BERKUNJUNG

11.8K 782 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Maret 2017

"Lo becus gak sih jadi Ibu? Anak lagi sakit malah ditinggal!"

"Alfa sakit? Semalem nelpone aku dia baik-baik aja Mas. Keadaan dia gimana sekarang aku boleh ngomong sama Alfa?"

"Dimana lo sekarang?!"

"Aku ada di luar kota, sebelumnya aku juga sudah izin sama Mas. Aku mau ketemu klien butik aku buat ngedisain gaun buat pern-"

"Gue gak mau denger bacotan lo! Seharusnya lo gak ninggalin Alfa. Lo tau badan dia mengigil bahkan muntah! Lo kasih makan apa anak gue hah?!" teriak Abraham pada Annisa ditelpone.

Saat pulang dari luar kota Abraham menyempatkan diri untuk pulang ke rumah walaupun sebentar, ia ingin bertemu dengan Alfarel ditambah sudah berjanji membelikan oleh-oleh.

Asisten rumah tangga melapor pada Abraham jika Alfarel sakit, badannya panas dingin Alfarel juga menangis tiada henti memanggil Bundanya. Abraham menyuruh asisten rumah tangga untuk mengobati atau membawa ke rumah sakit tapi Alfarel tidak mau di sentuh kecuali dengan Bunda.

"A-aku bakalan pulang sekarang Mas, tolong bawa Alfa ke rumah sakit aku janji bakalan pulang secepatnya. Maaf Mas, Maaf," ucap Annisa seberang telpone dengan suara gemetar, Abraham bisa mendengar suara tangis yang ditahan.

"Terserah lo gak pulang pun gue gak perduli." Abraham memutuskan telponenya sepihak, menyimpan ke dalam saku.

Ia membuka kamar Alfarel melihat anaknya ditutupi selimut.

"Alfarel? Alfa ini Papa," Panggil Abraham menyibak selimut melihat wajah Alfarel sudah pucat basi.

"Papa, Bunda mana hiks mau Bundaaaa," gumam Alfarel masih menutup mata.

"Ada Papa di sini, ayo kita ke rumah sakit. Badan kamu panas sekali Alfarel." Abraham mencoba mengangkat tubuh anaknya namun Alfarel memberontak.

"Gak mauu! Mau sama Bunda! Alfa mau sama Bunda! Bunda manaaa!"

"Alfarel kamu jangan membantah yang ada tambah sakit!" Abraham meninggikan suara memaksa Alfarel tetap diam dan mengangkat putranya ke dalam gendongannya.

Alfarel memberontak meminta di lepaskan.

"LEPASSSS! ALFA MAU BUNDA PAPA! MAU KETEMU BUNDAAAA! GAK MAU SAMA PAPAAA! ARGHHH!" Teriakkan Alfarel menggema di rumah, tangannya memukul punggung Papanya sekuat tenaga.

Abraham mulai terpancing emosi melihat kelakuan Alfarel, ia melepaskan dasinya mengikat tangan dan kaki Alfarel agar tidak memberontak ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

"Jangan bikin Papa marah Alfarel!" peringat Abraham.

Abraham menyetir mobil menuju rumah sakit, Alfarel duduk di belakang bersama pengasuh Alfarel sejak kecil.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now