57

10.9K 1.9K 210
                                    

Sore ini Haechan lagi-lagi nyamper Rain di kantornya, sekalian menawarkan diri buat mengantar pulang karena kebetulan searah. Awalnya Rain nolak, bilang kalo dia bisa pulang sendiri. Tapi sekeras kepala apapun Rain, Haechan jelas bisa lebih keras kepala lagi dari cewek yang udah mengisi hatinya selama 6 tahun lebih itu.

Jadinya setelah kumpul BEM selesai, Haechan langsung mengendarai mobilnya membelah jalanan yang lumayan macet mengingat sekarang adalah jam pulang kerja. Di lampu merah, hp Haechan bergetar pelan, dengan nama Rain tertera di pop up chat-nya. Jelas cowok Lee itu lamgsung mengambil hpnya dari atas dashboard dan ngecek chat yang barusan Rain kirim.

Isinya singkat. Cuman tentang Rain yang nyuruh Haechan nyamper ke cafe aja. Benar-benar sesingkat itu, tapi seengganya Rain udah mau nge-chat dia duluan. Bahkan sebelum ini, nomor Haechan diblokir sama Rain. Jangan tanya lagi sejak kapan nomor Haechan diblokir, larema udah jelas Rain ngeblokir dia semenjak kebohongannya terungkap. Ah udahlah, Haechan gamau ngebahas hal itu lebih lanjut. Yang ada nanti rasa penyesalan sama rasa bersalah jadi bertambah besar di hatinya.

Ah... ngomong-ngomong tentang hubungannya dengan Rain, gaada yang spesial di antara mereka. Lebih tepatnya belum ada. Rain emang udah ga bersikap dingin dan juga menerima kehadiran Haechan, tapi Haechan jelas sadar kalo masih ada tembok pembatas tak kasat mata yang terbangun di antara mereka. Rain seolah ga ngebiarin Haechan masuk dengan gampang ke dunianya. Tapi gapapa, Haechan ngerti kekecewaan yang ditanggung Rain udah besar banget cuman karena dirinya. Bahkan kalo Haechan jadi Rain, dia juga bakalan ngelakuin apa yang Rain lakuin sekarang ke dirinya.

Helaan nafas pelan keluar dari sela bibir Haechan seiring dengan kakinya yang kembali menginjak pedal gas mobilnya. Butuh waktu beberapa menit lagi buat Haechan sampai ke cafe yang dimaksud Rain di chat tadi. Cafe-nya terletak tepat di depan kantor Rain, jadi Haechan ga perlu susah-susah nyari.

Setelah memarkir mobilnya dengan baik di parkiran samping, Haechan langsung keluar dan dengan langkah terburu melangkah masuk ke cafe. Suasama cafe lumayan ramai tapi tenang. Dan gatau kenapa Haechan justru merasa dejavu begitu mendengar lagu Selena Gomes - Lose You to Love Me yang terdengar dari speaker cafe.

Sekitar 4 tahun lebih yang lalu... lagu ini juga diputar di cafe tempat dimana Rain mutusin dia dengan alasan yang bahkan ga langsung bisa Haechan ketahui hari itu. Dan setelah Haechan tau, semua justru terasa makin kacau.

Semenjak itu, hidupnya seolah diacak-acak oleh takdir. Dan kesedihan pun hadir ke hidupnya secara ga berhenti.

Helaan nafas berat keluar dari sela bibir Haechan begitu pintu kaca cafe di belakangnya tertutup pelan dengan sendirinya. Semakin dia melangkah memasuki cafe, semakin berat juga perasaannya. Perasaan ini... perasaan yang waktu itu juga Haechan rasain, perasaan menyesakkan di saat Rain mutusin dia.

Mencoba menampik semua pemikiran negatifnya, Haechan kemudian mengedarkan pandangan ke sekitar buat nyari keberadaan Rain. Ga lama, dia udah bisa ngeliat punggung Rain di depan sana. Senyuman Haechan baru aja mau merekah begitu dia sadar kalo Rain ga sendirian di sana. Tatapan Haechan tertuju lurus ke arah Sunwoo yang duduk di hadapan Rain. Ada tawa di bibir cowok itu, dan kayaknya begitu juga dengan Rain. Mereka... keliatan cocok dari kejauhan.

Haechan menggeleng pelan, nyoba buat menepis pemikiran menyesakkan itu.

Haechan gamau munafik kalo dia bilang dia ga cemburu. Karena sekarang rasanya Haechan mau menarik tangan Rain jauh-jauh dari Sunwoo. Tapi Haechan sadar kalo tindakannya itu bisa aja ngebuat Rain ngejauhin dia lagi. Mengingat... bahkan gaada status yang jelas di antara Haechan dan Rain selain mantan pacar.

Kaki Haechan kembali melangkah setelah dia berhasil memantapkan hatinya sendiri. Sebelum sampai di meja yang Rain tempati, tatapan Haechan terlebih dahulu ketemu sama tatapan Sunwoo. Cowok Kim itu langsung sadar sama eksistensi Haechan begitu cowok Lee itu berjalan mendekat.

[II] Groove :: Lee Haechan✔Where stories live. Discover now