BELANJA

18.5K 1.1K 8
                                    








Alfarel mengajak Nayiya masuk ke dalam apartement nya. Ia mengarahkan tubuh gadis yang setinggi dadanya itu untuk duduk di sofa dan Alfarel bertekuk lutut dihadapannya.

"Bilang salah gue apa?" ucap Alfarel menangkup kedua pipi Nayiya, ia sangat gemas kenapa saat marah begitu menggemaskan bagi Alfarel.

"Dasar gak peka!" sentak Nayiya semakin memanyunkan bibir.

"Iya gue gak peka, makanya gue tanya sama lo salah gue apa hm?" Alfarel merendahkan suara, ia tidak bisa berbalik marah.

Nayiya memilih diam, ia malu kenapa bertingkah kekanakan seperti ini. Namun gengsi sangat tinggi untuk mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.

"Harusnya gue yang marah sama lo, gue lagi belajar bukannya dibawain makanan malah makanan dikasih ke Oza."

"Ihh! Salah Kakak kenapa malah ambil makanan dari cewek itu!!" Nayiya memukul lengan Alfarel beberapa kali.

Yap! Pancingan lekaki itu berhasil, benar dugaannya jika Nayiya marah karena ia menerima bingkisan dari Friska.

"Iya, gue terima tapi gak gue makan. Itu bingkisannya gue kasih sama orang lain. Maaf yaa?" ucap Alfarel, tangannya beralih menggenggam kedua tangan Nayiya.

"Tetap aja Kakak terima kan, padahal aku tadi tuh mau makan sama Kakak. Biar Kakak semangat lagi belajarnya, tapi malah kayak gitu. Ya udah aku kesel terus ketemu sama Kak Oza jadi aku kasih aja sama dia," ungkap Nayiya.

"Bocil gue cemburu. Iya maaf sayang, gak bakal gue ambil pemberian dari cewek manapun kecuali lo," bujuk Alfarel.

Dengan sikap Alfarel seperti ini bagaimana Nayiya tidak luluh, wajahnya memang masih menunjukkan kesal namun pipinya memanas pasti Alfarel melihat pipi yang sudah memerah itu.

"Janji?" Nayiya mengangkat jadi kelingkingnya, Alfarel mengangguk menautkan jari kelingking dengan Nayiya.

"Iya janji," balas Alfarel.

Nayiya tersenyum, gadis itu seketika menjadi ceria. Alfarel melepaskan genggaman di tangan Nayiya rasanya ingin sekali mengigit seluruh tubuh gadis itu.

"Mau peluk gak?" tawar Alfarel merentangkan kedua tanggan.

Nayiya langsung menubrukkan tubuhnya dengan Alfarel. Alfarel tersenyum memeluk tubuh mungil itu, ia mengangkat tubuh Nayiya yang masih berada dipelukkannya. Bertukar posisi kini Alfarel duduk di atas sofa dengan Nayiya duduk dipangkuannya.

"Mau ganti baju dulu ya?" ucap Alfarel.

"Nanti, masih mau peluk." Nayiya mengeratkan pelukan pada Alfarel. Bau wangi dari tubuh Alfarel tetap sama saat masih pagi tadi, Nayiya penasaran parfum apa yang dipakai lelaki itu.

"Katanya mau belanja? Kalau mau peluk seharian sih gak apa-apa."

"Jangann, iya ini di lepas kok. Harus jadi belanjanya," balas Nayiya dengan semangat.

Alfarel mengangkat tubuh Nayiya mendudukan di sofa kemudian ia berdiri berlalu menuju kamar. Alfarel berganti pakaian dengan pakaian santai, ia memakai celana pendek dan kaos hitam. Karena ia berniat untuk pergi menaiki mobil jadi tidak perlu outfit yang panjang.

Selesai berganti baju, Alfarel keluar dari kamar membawakan hoodie untuk Nayiya.

"Ganti baju pake ini, gantinya di kamar aja," ucap Alfarel memberikan hoodie. Nayiya menerima dan berjalan ke kamar Alfarel.

Saat memasuki kamar Alfarel untuk kedua kalinya masih terlihat sama, aroma khas Alfarel tercium di seluruh ruangan ini.

Nayiya melepas kancing seragam satu persatu lalu melepaskan bajunya menyisakan tanktop, ia memakai hoodie milik Alfarel sambil menatap ke arah cermin. Tubuhnya benar-benar tenggelam bahkan lengan hoodie menutupi tangan Nayiya.

NAYIYALFAREL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang