Berselang-selang musim,
Puisiku telah selusuri.
Bertanyakan pada jatuhnya
Debunga di musim luruh,
Pada gugurnya air beku
Di musim salju,
Pada teriknya silauan
Di musim panas.
Engkau hanya menjawabnya
Dengan satu kebisuan
Yang tiada mula dan akhirnya.
Oh aku telah temui jawapannya,
Boleh jadi ini puisi terakhirku.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..