PENOLAKKAN

12.1K 704 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





1 bulan berlalu...

Hubungan Nayiya dan Alfarel tidak ada kejelasan. Nayiya masih memblokir nomor Alfarel, menghindari lelaki itu setiap Alfarel menatapnya. Dan Alfarel ia masih tinggal di rumah Kakeknya, untuk pulang ke rumah dirinya benar-benar tidak sanggup, dan dengan terpaksa harus menuruti keinginan Kakeknya untuk terus menjadi babu Friska.

Alfarel menyesap rokok di atas rooftop, entah sudah berapa batang rokok ia habiskan dalam sehari. Sebulan ini hatinya sungguh galau tanpa Nayiya jadi ini rasanya galau gundah gulana pantas saja banyak orang yang sedih saat bermasalah dengan pasangannya.

Dari atas sini Alfarel melihat anak basket
membubarkan permainan mereka, lapangan di sekolah juga mulai sepi karna jam ekskul sudah berakhir. Alfarel menghabiskan rokok terakhirnya lalu berjalan turun ke bawah.

Nayiya baru saja keluar dari ruang ekskul musik berjalan menuju lapangan basket untuk menunggu Bara, namun sepertinya anak-anak basket sedang berada di dalam ruangan kelas. Nayiya berjalan menuju kelas itu untuk memastikan bahwa ada abangnya atau tidak di sana.

"Nyari Abang lo?" sontak Nayiya menoleh mendengar suara berbicara padanya.

Nayiya mengangguk menanggapi.

"Dia di dalem, lo tunggu aja paling bentar lagi pulang," ucap Alfarel lagi. Matanya sibuk mengamati gadis dihadapannya ini.

"Iya," balas Nayiya berlalu meninggalkan Alfarel, memilih untuk menunggu Bara di tempat lain saja.

Alfarel menyusul Nayiya memegang lengan membuat gadis itu menatapnya bingung. Alfarel membuka tasnya mengambil sesuatu di sana.

"Punya lo, gue temuin." Alfarel memberikan gantungan kunci milik Nayiya.

Nayiya menatap gantungan kunci berawarna pink di tangan Alfarel. Ia juga melihat gelang dan gantungan kunci Alfarel masih ada di lelaki itu.

"Buang aja, udah gak penting lagi," jawab Nayiya melepaskan cekalan Alfarel di tangannya.

"Cil?"

"Kak, bisa gak kita urusin urusan masing-masing aja. Kita sekarang udah gak kayak dulu lagi."

Entah kenapa hati Alfarel sangat sakit mendengarkan ucapan Nayiya.

"Lo sedih gak sih jauh dari gue? hati gue sakit banget tiap ngeliat lo."

Nayiya mendongakkan kepala menatap Alfarel tanpa ekspresi.

"Gue mau ngomong sama lo," sambung Alfarel.

Nayiya berjalan mengikuti Alfarel berjalan menuju tempat yang lumayan sepi, Alfarel memilih di tepi lapangan Voli berada di bawah pohon.

Sambil menelan salvia, menatap gadis di hadapannya ini hanya terdiam memainkan rumput dengan sepatunya. Terasa sulit sekali mengucapkan kata maaf.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now