Wahai seluruh
Penulis puisi,Berhentilah
Memperdagangkan puisi,
Menulis hanya untuk kemahsyuran
Yang binasa.
Puisimu bukan lagi menyuluh
Jiwa-jiwa yang mati,
Bahkan hanya membenakkan
Hati-hati.Puisimu mungkin kelihatan
Seperti pohon bunga yang indah.
Namun ia berguguran,
Ditiup angin keserakahan nafsu
Yang lebih kencang dari badai taufan.Puisimu seperti kertas-kertas
Yang menjadi bakaran neraka.
Hanya memarakkan lagi apinya.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..