Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )

Menyentuhmu Tanpa Disentuhmu

Aku cemburu pada hujan
Yang bisa membasahi, menyentuhmu.
Aku cemburu pada cadar tidurmu
Yang selalu menemani
Tidur nyenyakmu.

Biarlah
Aku menjadi angin,
Yang meskipun hakikatnya
Tidak dapat dipeluk ragamu,
Akan tapi terlebih dahulu
Aku telah menyentuh karsa rasamu.

Biarkan
Aku menjadi nafas,
Yang selalu disedut dan dihembus
Sepanjang hayatmu.
Meskipun tak kau lihat aku
Dalam dirimu.

Biar aku menjadi
Aroma kopi panas yang asyik
Kau hirup di setiap pagimu.
Biarpun tak dapat disentuh,
Aku menyelinap mewangi
Masuk ke dalam rongga hidungmu.

Ampunkan cintaku kepadamu,
Halalkan rinduku terhadapmu.