Engkau sendiri,
Kesunyian di taman ini,
Rerama pun hanya singgah lalu pergi.
Mereka melihatmu duri
Yang mencucuk,
Sehingga buta, terlupa
Kau adalah sekuntum mawar indah.Darah ini tidaklah sepekat
Indah merah kelopakmu,
Biar tertanggung seluruh duri,
Dicucuk, ditusuk.
Asalkan kau terus mekar digenggamanku.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..