PART 23

90.6K 4.1K 96
                                    

Gavin baru saja menyelesaikan ritual memperganteng diri. Apalagi kalau bukan mandi. Dan apapun pakaian gavin celana yang selalu dia pakai adalah celana pendek. Entah jeans atau yang lain intinya damage Gavin dengan style seperti itu sangat lah ugh.

Celana pendek bukan berarti kolor ya.

"Hai!" Pekik seseorang riang dari luar teras. Gavin yang tengah mengunci kontrakan mengernyitkan kening. Jujur, dia malas berurusan dengan cewek ini.

"Kenapa?" Tanya Gavin seadanya.

"Kita mau kenalan. Nama kamu siapa?" Tanya Key centil.

Sebelum menjawab, Gavin menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Lalu setelahnya, ia meneguk saliva takut. Gadis ini kenapa sih? Pakaiannya norak.

"Oi? Ditanya temenku tuh, nama kamu siapa?" Sahut Lova ikutan centil. Demi apapun mereka aneh sekali kalau memaksa diri untuk centil.

"Gavin," Ucap Gavin singkat.

"Namanya bagus! Kayak orangnya," Celetuk Key berbinar membuat Gavin melotot tidak percaya.

"Bisa kalian pergi dari sini? Gue mau pergi."

Key tidak pergi. Ia malah mengulurkan tangan seakan Gavin mau membalas uluran tangannya.

"Ngapain?" Tanya Gavin bingung.

"Kenalin, nama aku Keyshila. Panggil Key aja," Uluran tangan Key tidak digubris sama sekali oleh Gavin. Walau begitu, gadis itu masih saja girang mengulurkan tangan.

"Kalau aku namanya Lova!" Sambung Lova ikutan mengulurkan tangan.

Tak menanggapi, Gavin memilih berlalu begitu saja melewati mereka berdua. Key dan Lova terus meneriaki Gavin agar dia mau berhenti. Namun sayang, Gavin menulikan telinga.

"Ih kan! Dia jadi pergi. Kamu sih Lov," Key memanyunkan bibir.

"Mana ada. Dia itu risih gak sih?" Ucap Lova tak mau kalah.

"Bentar deh, dia kok kayak mau ke rumah Vanya?" Pandangan mata Key terus menatap punggung Gavin yang kian menjauh.

"Lah iya. Mau apa dia ke sana?" Tanya Lova mengikuti arah pandang Key. "Mau susulin nggak Key?"

"Susul ayo!!!" Key menarik lengan Lova agar mengikuti langkahnya. "Masa iya dia suka sama Vanya?"

"Waton! Nggak lah," Pekik Lova.

•••••

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Gavin sampai di depan rumah Vanya. Jalan setapak itu menuntunnya masuk hingga terlihat rumah kecil yang cukup kumuh di depan sana.

Ada sosok wanita paruh baya yang sedang menyiram tanah di depan rumah menggunakan air bekas cucian. Mau tidak mau Gavin berjalan lebih mendekat ke arah wanita itu.

"Permisi?" Ucap Gavin yang langsung ditatap olehnya.

Dia Ayumi, pandangannya menatap Gavin penuh memuja. Apakah alam sedang tidak baik-baik saja? Kenapa ada manusia setampan ini datang ke rumahnya?

"Iya, kenapa ya?" Tanya Ayumi sopan.

"Benar atas nama ibu Ayumi dan ini juga rumahnya Vanya?"

"B-benar, saya sendiri. Sedangkan Vanya adalah putri saya. Ada apa ya Mas?" Mata Ayumi menyipit. Ia seperti tak asing dengan wajah ini.

"Em... Vanya nya ada--"

BRAK!

"GAK USAH NANGIS! SEMUA INI CUMA KARENA TV KAN?! DIBILANG ITU GAK BAIK BUAT KAMU! KATANYA MAU PINTER? KENAPA MALAH LIHAT YANG GAK JELAS HAH?"

HER LIFE (OTW TERBIT)Where stories live. Discover now