KELUARGA

12.5K 778 7
                                    

Mobil memasuki gerbang rumah, jarak dari gerbang utama ke rumah Alfarel cukup jauh karena kawasan rumah ini sangat luas dan besar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mobil memasuki gerbang rumah, jarak dari gerbang utama ke rumah Alfarel cukup jauh karena kawasan rumah ini sangat luas dan besar. Alfarel menatap pepohonan di sepinggir jalan sampai mobil terhenti di depan rumahnya.

Alfarel turun dari mobil, matanya menatap pekarangan rumah yang dulu Bundanya sangat senang menghiasi taman di depan rumah dengan tamanam-naman hias tapi kali ini hanya rerumputan ada di sana.

"Alfa, sudah pulang mau makan siang dulu?" sapa Hanna melihat Alfarel masuk ke dalam rumah.

"Alfarel?" Hanna memegang tangan Alfarel membuat langkah Alfarel terhenti lalu menatap wanita ini.

Alfarel menepis tangan istri Papanya itu, "Gak usah ikut campur sama urusan gue, urus aja keluarga lo."

"Tapi kita keluarga Alfa," jawab Hanna.

Alfarel tertawa mendengar ucapan Hanna, ia memegang perutnya betapa lucu sekali ucapan istri dari Abraham ini.

"Keluarga? Tapi sorry gue gak ada niatan buat gabung." Alfarel berlalu meninggalkan Hanna berjalan menuju kamarnya.

Sepeninggal Alfarel, Hanna terduduk disofa memegang dadanya. Sudah seharusnya Alfarel bersikap seperti itu memangnya apa yang diharapkan Hanna pada sikap Alfarel dengan posisinya sekarang.

Di kamarnya Alfarel membersihkan diri lebih dulu karna malam ini akan ada makan malam bersama keluarganya, meski membenci Papanya Alfarel harus tetap tetap menghormati Kakeknya. Kakek Alfarel juga selalu bersikap baik dan selalu menuruti apa kemauan Alfarel, bahkan saat Bundanya meninggal pun Kakeknya sempat mengasuh Alfarel.

Alfarel memakai pakaian formal dengan tuxedo, ia bersiap lebih awal. Dan duduk ditepi kasur, Alfarel berdecak kesal ponsel di sita oleh Papanya tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang ingin kabur sudah pasti tubuhnya akan babak belur seperti kemarin.

Lebih baik ia menyimpan tenaga sekarang, sudah berpakaian rapi dirinya memilih bersandar di head board kasur menyalakan televisi. Mata Alfarel memang menatap televisi namun fikirannya melayang jauh.

Sungguh menyesal saat ia mengabaikan Nayiya tadi, terlihat raut wajah sedih dari gadisnya membuat Alfarel merasa bersalah.

Alfarel turun dari lantai dua melihat Abraham sudah siap di ruang tamu.

"Bersikap dewasa jangan membuat Papa malu," ucap Abraham melihat Alfarel berjalan keluar dari rumah mendahuluinya. Semakin lama Abraham semakin terbiasa dengan sikap Alfarel yang selalu kurang ajar.

Kedua lelaki berbeda usia itu memasukki mobil dan mobil melaju keluar dari pekarangan rumah, dibelakang juga ada mobil pengawal yang mengikuti mereka.

Saat berada di dalam mobil Abraham sesekali melirik ke arah Alfarel, luka di wajahnya masih membekas.

Terlintas di fikiran Abraham saat ia pertama kali mengantar Alfarel sekolah, putranya begitu bersemangat dan terus mengoceh kepadanya namun keadaan berbeda sekarang jangankan berbicara menatap pun Alfarel enggan.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now