PART 19

97K 4.2K 39
                                    

Setelah beberapa hari dirawat inap, kini Gavin sudah berkeliaran di mansion. Ia tak punya kerjaan, Berlin memberikan Gavin cuti selama 2 minggu dari perusahaan.

Gavin duduk bersantai di ruang keluarga. Pagi ini Kara sedang tidak di rumah, Bevan sibuk sendiri di ruang kerja, dan teman-temannya juga pada lelet datang kemari.

Sejak pertemuannya dengan Charles dan Clara di rumah sakit, Gavin meminta teman-temannya untuk berhenti dulu mencari Vanya. Lalu hari ini, dia kembali mengumpulkan teman-temannya untuk melanjutkan pencarian.

"GAVIN GEMBLUNG! VIN!!" Teriak Marvel dari arah ruang tamu. Ya, panggilan Charles untuknya kala itu menjadi ejekan buat Gavin.

"WEH! HALO MBLUNG! APA KABAR BOS KUUU," Ucap Marvel lalu duduk di sebelah Gavin.

Acel menggeleng kepala melihat tingkah tak jelas dari Marvel. Dia mendudukkan diri di kursi singel dekat dengan Gavin. Farel pula, setelah menaruh satu kresek chiki langsung pergi entah kemana. Suka-suka dia lah, mansion Gavin sama dengan rumah mereka sendiri.

"Juna otw dari kantor. Kalo Alex gak tahu udah di Jakarta atau belum." Ucap Acel tiba-tiba.

"Belum, Alex masih di Amerika sampai bulan depan," Jawab Gavin, Acel mengangguk-anggukkan kepala.

"Jadi gimana? Mau cari kemana lagi?" Tanya Acel setelahnya.

"Gue bingung, lo punya saran gak Vel?" Tanya Gavin kepada Marvel.

Sambil membuka chiki, Marvel berpikir. Sok iya banget dia mikir.

•••••

Di depan ruang kerja Bevan, Farel langsung masuk begitu aja tanpa mengetuk pintu. Ia menempatkan diri, duduk di sofa yang memang tersedia di sana.

"Lama datengnya," Cibir Bevan sambil mengetikkan sesuatu di laptop.

"Ya maaf sih Kak. Kayak gak tahu aja jalan semacet apa," Balas Farel seadanya.

Bevan diam tak menanggapi lagi. Sempat ada jeda diantara mereka, sampai Farel yang bosan membuka hp dan memainkan sosial medianya.

"Rel," Panggil Bevan tiba-tiba.

"Hm?" Dehem Farel masih fokus dengan hp.

"Masih pada cari Vanya?"

"Gak tahu, masih kali. Dibawah kayaknya pada bahas tentang pencarian Vanya lagi."

"Gue sama Kak Kara udah temuin rumah Vanya dimana."

Spontan Farel meletakkan hp ke sembarang arah. Dia langsung menfokuskan diri kepada Bevan.

"Tapi Vanya lagi gak ada di rumah," Lanjut Farel memberitahu.

"Tahu, kemarin gue sama Kak Kara ketemu Tante Clara di rumah sakit. Dari situ, beliau cerita semua. Kak Kara yang tahu ambulan Vanya baru aja berangkat langsung telfon bodyguardnya buat ngikutin dari belakang." Cerita Bevan membuat Farel termenung.

"Anak itu beneran lahir?" Tanya Farel kepo.

Bevan mengangguk, lalu menghembuskan nafas berat, "Gue lebih gak nyangka, anak kecil yang gue tolong ternyata ponakan gue sendiri."

Farel mengerti. Ia pejamkan mata sejenak mendengar hal menyedihkan itu. "Semua baik-baik aja, kan, Kak?" Bevan menggeleng membuat Farel mengernyit.

"Namanya Elen, dia gadis cantik yang sangat manis. Namun fisiknya hanya sempurna kalau dilihat dari luar."

"Maksudnya?"

"Dia gagap kalo bicara," Tangan Farel mengepal.

Kalau ini parah sih si Gavin. Bisa-bisanya dia santai nyari Vanya-nya, padahal diluar sana Vanya kesusahan ngurus anak Gavin seorang diri.

HER LIFE (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang