duduk di samping Jeno.

Bibir cewek Son itu terkatup rapat, dengan matanya yang mulai terasa perih sekarang. Ah... kayaknya hatinya yang lebih perih sekarang.

Renjun menghela nafas pelan, "gue gatau apa yang bisa dia lakuin buat mertahanin Haechan. Tapi lo tau kan Ra kalo orang bisa gila cuman karena cinta?"

Sebelah sudut bibir Rain terangkat naik perlahan, "iya tau." Katanya terus menatap dua cowok di hadapannya, "Haechan udah ngalamin soalnya." Lanjutnya dengan tatapan kosong.

Jeno sama Renjun saling tatap. Sadar betul sama maksud omongan Rain barusan.

Haechan emang gila, cuman karena orang yang dia sayang balik.

Di saat dia udah punya seseorang yang terikat hubungan jelas dengannya, Haechan justru ngedeketin Rain dan ga ngomong apapun tentang statusnya. Bahkan, Haechan seolah memupuk harapan di hati Rain sampai cewek itu kewalahan sendiri menghadapi perasaannya.

"Lo... mau gimana?" Tanya Jeno dengan nada ragu, matanya menatap Rain lurus-lurus dengan pandangan menyendu.

Melihat tatapan Jeno, tawa kecil langsung menguar di bibir Rain, "jangan natap gue kayak gitu." Katanya sambil mengibas pelan tangannya, "gue gapapa. Lagian, bukan gue yang harus kalian kasihani." Lanjutnya dengan senyuman tenang di bibir.

Walaupun Rain mencoba terlihat tenang dan juga santai, tapi Renjun sama Jeno tau kalo cewek di hadapan mereka ini lagi menanggung rasa sakit di dalam hatinya.

"Gue sebenernya udah ada firasat semenjak Haechan ngedeketin gue. Setiap kali gue menyinggung soal cewek, dia selalu keliatan kaget." Kata Rain sambil membentuk pola abstrak di permukaan meja cafe dengan jari telunjuknya, "gue kira, dia cuman sekedar kaget biasa. Tapi... matanya seolah menyiratkan kalo ada sesuatu yang dia sembunyiin." Rain menghela nafas pelan dan mengangkat kembali pandangannya, "waktu itu juga, gue ngeliat ada yang nelpon dia, nama kontaknya Amour."

"Itu Amora." Kata Renjun yang langsung diangguki Rain.

"Iya, gue langsung sadar kalo yang nelpon dia itu pasti seseorang yang sekarang udah menempati hatinya."

Jeno malah menggeleng, ngebuat Rain menatap lurus ke arahnya dengan pandangan bingung.

"Haechan ga suka Amora." Kata cowok Lee itu sambil melipat tangannya di atas meja, "dia ga pernah suka Amora. Dia nerima Amora karena mau nyoba move on dari lo, tapi ga berhasil."

Rain langsung menggigit bibir bawahnya, jantung serasa diremas begitu dia mendengar omongannya Jeno itu. Rasanya bibirnya kelu sampai ga bisa berkata-kata lagi.

[II] Groove :: Lee Haechan✔Where stories live. Discover now