Silih berganti pagi,
Mentari terbit menerangi,
Namun hati-hati manusia
Masih tertinggal di malam hari,
Gelap gelita.Masih nyenyak dibuai mimpi
Yang tak bersudah,
Berselimutkan neraka sepi.
Sehingga api pun terbakar
Dek kerana dosa sendiri.Kata pujangga,
'Manusia yang terhina
Taubatnya termulia'.Sekali lagi,
Air mataku memadamkan
Bara puntung rokok ini.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..