Aku melihat terlalu ramai manusia
Yang merosakkan puisi-puisi.
Mereka membakar setiap helaian kertas,
Dengan neraka duka.
Mereka menjadikan darah luka
Sebagai pena.Ah sudahlah,
Mengapa puisi harus seperti taman tandus?
Kekeringan tanpa sebarang bunga.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..