TERIMA KASIH

11.4K 704 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



BUGHH!!


"LEPASIN DIA BANGSAT!"


Lelaki itu menatap teman yang tersungkur beralih pada sosok yang ada di depannya.

"Beraninya sama cewek, sini duel kalo berani!" tantang laki-laki berseragam sekolah pada lelaki berpenampilan ukaran.

Nayiya menghindar menjauhi mereka dengan tubuh gemetar.

Tak lama datang beberapa motor memakai seragam sama seperti laki-laki yang menolongnya tadi. Nayiya menatap mereka bersitegang berbicara sesuatu sampai akhirnya lelaki yang mengejarnya itu pergi.

"Lo gak apa-apa?" Nayiya tersadar dari lamunannya.

Brukk!

Tubuhnya seketika terduduk ke aspal. Ia sangat bersyukur Tuhan memberikan seseorang untuk menolongnya. Laki-laki itu berjongkok dihadapan Nayiya.

"Makasih, makasih," gumam Nayiya sambil menangis, jika tidak ada lelaki ini entah akan seperti apa nasibnya.

"Mau ikut gue? Tenang gue bukan orang jahat. Gue sekolah di SMA 1, seengaknya obatin dulu luka lo."

Nayiya mengangguk menyetujui penawaran itu, ia berdiri dibantu anak lelaki itu dan di bawa ke sebuah warung dengan lokasi tidak jauh dari SMA 1,di sana ada beberapa anak laki-laki mereka menatapnya.

"Wih siapa nih," sahut salah satu dari mereka.

Nayiya duduk di bangku, tak lama laki-laki itu duduk di dekatnya membawa alkohol dan juga kapas.

"Kita bersihin pake ini dulu ntar gue suruh temen gue buat beli obat luka, tahan kalau pedih," ucapnya.

Nayiya menurut saja, ia melihat darah di lukanya sudah mengering. Luka Nayiya lebih dulu di siram oleh air lalu ditetesi dengan Alkohol.

"Nih bos!"

Menerima obat merah dan kain kasa dari temannya, lelaki itu meneteskan obat merah pada luka pada lengan sambil meniup membuat Nayiya meringis merasakan sakit setelah itu menempelkan kain kasa untuk membalut luka itu.

"Selesai." ucapnya.

Nayiya menarik tangannya dari genggaman laki-laki itu, melihat sebentar lalu mengalihkan pandangan ke sekitar.

Laki-laki itu menatap seragam yang dikenakan oleh gadis disampingnya, jelas itu adalah seragam SMA Kusuma Bangsa.

"Oh iya, kalau boleh tau nama lo siapa? Gue Devan."

"Nayiya."

"Sekolah di SMA Kusuma Bangsa?" tanya Devan lagi.

"Kok tau?"

"Itu dari seragam lo."

Nayiya mengerutkan dahi lalu menatap seragam yang ia pakai, benar juga. Devan menahan tawa melihat ekspresi gadis dihadapannya ini sangat lucu.

NAYIYALFAREL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang