TIDAK BIASA

16.6K 845 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"Ini Tuan." lelaki berpakaian serba hitam itu memberikan amplop.

Pria yang duduk di meja kerja mengambil amplop dari anak buahnya kemudian menggerakkan jari menyuruh anak buahnya untuk pergi dari ruangan.

Ia membuka amplop berisi beberapa foto, melihat foto itu satu-persatu. Tanpa mengeluarkan ekspresi sedikit pun tidak ada yang dapat menebak apa yang difikirkan dan dirasakan pria ini. Ia meletakkan foto itu di atas meja, ada banyak foto di sana yang diambil sebulan terakhir ini.

"Nayiya," gumamnya, melihat map berisi data diri gadis itu. Sangat lengkap dari keluarga, sekolah, dan data diri lainnya.

Abraham mengambil salah satu foto yang menarik perhatian, ia mengambil gunting memotong sebagian foto itu. Foto Alfarel sedang tersenyum menatap seorang gadis dihadapannya.

Sudah beberapa tahun belakangan ini Alfarel tidak pernah lagi menunjukkan senyuman itu di hadapan Abraham. Tangannya mengambil buku di laci meja kerjanya kemudian membukanya. Abraham menempelkan foto Alfarel yang ia potong tadi di sana, senyuman terbit di wajah pria paruh baya itu. Anaknya sudah sebesar ini sekarang.

Ia membalik buku itu, senyuman pudar melihat foto seseorang di sana. Dadanya terasa sesak perasaan bersalah kembali menghantui. Foto seorang wanita dengan perut besarnya, wanita itu tampak cantik dengan dress putih senyuman lebar menandakan wanita itu sangat bahagia.

Segera Abraham menutup buku itu dan memasukkan ke dalam laci, ia menghela nafas. Jika di teliti mata pria itu memerah, ia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Pindahkan barang-barang yang ada di kamar Alfarel, bakar sebagian dan kirimkan foto ke anak itu," ucap Abraham lalu memutuskan sambungan telponenya.





...

Nayiya merasakan ponsel Alfarel bergetar di dalam tasnya, ia mengambil ponsel dan melihat notif dari siapa. Dari nomor asing, tidak ingin terlalu tahu dengan privasi Alfarel ia kembali memasukkan ke dalam tas.

"Kak Arel kemana kok lama banget," gumam Nayiya dengan celingak-celingkuk.

Alfarel bilang ingin membelikan Nayiya ice cream tapi sampai sekarang lelaki itu tidak muncul. Terlanjur bosan Nayiya memutuskan untuk mencari Alfarel.

Bingung ingin pergi kemana ia membiarkan langkah kaki menuntunnya, sesekali bertanya kepada orang yang ada di sana apakah ada tempat yang menjual ice cream terdekat.

"Di sana Mbak, agak jauh tapi kalau Mbaknya mau ke sana lurus aja nanti ada toko jual kue-kuean belok kiri nah di sana udah keliatan tempat ice cream," jawab perempuan sedang nongkrong bersama teman-temannya.

"Oh iya, makasih ya Mbak. Permisi," pamit Nayiya berjalan menuju tempat ice cream itu.

Untung saja di sini cukup ramai jadi Nayiya tidak takut berjalan sendiri, matanya melihat toko ice cream di seberang jalan. Sebelum menyebrang Nayiya memastikan tidak ada kendaraan yang lewat barulah ia menyebrang.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now