PART 42

50.8K 3.4K 319
                                    

"Adara kamu tahu dari mana kalo mereka semua pernah memperlakukan Vanya kayak Anjing gini?" Charles perlu jawaban dan penjelasan kalau apa yang dikatakan Adara itu benar adanya.

"Aku menyelidiki semua, Pa. Mulai dari Juna, Gavin, semua yang mereka lakukan aku selidiki."

Charles menggeleng tidak mengerti lagi, marah? Ya Charles marah atas ketidakjujuran Gavin ketika bercerita. Tapi untuk kelakuan Adara yang seperti ini, Charles juga kurang suka.

"Woi, apa-apaan?" Seseorang baru saja memasuki gerbang rumah Charles.

Beberapa saat lalu perempuan itu mendapat telfon kalau Farel dan yang lain sedang pergi ke rumah Vanya. Dia tahunya cuma pada nganterin Gavin kasih Elen ke Vanya. Tapi kenapa ini Acel malah ngelihat cowok-cowok dipakaikan rantai anjing? Dan merangkak seperti hewannya.

Bentar, sebodoh-bodohnya Acel dia tahu maksud dari semua ini. Memori Acel merekam jelas bagaimana mereka memperlakukan Vanya layaknya anjing. Ini, ini adalah sebuah pembalasan yang dilakukan Adara.

"PAK, LEPASIN RANTAI ITU DARI LEHER MEREKA!" Perintah Acel tidak suka.

Dia mengerti perasaan Adara sebagai sahabat Vanya. Hanya saja, pembalasan perempuan itu salah. Nggak seharusnya dia malah mengulang masa lalu.

"ACEL!" Teriak Adara.

"Apa?!" Sahutnya tak bersahabat.

Orang-orangan Adara melepas rantai yang berada di masing-masing leher dari lima laki-laki itu sesuai perintah Acel. Setelah terbebas, bukannya berdiri mereka malah terduduk layaknya tahanan.

"SHIT, LO TUH PENGHANCUR!"

"Nggak gini kalau lo mau balas dendam!"

"Mereka memperlakukan Vanya kayak gini berarti mereka juga pantas diperlakukan kayak gini. Katanya lo sahabat SMA-nya Vanya, tahu apa lo soal dia?!"

"Pertanyaan itu harusnya buat lo! Tahu apa lo tentang Vanya? Katanya sahabat dari SD, tapi kok nggak ngertiin perasaan sahabatnya sendiri," Ucap Acel yang tersulut emosi. Dia tak mau kalah telak.

Sebelumnya Acel kira Adara ini orang baik. Orang yang bisa membantu permasalahan Vanya. Tapi ternyata dugaannya salah. Kedatangannya kemari malah membuat onar. Itu menurut Acel.

Kelima laki-laki itu juga ngapain pada diem aja sih?! Padahal biasanya mereka langsung menentang kalau menyangkut image. Gak mungkin kan mereka takut sama Adara?

"Mereka semua udah ngehancurin hidup Vanya, Cel. Kenapa malah lo belain?!" Sentak Adara mengingatkan betapa buruknya lima orang itu dimasa lalu.

"Ra, mereka bukan lagi mereka yang dulu. Mereka udah dewasa, mereka ngerti apa yang harus dilakukan sekarang."

"Lo gini karena Farel kan?"

"Gak ada hubungannya sama Farel. Gue cuma mau kasih tahu kalau mereka tu bener-bener mau memperbaiki diri."

"Vanya bisa kecewa kalau tahu sahabat SMA-nya ini membela para pengecut kayak mereka," Sarkas Adara.

"Asal lo tahu aja ya, Ra. Delapan tahun gue kenal mereka. Tiga tahunnya memang menyakitkan, tapi setelah tahun ketiga, Gue tahu, gue ngerasa, gue paham kalau mereka gak sebrengsek ini. Ya oke, gue ngaku salah udah lebih belain mereka dari pada Vanya. Tapi coba buka pikiran lo. Lihat ke depan."

Acel menjeda kalimatnya sejenak. Ia terlihat sedang mengatur nafas, "Lo boleh hukum mereka, tapi gak disini. Bayangin gak kalau tiba-tiba Vanya sama Elen keluar terus ngelihat mereka semua kayak anjing di depan rumahnya gini? Lo gila?"

"Lo lebih gila, Cel! Lo terima lamaran Farel di saat Vanya hilang gak tahu kemana."

"Apa bedanya sama lo yang malah pacaran sama Juna?!" Sentak Acel tak habis pikir dengan Adara yang terus berusaha menyudutkannya.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang