Direjam entah buat kali ke berapa,
Aku tidak sanggup lagi,
Aku berlari, dan terjun
Ke dalam gaung terdalam.Malaikat menyambutku,
Dengan seribu sayap,
Bawaku pulang
Ke dalam cahaya.Ego menjadi benteng,
Sombong yang menjadi dinding,
Maafkan aku, masih berdegil.
Kini aku tersungkur, menggigil.Ternyata cintamu menderaku,
Demi menanti sebuah pertemuan,
Di arasyi rindu.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..