PART 36

64.8K 4.8K 293
                                    

Gavin terbangun lebih dulu dari pada Elen. Jam baru menunjukkan pukul 05.20 wib. Biarlah, tidak usah membangunkan Elen. Dia sama sekali tidak masalah kalau Elen bangun siang.

Semalam ketika sampai di kamar, Elen nangis meraung mencari Vanya. Tentu, Gavin kebingungan. Tak mau mengganggu orang-orang yang sudah tidur, Gavin hanya berinisiatif menggendong putrinya sampai tenang.

Di bawalah Elen menuju balkon kamar tersebut. Mereka memandang bintang dan bulan sabit di atas sana. Gavin juga berusaha menjelaskan tentang Vanya kepada Elen dengan bahasa yang bisa masuk di kepala anak-anak.

Pada pukul satu dini hari, Elen baru bisa tertidur kembali. Dari situ, Gavin menaruh lagi Elen di atas kasur king size-nya. Ia juga mengantikan pakaian Elen dengan baju tidur yang sudah Gavin beli khusus untuknya.

Baju dan celana tidur senada berwarna coklat muda dengan gambar beruang itu terlihat lucu ketika Elen gunakan. Setelah anaknya beres, barulah Gavin membersihkan diri sendiri dan tertidur bersebelahan dengan Elen.

Kasur yang biasanya Gavin tiduri sendiri, kini ada seorang anak kecil yang menemaninya tidur. Dalam lelap, Gavin tersenyum.

Dia tidak marah kepada semesta karena telah menghadirkan Elen. Dia hanya marah kepada diri sendiri karena caranya menyuruh semesta menghidupkan Elen itu salah.

"Aden, mau apa di dapur?" Tanya seorang asisten yang bertugas mengurus dapur. Baru ini Gavin repot-repot menemui pelayan di dapur.

"Bibi ada susu buat anak-anak?" Tanya Gavin pelan.

"Apa, Den?" Pelayan itu bertanya balik sebab suara Gavin terlalu kecil.

"Ada stok susu buat anak-anak gak?" Ulang Gavin pelan namun penuh penekanan.

"Lah kan gak ada anak-anak di rumah ini. Paling susu yang buat Aden, kalo nggak ya yang punya Nyonya," Jawabnya membuat Gavin mendesah.

"Mbak! Ini ada kaleng susu S-26 promise gold, kemarin non Acel bikin makanan pakai ini. Abis tu karena masih ya saya simpan aja." Celetuk pelayan lain yang mengambil sebuah kaleng susu dari salah satu kitchen set atas.

"Nahh!! itu aja Bi gak apa. Tolong buatin satu gelas nanti taruh di kamarku ya," Pinta Gavin diangguki oleh pelayan itu.

"Den Gavin kenapa? Kok pengen susu anak-anak?" Tanya pelayan yang mengambil kaleng susu tadi setelah kepergian Gavin dari dapur.

"Alah, biasanya juga kalo habis lari pagi atau sarapan, Aden minum susu," Jawab kepala pelayan yang tadi berbicara dengan Gavin.

"Benar juga," Gumamnya berpikir. "Tapi belakangan ini udah nggak minum tuh."

"Saya juga gak tahu. Udah buatin aja, nanti Aden marah loh."

"Siap mbak! Makanan buat sarapan udah siap ya. Tinggal plating," Ucapnya penuh hormat lalu bergegas membuatkan susu untuk Gavin.

"Oke, untuk menu sarapan biar saya yang lanjutin."

Sedangkan disisi lain, seorang wanita masuk dengan tergesa. Melihat Bevan turun dari tangga membuatnya langsung menghentikan laki-laki itu.

"Gavin mana?!" Todongnya membuat Bevan menaikkan salah satu alisnya.

"Dia udah pulang?" Tanyanya bingung.

"Udah, Marvel yang nganter semalem."

"Hah? Semalem aku begadang gak ada lihat dia masuk ke kamar," Bevan beneran tak tahu kalau Gavin sudah pulang. "Cel, duduk dulu. Biar aku minta Bibi buatin teh."

Nyawa Bevan belum sepenuhnya terkumpul. Lagi pula, harus sepagi ini Acel ke rumahnya? Apa jangan-jangan malah dia semalem tidur disini? Haduh, kepala Bevan benar-benar berputar memikirkan cewek satu ini.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang