PROLOG

191K 7.4K 116
                                    

"G-gavin, aku hamil." Ucap seorang gadis kutu buku sambil menundukkan kepala. Ia juga memberikan hasil usg kepada laki-laki itu.

Tentu saja hasilnya diambil oleh lelaki tersebut. Namun, tak lama kemudian, dia merobek usg itu sampai benar-benar tak terlihat seperti gambar usg.

"Hubungannya sama gue apa? Lupa kalo lo cuman cewek miskin yang kita jadiin taruhan?" Balasnya dengan santai. Meremas erat sobekan-sobekannya lalu dibuang asal.

Jam menunjukkan pukul lima sore. Suasana sekolah semakin sepi. Bahkan di area gudang belakang sekolah itu sudah tak ada guru, office, atau murid yang berlalu lalang.

"Vin, aku cuma n-ngelakuin itu sama kamu." Dia memberanikan diri menatap mata lawan bicaranya.

"Gugurin aja apa susahnya sih?!"

Mata perempuan yang dinilai miskin oleh laki-laki bernama Gavin itu berkaca-kaca. Dia emang udah melakukan dosa besar. Tapi dia tidak akan melakukan dosa besar yang kedua kalinya.

"Aku gak mau gugurin bayi ini! Dia gak salah!"

"Dia itu bayi yang gak diinginkan. Bayi bergilir! Gak tahu bapaknya siapa!"

PLAK!

Vanya, namanya Onella Lavanya Zayden. Dia menampar keras pipi Gavin sampai kepala remaja laki-laki itu tertoleh kesamping.

Tidak ada yang boleh mengatai calon anaknya sekotor itu.

"Lo!" Tunjuk Gavin namun langsung Vanya potong.

"Selama hampir 3 tahun di SMA ini kamu selalu bully aku. Lecehin aku, bahkan berakhir perkosa aku. Aku gak masalah kamu ngelakuin semua itu ke aku, Gavin! Tapi tolong, aku cuma mau anak ini dapet pengakuan dari ayahnya. Kalo kamu gak mau ngakuin dia gak apa. Aku bisa rawat dia sendiri tanpa seorang ayah bajingan kayak kamu!"

Vanya memutuskan untuk pergi dari sana. Tak ada harapan lagi meminta pertanggung jawaban dari Gavin.

"EMANG LO PUNYA UANG BUAT NGERAWAT DIA, HAH?! Cih!" Teriak Gavin menatap punggung Vanya yang sudah menjauh.

Telinga Vanya tidak budeg. Ia mendengar jelas apa yang Gavin katakan. Hanya saja, dia tak mau menoleh ke belakang lagi. Biarkan waktu yang menjawab. Jelasnya, Vanya mampu merawat anaknya sendiri.

Sebeda itu kah orang miskin di mata orang kaya? Di jadikan bahan taruhan. Bagaimana jika posisinya di balik, apa orang kaya itu mampu merasakan apa yang dirasakan orang-orang miskin selama ini? Dan berakhir diperkosa sampai hamil seperti Vanya?

🌷✈️🌷✈️

Disebuah perumahan elit, ada seorang gadis yang sedang dimarahi habis-habisan oleh Papanya. Tidak ada pembelaan dari Mama gadis itu karena sang Mama pun menangis sesenggukan kecewa terhadap putri semata wayangnya.

PLAK!

"PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU KAYAK GITU!" Bentakan Charles membuat gadis itu luruh lalu memegang lutut Papanya meminta ampun.

"Hiks, Maafin V-vanya, Pa." Sesampainya di rumah, gadis itu memutuskan untuk memberitahu masalah ini kepada Mama dan Papanya secara langsung. "V-vanya tahu Vanya salah. Tolong maafin Vanya."

"SIAPA AYAH DARI BAYI ITU? NGOMONG SAMA PAPA, BIAR PAPA TEMUI DIA SEKARANG!"

Vanya menggeleng, "D-dia... V-vanya mabok waktu itu. Vanya gak sempet lihat mukanya."

"OH, JADI DIBELAKANG PAPA KAMU SUKA MABOK-MABOKAN, HM?"

Vanya menggeleng lagi. Ia terus mengucapkan kata maaf pada Papa, juga Mamanya. Ia benar-benar telah gagal menjadi seorang anak.

"U-udah Pa, cukup. Biar gimanapun Vanya itu anak kita. J-jangan kasarin dia lagi," Akhirnya Clarabell, wanita yang sudah melahirkan Vanya ke dunia ini berdiri dari sofa. Ia membantu putrinya berdiri dan sedikit menjauh dari kaki sang Papa.

"Tetap saja ini tidak bisa dibiarkan," Pandangan Charles menatap lurus ke depan. Di sampingnya, Clara menggeleng. Ia tahu apa yang sedang suaminya pikirkan.

"Gugurin atau pergi dari rumah ini tanpa membawa barang-barang yang pernah Papa berikan kepadamu."

"Pa!" Bentak Clara. "Jangan gila!"

"Apa kata orang nanti kalau lihat perut dia membesar?!" Sentak Charles.

"M-ma, its oke. Vanya bisa pergi dari rumah ini. Vanya bisa besarin anak ini sendiri. Vanya--"

"Kamu gak tahu apa-apa tentang diluar sana Vanya! Mau makan apa kamu nanti? Mau tidur dimana?" Potong Clara memegang kedua bahu Vanya.

"Vanya bisa tinggal di kontrakan. Uang tabungan aku bakal cukup, Mama."

"Gak bakal bisa cukup ketika bayi itu lahir. Mama tahu betul, kamu anaknya boros." Vanya menggeleng, mencoba menenangkan ibunya.

"Nanti, kalau Papa udah bisa maafin Vanya, Vanya bakal balik lagi ke Mama."

"Ke rumah ini kan sayang?"

"Bukan, ke Mama aja. Rumah ini bukan rumah Vanya lagi."

Malam itu adalah saksi dimana Vanya, seorang gadis yang kalau di sekolah menyamar dirinya menjadi si kutu buku miskin memulai hidupnya sendiri. Sebelum pergi, Vanya memeluk erat tubuh lemah Clarabell. Baru setelahnya dia pergi keluar rumah mewah itu. Saat dia benar-benar menginjakkan kaki keluar gerbang, tangis Clara semakin menjadi.

Putri yang selama 17 tahun ini dia manja, ia beri kasih sayang, harta melimpah, bahkan sang suami yang juga memberikan segalanya kepada Vanya pergi meninggalkan mereka.

"Hiks, kamu jahat Mas! Vanya gak tahu kerasnya dunia luar kayak apa!" Charles memegang kedua bahu istrinya agar tidak terjatuh teras.

"Justru itu adalah hukuman yang paling tepat buat dia," Ucap Charles mulai melemah.

"Vanya pergi cuma bawa kartu atm sama seragam dan kardigan itu. Baju apa yang bakal dia pakai lagi? Kontrakan sekecil apa yang dia dapat pakai uang segitu? Mau ngerawat cucu kita pakai apa dengan uang segitu? Pa, Vanya bukan anak kuat. Dia cuma gadis manja yang suka menyamar sebagai anak dari orang miskin."

"Dan dia akan benar-benar merasakan apa yang ingin dia coba. Menjadi orang miskin." Lanjut Charles tenang.

Memang itu yang anaknya inginkan selama ini kan? Mencoba menjadi hidup seperti orang miskin. Maka dengan itu Charles kabulkan malam ini.






Bersambung.

Ini adalah kisah Vanya yang cukup unik. Semoga kalian suka.

Happy reading🤍

Jangan lupa VOTE banyak²!!

15 10 23

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang