Ribut rindu ini semakin kencang,
Menyentap di sudut hati.
Hujan yang teramat lebat,
Sehingga tak ternampakkan segalanya.
Titisan hujan yang mengaburi mata,
Melekat, tak ingin aku
Mengenyit mataku,
Membiarkan ia gugur jatuh.
Jangan payungkan aku,
Biar aku kebasahan,
Melayang diruntun badai rindu.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..