PART 27

99.5K 5.2K 331
                                    

Gavin mengikuti Vanya dari belakang tanpa sepengetahuan perempuan itu. Gimanapun juga Gavin harus tanggung jawab, dia ngajak Vanya pergi, maka dia juga harus mengembalikan Vanya sampai ke rumah.

Di tengah perjalanan, Gavin dihadang oleh dua cewek centil. Dia pun mendesah kesal. Vanya sudah hilang ditelan tembok rumah orang karena jalanan di depan sana berbelok.

"Hai, kita ketemu lagi. Em... Kalau boleh tahu, kamu siapanya Vanya deh? Dari kemarin kayaknya ke rumah Vanya terus. Ke rumah akunya kapan?" Ucap Key ngawur membuat Gavin melotot mendengarnya.

Walaupun tahu yang sebenarnya, dia pura-pura bloon aja di depan Gavin.

"Bisa kalian minggir? Urusan gue masih banyak," Dingin Gavin membuat Lova yang berada di sebelah Key menciut.

"Bisa besok aja gak sih, Key," Bisik Lova yang sengaja tidak Key gubris.

"Vin, nanti sore jalan-jalan yuk! Ada pasar malam di desa sebelah." Ajak Key semangat.

Ditempat, Gavin memikirkan apa itu pasar malam. Selama ini Gavin tidak pernah tahu tentang itu. Yang ia tahu ya pastinya ngerti apa aja.

"Sorry, gak bisa, gue sibuk," Tolak Gavin mentah-mentah. Sial, kenapa harus ketemu dua orang ini sih?!

"Kok kamu gitu kalo sama aku. Tadi diajak Vanya ke sawah aja mau," Cibir Key. Sebenarnya dia agak cemburu dengan Vanya. Gadis itu dengan mudahnya jalan-jalan berdua dengan Gavin, cowok ganteng yang ia kira sedang PKL di desanya ternyata ayah kandungnya Elen.

"Kamu gak tahu kan tentang kehidupan Vanya yang asli, makannya kamu mau diajak dia pergi kemana aja?"

"Lo, bawa temen lo pulang. Gini-gini gue harus kerja," Ucap Gavin kepada Lova, berharap gadis itu membawa temannya pergi.

"I-iya," Ucap Lova gugup. Dia agak takut melihat Gavin yang tidak bersahabat seperti ini. "Key, udah lah lupain aja ide gila kamu."

"Diem, Lova," Balas Key tegas namun berbisik.

Merinding berlama-lama dengan suasana ini, Lova menarik sahabatnya pergi. Melihat kesenjangan antara dirinya dengan Gavin membuat Lova sadar statusnya cocok sebagai apa dalam kehidupan laki-laki ganteng itu. Jelasnya bukan sebagai perempuan yang di cintai.

"Lova, kenapa sih?!" Cibir Key kesal.

"Vin, ayoo ke pasar malam. Nanti malam aku jemput ya?? Sampai jumpa!" Bahkan saat ditarik-tarik paksa oleh Lova, Key masih sempat merayu Gavin.

"Udah aku bilang jangan gila! Dia bukan cowok yang selama ini mau jadi pacarmu," Ucap Lova setelah mereka menjauh dari Gavin.

"Lov, aku yakin dia sama kayak mereka. Gimana pun, aku lebih ayu dari pada Vanya anaknya Ayumi yang banyak hutang itu," Key menyentak tangan Lova yang sedari tadi masih memegang lengannya.

Lova mendesis, susah kalau ngasih tahu orang kayak Keyshila gini. Apalagi anak satu-satunya kan, keseringan di manja nih.

"Jangan samain kita sama orang kota kayak dia. Semua bakal jauh," Ucap Lova lelah.

Semisal Key jadi cewek gila dan tokoh laki-lakinya orang desa ini, desa sebelah, atau desa seberang, Lova masih bisa bantu. Lah ini? Gila kali ya Key jadi cewek gilanya Gavin, si orang kaya itu.

"Hey? Vanya aja bisa deketin Gavin. Kenapa kita gak bisa?" Kata Key sangat percaya diri. "Lagi pula kamu mau terus-terusan tinggal di desa ini? Aku sih kalau boleh minggat dari sini udah pasti pergi sih."

Lova memutar bola mata malas, "Terserah lah. Aku capek ngomong sama kamu."

Sedangkan di tempat tadi, Gavin lega melihat dua gadis centil itu hilang dari pandangannya. Kepala Gavin menggeleng kecil mengusir kata-kata jahat yang ada dipikiran untuk mengatai dua orang tadi.

HER LIFE (OTW TERBIT)Where stories live. Discover now