BERSAMA ALFAREL

13K 755 4
                                    

Saat jam istirahat Alfarel segera keluar dari kelasnya menuju kelas Nayiya yang berada di lantai dua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat jam istirahat Alfarel segera keluar dari kelasnya menuju kelas Nayiya yang berada di lantai dua. Langkah kakinya tampak terburu-buru takut jika Nayiya sudah tidak ada di kelas.

Ya! Matanya menangkap sosok itu. Alfarel berlari langsung mengganggam tangan Nayiya membuat gadis itu tergejolak kaget kemudian menormalkan ekspresi wajah melihat siapa yang memegang tangannya.

"Gue mau ngobrol sama Nayiya bentar," ucap Alfarel menatap sahabat Nayiya.

"Kalau gitu kita duluan ke kantin ya Yi, nanti di susul aja," ucap Yumi dengan mata seperti memberi kode kepada Nayiya.

Nayiya mendongakkan kepala menatap wajah Alfarel, karena di sekitar sini masih ramai Alfarel mengajak Nayiya untuk berbicara di taman sekolah.

"Cil?" panggil Alfarel menoel pipi gadis yang duduk di bangku taman dengan wajah ditekuk.

"Marah ya?" tangan Alfarel kembali menoel pipi gembul itu.

"Ih apa sih, jangan pegang-pegang," Nayiya mengusap pipinya.

"Kakak pergi aja sana jangan temuin aku lagi, aku juga gak mau ketemu Kakak," ucap Nayiya menggerakkan tubuh membelakangi Alfarel.

Alfarel memegang bahu Nayiya memutar tubuh itu untuk berhadapan lagi dengannya.

"Dengerin gue dulu."

"Muka gue di sini bukan di tanah." Alfarel mengangkat dagu Nayiya sampai mereka berdua saling bertatapan.

"Maaf karna sikap gue, dan juga chat lo gak gue bales karna gue gak pegang hp. Iya gue tau lo kesel, maaf ya Cil tapi sekarang gue ada di depan lo kemarin mau bilang apa hm?"Tangan Alfarel tidak bisa diam untuk mengelus pipi itu.

"Gak tau aku lupa," Nayiya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Aku itu pacar kakak bukan sih?"

"Kenapa tanya begitu?"

"Kakak kayak lagi nyembunyiin sesuatu dari aku, baru sehari enggak ketemu tapi wajah Kakak udah luka terus kemarin kakak sama om om badan gede itu. Kakak tuh kenapa?" tanya Nayiya meremas rok nya.

Alfarel terdiam, bagaimana ia harus menjelaskan. Hidupnya terlalu rumit untuk diceritakan, Alfarel saja enggan untuk membahas dan membuka lukanya kembali.

"Gue gak bisa jelasin sekarang," jawab Alfarel melepaskan tangannya dari pipi itu.

"Gak apa-apa kok itu juga hak Kakak mau cerita atau enggak."

Tangan Nayiya tergerak menyentuh luka disudut bibir Alfarel, ia menyentuhnya dengan pelan. Sedetik kemudian Nayiya meringis sendiri pasti luka itu sangat sakit.

"Enggak sakit, tapi kalau mau diobatin boleh," ucap Alfarel seperti tahu fikiran Nayiya.

"Kalau gitu ke UKS ya Kak?"

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now