PART 14

98.5K 4.6K 28
                                    

Ini adalah hari dimana Gavin bertemu dengan Charles. Jangan tanyakan bagaimana kondisi Gavin sekarang. Tentu saja dia deg-degan sekaligus takut Charles akan marah besar.

Nama keluarga Gavin memang lebih tinggi dari pada keluarga Vanya. Tapi ini bukan perkara nama atau harta, melainkan anak. Orang tua tidak akan diam saja saat mengetahui anaknya sedang dalam masalah.

"Mas, kamu barusan sampai tadi malem, sekarang mau pergi lagi?" Tanya Clara menyajikan piring serta roti untuk Charles.

"Gak bisa di tunda lagi, Sayang. Ini aja janjiannya kemarin malem. Tapi aku baru sampai tadi malem." Charles menunggu istrinya mengolesi selai coklat pada roti tawar yang akan ia makan.

Setelahnya, mereka melahap makanan masing-masing. Duduk saling berhadapan dan hening. Clara mengangguk menanggapi Charles.

"Emang ketemuan sama siapa? Gak mungkin rapat buat perusahaan. Sekretaris kamu gak bilang kalo ada rapat soalnya," Ucap Clara merasa suaminya sedang menutupi sesuatu.

"Bukan tentang perusahaan. Ini tentang putri kita," Sahut Charles. Udahlah, buka-bukaan aja ke Clara.

Kening Clara berkerut, ada apa dengan putrinya? Perasaan dua hari lalu Clara baru saja bertemu dengan Vanya. Dia juga melihat putrinya baik-baik saja.

"Vanya?" Charles mengangguk. Ia memakai jam rolex favoritnya lalu pergi keluar menuju ke mobil yang sudah siap di depan pagar.

"Mas tunggu dulu, Vanya kenapa?" Sebelum suaminya benar-benar masuk ke dalam mobil, Clara menahan tangan Charles.

"Kamu udah ketemu sama Vanya kan?" Ucap Charles berbalik tanya. Clara mengangguk kecil.

"Semua baik-baik aja, sayang. Aku cuman mau pastiin dia gimana sekarang." Lanjutnya berusaha menenangkan Clara. Dia memang mau buka-bukaan sama istrinya, tapi tidak mengenai hal ini. Toh Charles sendiri tidak tahu ini mengenai Vanya di bagian mana.

"Aku mau ikut," Cicit Clara.

Charles menggenggam tangan istrinya dengan penuh kasih sayang. Dielus pelan tangan tersebut hingga sang pemilik luluh.

Bukannya tak mau mengajak, tapi Charles tak mau membebani isi pikiran Clara. Masalahnya nih dia gak tahu nanti apa yang mau dibahas mengenai Vanya. Siapa tahu pembicaraannya bikin shock, terus kalau Clara di sana apa gak kumat jantungnya?

"Pulang dari sana nanti aku ceritain. Kamu di rumah aja oke? Jangan lupa minum obat."

Berakhir Charles melepas paksa tangannya lalu masuk ke dalam mobil. Clara terdiam di tempat. Sepenting itu kah sampai dia gak boleh ikut? Mobil Charles melaju menjauh dari depan gerbang.

•••••

"VIN! LO YANG BENER AJA BAWA MOBIL NGEBUT GINI?!" Teriak Acel panik. Dia menyesal telah memilih berangkat bareng Gavin dari pada dianter Farel.

"Biar cepat sampai, Cel," Sahut Gavin santai.

"GAK USAH NGEBUT JUGA SIH! LAGIAN TELAT DIKIT GAK MASALAH," Acel menggenggam sabuk pengamannya erat.

"Ya gak bisa dong, masa Om Charles disuruh nunggu."

"LO MAU MATI HAH?!"

"Cel, kecilin dikit kek suara lo."

"ANJING! GAVIN DI DEPAN ADA YANG MAU NYEBRANG!" Teriakan Acel kali ini membuat Gavin mengerem dadakan.

Memang ya, Gavin ini suka sekali membuat orang panik. Gini nih gak sukanya Acel kalo sama Gavin. Selalu saja ngebut, terus gak mau dengerin omongan orang, seenaknya sendiri pokoknya.

"GUE BILANG JUGA APA BANGSAT!" Acel memukul kasar lengan Gavin.

"Aw, sakit."

"JANTUNG GUE ANJIR. Lo kalo mau mati, jangan bawa-bawa gue dong! Bentar lagi gue mau nikah nih."

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang